IztaLorie
TS
IztaLorie
Bos Aneh dan Nyebelin
Kode Minta Dipuji

Hai, hai, apa kabar. Kali ini Lori bawa cerita baru lagi nih. Mohon maaf cerita horor pending dulu. Baru nggak mau berurusan dengan hantu dan kawan-kawan dulu ya. Mohon pengertiannya.

Semoga kaskuser nggak punya bos yang nyebelin seperti cerita di bawah ini.

Selamat membaca, jangan lupa subscribe dan share bila suka dengan cerita ini. Terima kasih


...


Sumber : pixabay.com


Isti membuka pintu, hawa dingin menyergap membuat bulu kuduk berdiri. Ruangan laboratorium memang selalu full AChingga membuat karyawan merasa seperti di dalam kulkas. Dia bergegas duduk di kursi plastik warna merah yang tersedia di tengah-tengah ruangan.

Terlihat Vela sedang mematut wajah dan merapikan rambut. Bos serius membaca buku laporan dan tidak memperhatikan anak buah yang mulai duduk diam di sekelilingnya.

"Bos, sudah ngantuk nih. Ayo cepat!" pinta Feny sambil menutup mulut. Sudah tiga kali menguap tapi bos masih belum juga memimpin ritual pergantian dinas.

Wito mengangkat kepala dan bertemu pandang dengan Isti. Bibir melengkungkan senyum membuat cewek yang duduk tepat di depannya menjadi salah tingkah.

"Wah, rambutnya Mbak Isti bagus ya," puji Wito.

Raut muka Isti berubah keruh. "Bos, muji atau nyindir nih? Rambut keriting megar kaya singa gini dibilang bagus! Bilang aja kalau nggak rapi, suruh kucir. Bentar lagi ya, Bos. Biar kering dulu, habis keramas nih."

Wito mengangguk-angguk. "Tapi itu rambutnya beneran bagus lho. Setiap hari berubah modelnya."

Perkataan itu makin membuat Isti cemberut. "Si Bos ini maksudnya apa sih? Ya, sudah ta rapikan saja."

Isti merogoh saku untuk mengeluarkan karet gelang dan mengikat rambut tanpa menyisirnya terlebih dahulu. Melakukannya dengan setengah hati karena tahu kalau rambut separuh kering akan tampak lebih lepek nantinya.

"Bos," rengek Feny.

"Ya, sudah. Mari kita berdoa." Wito menutup mata, mengatupkan kedua tangan lalu mulai memimpin doa.

Setelah mendengarkan serah terima dari Feny, mereka berdiri dan menuju posisi masing-masing.

"Mbak Vela matanya bagus ya. Berbinar-binar." Kali ini Vela yang tampak bingung karena mendengar pujian dari si Bos yang tidak sewajarnya.

"Mataku bagus? Nggak salah Bos? Is, si Bos habis minum obat apa sih? Kok gini amat?" tanya Vela pada Isti yang bersandar pada pintu masuk.

Isti menahan senyum sambil mengangkat bahu. "Entahlah."

Beberapa jam berlalu dengan cepat karena banyak pasien yang periksa laboratorium hari itu.

"Mbak, tau nggak..." tanya Wito tiba-tiba.

Isti terdiam, menyimak dan menunggu kelanjutan pertanyaan itu tapi si Bos tidak meneruskan malah berjalan melewatinya dengan wajah polos tanpa dosa menuju ke alat kimia.

Pandangan Isti mengikuti gerak-gerik si Bos tapi tidak ada tanda-tanda akan meneruskan pembicaraan.

Isti menghembuskan napas panjang. Kembali fokus pada pekerjaan menerima pasien yang mau periksa.

Cewek itu mengenakan masker dan juga sarung tangan sebelum membuka pintu untuk mengambil sampel.

Setelah menyelesaikan pengambilan darah, dia masuk ke laboratorium dan langsung melihat si Bos sudah duduk di depan meja administrasi.

"Mbak, tau nggak..."

"Nggak," jawab Isti dengan cepat dan keras hingga Wito terlonjak karena kaget.

"Galak banget sih, Mbak. Kan aku cuma mau tanya."

"Habisnya nanya nggak lengkap sih," semprot Isti.

"Mbak, tau nggak? Siapa yang punya mata paling indah?" Wito kembali bertanya, kali ini sudah lengkap.

"Nggak tau, emangnya siapa?" Suara Isti sudah kembali lembut, tidak keras seperti tadi.

Wito tersenyum lalu berjalan melewati Isti dan masuk ke dalam kantornya.

Isti hanya bisa menepuk dahi melihat kelakuan si Bos.

"Bos! Dicari Cinta." Vela berteriak sekuat tenaga dari ruang persiapan sampel yang terletak di belakang.

Senyum Wito semakin lebar membuat Isti curiga. Wito dan Cinta berbincang-bincang di pintu belakang. Beberapa saat kemudian terlihat pembicaraan sudah berakhir.

"Sudah dulu ya, Mbak Vela, Mbak Isti," pamit Cinta.

Apa yang dilakukan oleh Cinta berikutnya membuat Isti terkesiap. Cinta mencium tangan Wito sebelum pergi.

"Owh, punya pacar baru toh," sindir Isti sambil bersedekap.

"Sekarang aku tahu siapa pemilik mata yang paling indah, pasti si Cinta kan?" lanjut Isti, jari telunjuk diarahkan ke Wito.

"Kok tahu?" Senyum Wito tidak hilang-hilang.

Vela ikut menggoda Bos yang sedang kasmaran. "Cinta to? Cie, cie si Bos."

"Aku tahu juga siapa yang rambutnya bagus dan berubah-ubah modelnya. Pasti Cinta juga kan? Tadi pagi itu ceritanya mau ngode kalau sudah punya pacar yang cantik ya?" Isti mengibaskan rambut. Dia memang memiliki rambut keriting yang mirip dengan Cinta.

"Seharusnya bilang saja terus terang Bos. Jangan bikin kita jadi takut dengan pujian aneh-aneh itu," saran Vela.

Isti dan Vela kompak geleng-geleng kepala melihat Bos yang sedang berbunga-bunga. "Dasar si Bos," kata mereka bersamaan dengan kompak.


Diubah oleh IztaLorie 15-09-2019 07:04
alfidangerwanitatangguh93bukhorigan
bukhorigan dan 70 lainnya memberi reputasi
71
21.6K
301
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.