Ilustrasi: Suasana sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2019 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta.

Ada peristiwa tak biasa dalam sidang PHPU di MK saat di ujung malam (19/6/2019). Rahmadsyah Sitompul, saksi yang dihadirkan tim hukum pasangan Prabowo-Sandi, seperti kerepotan menjelaskan statusnya ketimbang memaparkan kesaksiannya.

Rahmadsyah adalah Ketua Sekretariat Bersama (Sekber) ‎Prabowo-Sandi Kabupaten Batubara, Sumatera Utara (Sumut). Ia dihadirkan sebagai saksi untuk memperkuat tudingan ketidaknetralan aparat.

Namun dalam kesaksiannya Rahmadsyah mengesankan kurang pede. Suaranya pelan, tidak bersemangat dan akhirnya dia mengaku tengah ketakutan.

Hakim konstitusi pun bertanya, apakah ada tekanan yang membuat ketakutan?

"Tidak ada. Ketakutannya karena (saat ini saya) sedang (jadi) terdakwa," jawab Rahmadsyah.

Rupanya saat ini Rahmadsyah berstatus hukum sebagai terdakwa dan tahanan kota Kabupaten Batubara, atas pelanggaran UU ITE. Kepergiannya ke Jakarta untuk menjadi saksi pun tanpa seizin jaksa setempat.

RINGKASAN

• Rahmadsyah, salah satu saksi yang dihadirkan tim hukum Prabowo-Sandi, ternyata berstatus terdakwa dan tahanan kota Kejaksaan Negeri Kabupaten Batubara, Sumatera Utara.
  
• Ia didakwa melanggar Pasal 27 ayat (3) UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik..
  
• Kepergiannya ke Jakarta untuk menjadi saksi dalam sidang PHPU di MK, juga tidak seizin kejaksaan setempat.
  
• "Saya berangkat ke Jakarta menemani orangtua saya yang sakit, ibu saya," kata Rahmadsyah.
  

Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...ksi-di-jakarta

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Anies tolak cabut pergub untuk reklamasi

- MRT fase 2 melaju di bawah tanah pada 2024

- Fatwa haram untuk gim PUBG dan sejenisnya