Apa yang anda pikirkan ketika melihat gambar di atas? Tepikan dulu penilaian buruk anda kepada Polisi, coba bayangkan anda ada di posisi dia. Bulan Ramadhan, yang seharusnya adalah bulan yang sangat tenang. Bulan yang penuh dengan keberkahan, bulan untuk mendekatkan diri dengan sanak keluarga, seketika menjadi neraka! Dari pagi sampai pagi lagi bertugas mengawasi hal yang tidak terlalu penting hakekatnya!

Untuk apa sih demo hari ini? Membela si gembrot tak tahu malu yang kalah pemilu? Siapa sih si gembrot itu? Nabi? Wali? Sampai dibela mati-matian dengan nyawa sebagai taruhannya. Saya kadang tidak habis pikir dan tidak paham dengan pola pikir mereka-mereka yang turun ke jalan hari-hari ini. Ngakunya punya iman, ngakunya punya Tuhan, tapi taat terhadap kesepakatan yang sudah ada saja tidak mau! Percaya dengan ketetepan Tuhan saja tidak bisa!



Jika ada yang bertanya, kenapa saya bawa-bawa si gembrot tak tahu malu? Karena tidak ada satu pun pernyataannya yang bikin adem suasana. Dia hanya bilang, demo yang tertib. Saya bertanya, memang apa yang bisa dihasilkan dari demo setelah KPU menetapkan hasil pemilu 2019 kemarin? Tidak ada! Yang bisa mengubah hasil pemilu, hanya MK jika si gembrot dan anak buahnya bisa membuktikan kecurangan yang selama ini mereka koarkan. Bohong besar kalau si gembrot tidak tahu hal itu! Makanya, orang ini patut diduga sengaja menciptakan situasi seperti ini!

Kalau si gembrot ini negarawan, patriot paripurna, tentu dia akan menyerukan orang-orang yang turun ke jalan dan rawan ditunggangi itu untuk pulang ke rumah. Dia minta semua menghormati aturan dan menunggu sidang MK. Tapi, apakah si gembrot melakukan itu? Tidak! Tapi melihat latar belakangnya yang seorang pecatan tentara, saya paham. Namanya juga pecatan, pasti ada kelakuan buruk, dan hari ini nyata dipertontonkan!



Lihat! Video call sama anak di tengah pengamanan demo semalam! Siapa bisa menjamin polisi yang ada di foto dapat bertemu kembali dengan anaknya? Melihat begitu brutal dan ganasnya para pendemo. Buntelan gembrot kalau lihat foto seperti ini, saya rasa tidak akan tersentuh. Karena di otaknya hanya ada kuasa, kuasa dan kuasa. Entah untuk apa kuasa itu. Kalau dia tersentuh, tentu pagi ini dia sudah ambil sikap. Tapi apa?

Last, untuk Pak Polisi dan Pak Tentara. Andalah mujahid sejati. Anda lah pelaku jihad yang sebenar-benarnya. Anda lah yang menjaga keamanan kita semua agar bisa tidur nyeyak, makan enak, dan bercanda dengan anak. Betul itu tugas anda, tapi andai tidak ada kejadian seperti ini, waktu anda untuk ber-video call tentu akan lebih lama, tanpa was-was kena petasan di kepala.

Semoga Allah SWT memberi kekuatan dan kesabaran menghadapi orang-orang yang sedang tersesat atau sengaja menyesatkan diri. Sehat terus Pak Polisi dan Pak TNI, salam damai.



Merdeka!


Sumber Gambar : sini, sini, sini