***
‘Gagah itu, ketika Anda mengemudi dengan mematuhi peraturan lalu lintas, dan memenuhi persyaratan berkendara.”
***
Sebagai ujung tombak keamanan dan ketertiban masyarakat, harusnya polisi, institusi dan atributnya dijunjung tinggi. Bukan sebaliknya dicemarkan seperti menjadi polisi gadungan, atau memakai nama institusi dan atribut polisi untuk melakukan kegiatan yang tidak terpuji.

Seperti yang terjadi di di Cisarua, Bogor, Sabtu awal Juni 2019 kemarin, adalah contoh perbuatan yang menjadikan ‘nama besar’ Polisi hanya untuk gagah-gagahan belaka.

Sebuah mobil Fortuner Hitam dengan nopol 3553-07 (milik institusi polisi) terlihat melaju ugal-ugalan, dengan mengawal tiga buah mobil di belakangnya.

Seperti sebuah konvoi atau patwal, mobil itu dilengkapi dengan lampu strobo rotator, melaju kencang menuju Puncak Bogor.

Hanya saja ada yang aneh dengan mobil itu. Sebagai aparat kok tidak memberikan teladan dalam berkendara, karena tidak mematuhi aturan dan rambu-rambu lalu lintas, serta terlihat ugal-ugalan.

Karena itu, masyarakat yang melihat ulah arogan itu melaporkannya kepada petugas Polres Bogor, agar pengemudinya ditindak tegas, terlepas apakah ia memang seorang aparat atau cuma warga biasa.

Kakorlantas pun segera memerintahkan anak buahnya untuk mengadakan razia. Dan ketika mobil itu mau diberhentikan oleh petugas, eh ternyata ia malah ngacir tancap gas bak koboi jalanan.

Instink polisi yang menduga pasti ada yang tidak beres dengan pengemudi dan mobil itu segera mengejarnya, sehingga berhasil menghentikannya.



“Tolong buka kaca jendela, dan perlihatkan surat menyurat kendaraan Anda!” begitulah kira-kira redaksi ramah polisi saat memeriksa mobil tersebut.

Pengemudi itu pun membuka jendela dan memperlihatkan SIM dan STNK-nya. Mengagetkan, ternyata pemilik mobil yang tertera pada STNK itu adalah ‘Markas Besar Kepolisian Staf Logistik’, namun pengemudinya ternyata masih berstatus pelajar.

Sedangkan SIM atas nama Kevin Kosasih, kelahiran tahun 1995, asal Bogor, pekerjaan Pelajar. Umur sudah hampir 24 tahun kok masih jadi pelajar sih, Mas Kevin? 'Awet Pelajar', ya?

Yang bikin heboh lagi, di samping pengemudi itu duduk seorang gadis cantik dengan tenangnya, seolah yakin mereka takkan ditilang, mana ada Polisi yang berani menilang mobil pejabat?

Usut punya usut, eh ternyata STNK dan Plat Nopol itu ternyata ‘asfal alias falsu’. Sejatinya kendaraan itu adalah mobil pribadi plat hitam biasa.

“Ngapain kamu pake identitas polisi?” Barangkali begini nih redaksi investigasi polisi yang agak emosi.

“Maaf, Pak! Cuma buat gagah-gagahan doang!” jawab remaja itu dengan muka memelas sambil termewek-mewek.

“Ya udah, nanti aja nangisnya di Kantor Polisi. Sekarang mobil ini harus ditilang karena pelanggaran aturan lalu lintas, dan pengemudinya ditahan karena tindak pidana pemalsuan,” begitulah vonis akhir yang diberikan polisi terhadap mobil dan pengendara yang memakai identitas polisi tersebut.
***
Mau gagah-gagahan kok harus pakai identitias polisi sih?

Harusnya gagah itu dengan mematuhi semua aturan dan rambu lalu lintas serta memenuhi persyaratan berkendara.

Dengan demikian, tak ada seorang polisi pun yang berani menilang apalagi menahan, sebab Anda telah diproteksi dengan kekebalan hukum oleh Undang-undang. Gitu bro!
***
Btw, remaja secara psikologis jiwanya masih instabil, suka pamer, gagah2an, tanpa berpikir panjang tentang akibatnya.

Karena itu, bimbingan dan perhatian orangtua harus ekstra diberikan kepada remaja.

Masa peralihan kepada dewasa adalah masa yang rawan dalam perkembangan ego sang anak. Maka tak heran, kebanyakan pecandu narkoba dan berbagai kenakalan berawal dari masa remaja.(*) Ref

Update: Dokumen mobil itu ternyata asli. Ref

Bingung saya jadinya, mana yang betul.