londo.046Avatar border
TS
londo.046
Selingkuh Saat Reuni..


Tergelitik juga melihat fenomena kekanakan dan terlambat nakal yang banyak terjadi belakangan ini. Ajang reuni, yang seharusnya diisi dengan suka cita, bergembira dengan kawan lama, justru menjadi penyebab terjadinya keretakan rumah tangga. Kalau sudah terjadi seperti itu, siapa yang salah? Siapa yang bodoh? Ya para pelakunya. Saya batasi untuk pasangan yang sudah punya suami/istri sah ya. Kalau masih pacaran, tidak perlu dibahas. Pacaran tidak ada dasar hukumnya.

Masak ketemu pacar waktu SMA bisa baper lalu berlanjut ke arah ngga bener? Padahal, jika sudah menikah, hidup bersama dengan istri sah, harusnya sudah tahu di mana cinta harus ditambatkan. Makanya, pelakunya saya sebut dengan orang bodoh, nakalnya sudah terlambat jauh. Mungkin dulu masa SMA nya terlalu lurus, hingga tidak sempat selingkuh. Jadi, begitu melihat si dia yang pernah ada di masa lalu, langsung ngiler, sikat tanpa peduli anak-istri(suami) di rumah..



Kalau sudah menikah dan punya pikiran dewasa, apalagi sudah punya anak. Yang namanya opsi selingkuh itu haram hukumnya. Ketemu sama yang lebih bening, apakah itu cinta di masa lalu, ya biasa saja. Toh, yang di rumah tidak kalah bening. Kalaupun secara fisik tidak bening, ingat apa yang sudah dilakukan kepada diri kita. Lihat bagaimana perjuangannya melahirkan (untuk laki-laki). Kalau seorang laki-laki pernah melihat proses melahirkan yang dilalui istrinya secara langsung, saya yakin jangankan selingkuh, berkata kasar saja tidak berani. Saya buktinya.

Bagi wanita kalau mau selingkuh saat reuni, coba lihat perjuangan laki-laki dalam usahanya untuk membahagiakan diri mu. Bagaimana dia harus pergi pagi, bahkan dini hari. Pulang larut, berikan semua penghasilannya untuk mu, selalu mencoba membuat mu tersenyum. Masak iya yang seperti itu kalah sama manusia dari antah berantah yang hanya punya modal cerita cinta masa lalu, kemudian kamu menerima nya. Yakin dia lebih baik dari laki-laki mu di rumah?



Apakah kita harus menghindari datang ke reuni, setelah mendapati fakta-fakta seperti itu? Tidak lah. Reuni itu netral, tidak ada yang salah dengan kegiatan bertemu dan berkumpul dengan teman lama. Justru reuni yang benar itu akan meningkatkan silarurahmi, membuka peluang kerja sama dalam bidang ekonomi. Atau yang beruntung, bisa saling berbesanan. Bener kan? Lha kalau anak kita jadian kemudia menikah sama anaknya mantan, di mana salahnya?

Reuni akan meningkatkan silaturahmi, dan terbuka peluangnya kerja sama dalam bidang ekonomi. Juga benar. Yang sudah berhasil, membantu yang masih belum berhasil. Yang jadi boss, ajak temannya yang masih menganggur untuk bekerja. Yang mantannya masih jomblo, dibantu untuk mendapat pasangan, dijodohkan sama adiknya kek, keponakannya kek, kan ujungnya mempererat silaturahmi.



Yang salah dari reuni itu, saat dari awal ikut, niatnya sudah melenceng, pikirannya sudah yang tidak-tidak. Misalnya merasa deg-degan mau ketemu mantan. Lha kenapa harus deg-degan, wong bukan siapa-siapa? Makanya, dari awal niat ikut reuni itu sebaiknya ditata yang baik. Niatkan silaturhmi, niatkan happy-happy dalam hal positif. Bukan happy-happy di tempat sepi dengan cinta di masa lalu, itu salah besar.

Well, benar kata orang bijak. "Menjadi tua itu pasti, namun menjadi dewasa adalah pilihan. Rasanya kalimat ini cocok untuk mereka yang memanfaatkan momen reuni untuk hal=hal yang tidak sesuai dengan aturan. Ya karena mereka menolak untuk menjadi dewasa, meskipun usianya sudah sangat tua. Semoga kita tidak termasuk golongan manusia seperti itu. Salam Damai.



Merdeka!


Sumber Gambar : sini, sini, sini, sini
gamaukurusAvatar border
k90abinAvatar border
adrieqbAvatar border
adrieqb dan 24 lainnya memberi reputasi
25
29.3K
154
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.