Sumur:
1. Kompas[Jokowi Blak-blakan soal Kabinet Muda, Juga Menteri dari Profesional atau Parpol]

2. CNN Indonesia [Prabowo dan Sandi Kemungkinan Hadiri Pelantikan Jokowi-Ma'ruf]

3. Tribunnews [Tentukan Arah Politik Pasca Penetapan KPU, BPN: Prabowo Bersedia Bertemu Jokowi]

4. Liputan 6 [TKN Sebut Ada 2 Tawaran untuk Gerindra Jika Ingin Rekonsiliasi]

5. Warta Ekonomi [Ternyata Prabowo Suka Nasi Goreng Bu Mega, Tetapi...] 

Capres terpilih Joko Widodo mengambil sikap dengan tidak akan membedakan latar belakang profesional atau parpol dalam menyusun kabinet 2019-2024. Ia menilai kalangan profesional juga ada yang berasal dari parpol.

"Yang penting setiap kementerian diisi oleh orang-orang yang ahli di bidangnya. Mengerti masalah-masalah yang ada di dalamnya sehingga gampang mengeksekusi program, gampang menyelesaikan masalah-masalah yang ada," kata pria asal Solo ini saat wawancara pada tanggal 1 Juli 2019.

Melihat sikapnya itu, Jokowi tak menutup peluang untuk parpol oposisi yang hendak bergabung dalam pemerintahannya nanti. Ia terbuka untuk siapa pun yang ingin bekerja sama dengannya membangun negeri ini.

Mantan Gubernur DKI ini menambahkan bahwa kabinetnya nanti bisa saja diisi oleh kalangan anak muda yang profesional. Ia memandang bahwa era globalisasi saat ini memerlukan orang-orang yang dinamis, fleksibel, dan mampu mengikuti perubahan zaman.

Terbukanya peluang bagi oposisi dalam mengisi kabinet di pemerintahan semakin memperkuat sinyal bagi pihak Prabowo guna membangun bangsa Indonesia bersama Jokowi. Terlebih lagi, hubungan kedua pihak yang menjadi rival ini dinilai akan semakin membaik setelah adanya kemungkinan datangnya Prabowo-Sandi saat pelantikan Jokowi-Maruf Amin 20 Oktober nanti. Bahkan Cawapres 02 Sandiaga Uno mengaku akan sangat senang jika ia diundang ke acara pelantikan.

Apabila kita melihat hubungan yang membaik tersebut, harapannya tentu saja adalah rekonsiliasi atau pertemuan yang sepertinya tidak lama lagi akan terjadi. Menurut Jubir BPN Dahnil Anzar Simanjuntak, pertemuan antara Prabowo dan Capres terpilih Jokowi akan segera terwujud.

Pertemuan untuk rekonsiliasi itu tentunya bukan berarti Prabowo akan bergabung dalam pemerintahan. Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding menyatakan bahwa rekonsiliasi sangat dibutuhkan agar kita bisa bersatu dan kompak. Bersatu dan kompak sebagai satu ikatan bangsa Indonesia. Jika oposisi sepakat dalam melakukan rekonsiliasi, maka mereka akan mendapat dua tawaran. Tawaran itu bisa berupa posisi di pemerintahan, bisa pula posisi di parlemen. Artinya, oposisi bisa mendapatkan posisi, baik di MPR, DPR, maupun DPD. Sehingga oposisi tidak lantas bergabung, mereka bisa saja tetap jadi oposisi untuk menciptakan demokrasi yang cerdas lewat oposisi yang kuat.

Tapi, apabila Prabowo maupun Sandiaga sendiri yang menginginkan bergabung dengan pemerintah, itupun terserah dari mereka. Apabila bergabung dengan pemerintahan, posisi menteri bagi Sandiaga sangat tepat dengan keinginan Jokowi perihal menteri muda yang dinamis dan profesional. Sedangkan Prabowo akan mendapatkan posisi Wantimpres seperti yang pernah diutarakan Faldo Maldini. Dengan berada di posisi Wantimpres, Prabowo akan menjadi sosok yang suaranya harus diperhitungkan oleh Jokowi dalam mengambil kebijakan.

Terlebih lagi, bergabungnya Prabowo ke pemerintahan akan mendekatkannya kembali dengan Megawati yang juga Ketum PDIP. Telah kita ketahui bersama, Prabowo dan Megawati dulu pernah berada dalam satu payung kontestasi Pilpres 2009. Keeratan hubungan secara pribadi itu makin terlihat karena Prabowo paling suka menyantap nasi goreng yang dimasak langsung oleh Megawati.

Sehingga kedekatannya dengan Megawati serta pemikirannya yang akan berfungsi menjadi pertimbangan presiden dalam mengambil kebijakan akan  menciptakan pemerintahan yang solid dan saling membangun bukan?