n4z1.v8Avatar border
TS
n4z1.v8
Video Putri Korban Kerusuhan 22 Mei Menangis di Makam Ayahnya Dapat Simpati


Video Putri Korban Kerusuhan 22 Mei Menangis di Makam Ayahnya Dapat Simpati

Suara.com - Video Putri Korban Kerusuhan 22 Mei Menangis di Makam Ayahnya Dapat Simpati.

Qireen, putri dari Farhan Syafero menangis saat berziarah ke makam ayahnya pada hari raya Idul Fitri 1440 Hijriah. Farhan ialah salah satu korban meninggal dunia dari kerusuhan 21 dan 22 Mei yang terjadi di kawasan Petamburan, Jakarta Barat.

Sambil mengenakan pakaian dan kerudung berwarna kuning, Qireen terlihat menempelkan kepalanya ke nisan sang Ayah. Tampak sejumlah anggota keluarga lainnya juga turut sedih melihat Qireen yang terpukul lantaran harus melewati hari Lebaran tanpa kehadiran sang Ayah.

Ketua Tanfidzi DPD FPI Kalimantan Selatan, Habib Mahdi memperlihatkan momen itu dari video yang diunggahnya ke dalam akun Twitter pribadinya @habibmahdiyahya pada Rabu (5/6/2019).

Unggahan Habib Mahdi tersebut disebar ulang oleh 1.878 pengguna Twitter dan disukai oleh 3.558 pengguna Twitter. Tak sedikit juga para pengguna Twitter yang mendoakan mendiang Farhan.

Sebelumnya diberitakan, Farhan menjadi salah satu korban tewas tertembak peluru yang menembus bagian dada hingga ke belakang saat kerusuhan aksi 22 Mei di depan Pasar Blok A, Tanah Abang, Rabu (22/5/2019) dini hari tadi. Farhan adalah warga Depok.

Berdasarkan identitas di kartu Surat Izin Mengemudi (SIM) yang ada, diketahui korban bernama Farhan (30) warga Kampung Rawa Kalong, Kelurahan Grogol, Kota Depok.

"Alamatnya di Grogol, Kota depok. RT 3/RW7, Kota depok. Kita sudah hubungi keluarganya, mungkin sedang dibawa ke mari keluarganya," ujar Direktur Rumah Sakit Budi Kemuliaan, dr. Fahrul W Arbi di RS Budi Kemuliaan, Jakarta Pusar, Rabu (22/5/2019).

Fahrul mengatakan, sebelum tewas, Farhan sempat dilarikan ke RS Budi Kemuliaan. Namun korban tidak bisa tertolong dan menghembuskan napas terakhir di rumah sakit, tentu video putri korban kerusuhan 22 Mei menangis di makam ayahnya membuat banyak orang terenyuh.
sumber

=============

Menangislah adik kecil.
Menangislah selagi kamu mampu untuk menangis.
Menangis sampai kamu lelah, selelah kami muak dengan mereka yang mudah menjual ayat-ayat suci, menjual keimanan dengan pundi-pundi uang dan iming-iming jabatan. Selelah kami marah dengan mereka yang memprovokasi orang lain untuk melakukan kebodohan dijalanan, tanpa paham apa yang terjadi sebenarnya.

Jangan kira kami senang dengan tangisanmu, adik kecil.
Kami juga bersedih.
Bersedih atas apa yang terjadi dengan kebodohan massal yang terjadi belakangan ini. Ketika nurani tak lagi ada dihati mereka, yang mencari pahala dengan dosa. Ketika para pecundang bersembunyi dibelakang layar, memainkan jarinya untuk menyusun kata, membakar emosi mereka yang berhati sempit dan berotak kecil. Semoga ayahmu tak termasuk dalam golongan ini.

Menangislah sepuasmu, adik kecil.
Tapi, tangisilah juga mereka para Habib yang membela kelompok atas nama kebencian. Membela kelompok yang suka mengobral agama dibawah ketiak mereka. Membela kemunkaran atas nama Amar Ma'ruf.

Tapi, percayakah kamu adik kecil?
Tangisanmu akan terlupa begitu saja.
Sebab di Indonesia, harga sebuah nyawa demikian murah. Mungkin disana ada yang membingkai tangisanmu dengan narasi kepedihan. Tapi dibaliknya tersirat seringai nafsu kekuasaan.

Suatu ketika, dalam sebuah malam, ada beberapa nyawa yang hilang. Ada yang menangis juga karena kehilangan ayahnya. Tapi, sampai detik ini, bedebah pencabut nyawa itu tetap bisa tertawa. Dan ayahnya, adalah orang yang bersenyawa dengan kebuasan kelompok gila kekuasaan itu.

Suatu ketika, disiang hari, ada seorang Jaksa Agung yang meregang nyawa. Membuat sebuah keluarga berduka. Dan sang pencabut nyawa itu juga bersinergi dengan mereka yang haus kekuasaan. Mereka yang mungkin dibela ayahmu, tanpa tahu apa-apa.

Suatu hari, seorang pengecut berteriak-teriak menjual ayat, mengobral jihad. Dari gurun pasir sana, mengumandangkan takbir mengobarkan amarah, seolah Islam penuh dengan wajah menyeramkan. Sudahkah engkau bertanya kepadanya adik kecil? Mengapa dia hanya berani diluar sana? Apa yang dia perbuat setelah ayahmu tiada? Menukar nyawa? Atau hanya tertawa?

Menangislah adik kecil.
Menangislah karena engkau memang harus menangis.
Menangisi mereka yang menjadikan ayahmu tumbal ego segelintir orang.
Menangisi mereka yang hanya bisa memviralkan kisahmu tanpa berani menjadi dirimu.
Menangisi mereka yang tetap sibuk kasak-kusuk tanpa merasa kalah.
Menangisi mereka yang masih saja menjual fitnah di sosial media, membungkus agama dengan kedengkian, memelintir berita dengan dalih membela agama, menghina sesama karena berbeda pilihan, menista keragaman dengan alasan paling berjasa.

Nanti, setelah engkau puas menangis berurai air mata....
Yakinlah, semua akan cepat terlupa.
Kematian ayahmu hanya pelengkap berita.
Kesedihanmu hanya jadi penggalan cerita.
Dan mereka....
Yang menjadi dalang sebuah sandiwara.
Akan tetap tertawa.
Duduk bersama tanpa dosa.
Berhitung tentang gaji yang akan mereka terima.
Diatas kebodohan mereka, orang-orang yang dibakar amarahnya di jalan raya.
Diatas kedunguan mereka, orang-orang yang salah jalan karena hanya mengerti kulitnya saja tentang agama.
Dan kamu.....
Tetap tak akan bisa meminta Allah untuk mengembalikan ayahmu agar bisa bersama.

Adik kecil.
Aku ikut menangis saat menulis semua ini.
Karena aku juga punya anak wanita.
Jadi aku ikut merasakan anakku menjadi dirimu.
Dan aku hanya bisa mengirim Al-Fatehah buat ayahmu.
Semoga amal ibadahnya diterima disisi Allah...

Kuatkan hatimu..
Sebab jalanmu masih panjang....


Diubah oleh n4z1.v8 06-06-2019 16:59
holywater21Avatar border
qzompxAvatar border
pandawa5arjunaAvatar border
pandawa5arjuna dan 78 lainnya memberi reputasi
77
9K
149
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.