rulfhiAvatar border
TS
rulfhi
Citarasa Mudik dan Segala Perniknya


Citarasa Mudik dan Segala Perniknya  

Mudik merupakan satu momen akbar yang paling dinantikan bagi sebagian besar warga negara Indonesia. Terutama untuk mereka yang menjadi manusia rantau. Inilah waktu yang paling pas untuk balik ke kampung halaman bertemu dengan sanak saudara.   

Namun tak semua orang bisa merayakan mudik. Berbagai alasan mengemuka mulai dari adanya kewajiban pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan sampai alasan paling absurd tidak punya kampung halaman.

Saya harus akui tahun ini merupakan keberuntungan bagi saya karena bisa mencicipi rasa mudik. Bertahun-tahun lalu saya tidak pernah mudik karena saya bekerja di kota yang sama dengan orang tua saya. Itu artinya saya hanya mudik lokal, mudik yang bisa ditempuh hanya dengan satu hingga dua jam saja atau orang bilang mudik lokal.

Tahun ini sedikit berbeda lantaran saya memiliki seorang kawan yang sudah saya anggap sebagai keluarga dan dia kini tinggal di Yogyakarta bersama sanak saudaranya. Dia mempersilahkan saya untuk mengunjunginya di libur lebaran. Dimana saat itu juga masih terjadi arus mudik dari kota-kota besar di Jakarta atau Bandung menuju daerah Jawa Tengah maupun Jawa Timur.

Saya merasakan rasa mudik bersama kawan-kawan yang sudah saya anggap sebagai keluarga. Kami melakukan mudik dengan sepeda motor. Total ada enam motor yang akan menggilas aspal panas. Perjalanan kami ditempuh melalui jalur selatan pulau Jawa. Dari Bandung menuju Garut, Ciamis, Cilacap hingga nanti tiba di Yogyakarta.

Sepanjang melintasi jalur selatan pulau Jawa sepeda motor menarik perhatian saya. Saya tidak hentinya memperhatikan tingkah pola para pengendara sepeda motor. Mulai dari yang dikendarai keluarga dua anak, pasangan tua, hingga pasangan muda-mudi. Tak hanya itu, barang apa saja yang mereka bawa menarik perhatian saya seperti kardus-kardus besar khas pemudik tanah air.

Selain itu pelat nomor kendaraan menjadi hal yang menarik bagi saya. Saya pikir dengan memperhatikan pelat nomor tersebut saya setidaknya bisa mengetahui seberapa jauh jarak tempuh yang dilakukan si pengendara bermotor.

Belum lagi melihat bagaimana cara mereka melepas lelah seperti istirahat di rest area, warung-warung pinggir jalan hingga lesehan di area luas yang berada di pinggir jalan. Saya berpikir semua mereka lakukan untuk melepas rasa kangen dengan orang tersayang. Toh momen ini hanya terjadi di hari lebaran saja. 

Singkat cerita setelah menempuh lebih dari 12 jam saya beserta kawan akhirnya tiba di Yogyakarta. Lebih tepatnya di Bantul. Senyum kawan saya beserta keluarganya menyambut kami. Kami seketika itu juga merasakan kami tiba di rumah, meskipun kami tahu secara harfiah itu bukan rumah kami. Segala macam hidangan sudah tersedia di ruang depan. Saya dapat merasakan betul suasana hangat tersaji.

Saya pun akhirnya merasakan pengalaman menjadi seorang pemudik jarak jauh. Tentu pengalaman ini menjadi pengalaman yang berharga dan akan terus saya kenang. Terutama ketika saya kembali melewati jalur selatan pulau Jawa. Entah untuk mudik atau sekedar berlibur.  

Tulisan Pengalaman TS
Foto dokumentasi pribadi

  

 


0
226
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.