Film 'Pokemon Detective Pikachu' sudah tayang di bioskop Indonesia sejak 8 Mei 2019 kemarin. Ada yang sudah nonton?

Sebagai penikmat anime Pokemon di generasi pertama dulu, gue puas sih nonton film ini. Ceritanya ringan karena memang ditujukan supaya bisa ditonton oleh anak-anak juga. Tapi di samping itu, banyak karakter-karakter Pokemon di generasi pertama yang sudah familiar muncul dalam visualisasi yang berbeda. Dalam versi yang lebih nyata. Kamu mungkin sudah lihat beberapa di antaranya dalam trailer seperti baikle, Bulbasour, Psyduck, Jigglypuff, dan Mr. Mime. Di dalam filmnya ada lebih banyak lagi lho! Termasuk Charmender dan Eve. Di antara semuanya, memang yang paling mencolok adalah si pemeran utama: Pikachu.

Karena ini Pokemon, anime yang sudah dicintai oleh banyak orang di seluruh dunia selama lebih dari dua dekade, pasti orang-orang punya ekspektasi berlebih tidak hanya terhadap ceritanya. Tetapi juga terhadap visualiasi karakter-karakter yang sudah dikenal banyak orang tersebut. Buat gue pribadi, nggak ada sosok Pokemon dalam film ini yang jadi terlalu aneh setelah dibuat versi live action-nya. Semua terlihat seperti apa yang ditampilkan di anime. Yang paling ramai dibicarakan sih sebenarnya penampilan live action Pikachu yang bodinya nggak semulus anime.



Yes. Di 'Detective Pikachu', si tikus listrik berwarna kuning ini dibuat berbulu. Berbeda dengan di anime yang kayaknya nggak terlihat seperti makhluk berbulu. Kadang-kadang malah bodi Pikachu di anime kelihatan mengilap. Lalu, kenapa di film yang disutradarai oleh Rob Letterman ini Pikachu-nya dibuat berbulu?

Erik Nordby adalah orang yang paling tepat untuk menjawab pertanyaan ini. Dia menjabat sebagai visual effects supervisor untuk 'Pokemon Detective Pikachu'. Dikutip dari artikel yang ditulis TIME.com, Norby menjawab dengan tegas.



Permasalahan yang sebenarnya dihadapi oleh tim visual effects 'Pokemon Detective Pikachu' bukan hanya membuat Pikachu jadi tikus listrik berwarna kuning yang berbulu. Tapi bagaimana mereka menghidupkan karakter-karakter Pokemon yang sudah eksis selama 24 tahun, luar biasa populer tak hanya di Jepang tapi di seluruh dunia, ke dalam versi live action pertama. Memang, menghidupkan binatang ke dalam versi live action seperti yang dilakukan dalam film 'The Jungle Book' sudah cukup memuaskan mata. Tetapi di 'Pokemon Detective Pikachu' ini beda kasus. Ini bukan soal menghidupkan binatang ke versi live action. Tapi bagaimana mengubah karakter fiksi yang sudah sangat disukai itu dari gambar versi aslinya ke versi yang benar-benar berbeda, tapi tetap punya ciri khas "kawaii"-nya Pokemon.



Untuk mencapai titik itu, tim produksi 'Pokemon Detective Pikachu' mencari dari ribuan digital artist buat film ini. Dalam tiga tahun terakhir mereka bekerja keras untuk menghidupkan karakter Pokemon tersebut. Dalam tiga tahun terakhir juga mereka melewati fase trial and error berkali-kali sampai akhirnya sempurna. Dan setelah jadi, hasilnya beneran deh, nggak mengecewakan kok! Pikachu justru terlihat lebih menggemaskan ketika tampil berbulu. Jadi makin squishy dan beneran makin kawaii!

FYI nih GanSis, Pikachu dalam 'Pokemon Detective Pikachu' nggak cuma dibuat model tiga dimensinya. Tetapi karena diceritakan Pikachu bisa berbicara bahasa manusia, jadi untuk pergerakan wajahnya ketika berbicara wajah Ryan Reynolds direkam oleh kamera khusus saat proses pengisian suara.

Kembali ke judul artikel ini, menurut kamu mending Pikachu tampil berbulu atau tidak berbulu? Hihihi...