tansahatiAvatar border
TS
tansahati
[Sesi Curhat] Baiknya Nikah Sama Pacar 6 tahun Lebih atau Sahabat Sendiri?
Foto by Unsplash

“Nanti kalau dia makin gak jelas, kita aja ya?”

Ajakan itu aku terima sesaat setelah kami berdua secara tidak sengaja bicara soal pernikahan. Rasanya campur aduk. Lebih ke takut menyakiti salah satu pihak yang sedang kami bicarakan, pacarku yang udah 6 tahun jalan bersama dan beriring.

Sebenarnya itu enggak akan jadi persoalan rumit kalau yang mengajukan ajakan buat nikah adalah orang asing atau pria yang gak kukenal dengan baik. Masalah terberatnya, dia adalah sahabatku yang paling setia, yang beneran ada dan nemenin aku selama 5 tahun belakangan, mulai dari saat riset, KKN, sampai di masa-masa suram pas putus sama pacar dulu. Cowok ini adalah cowok yang paling telaten dan mau belajar. Dia bukan orang kaya, tapi semua usahanya itu lho yang kadang bikin aku sebagai cewek merasa kagum. Salah satu sisi terbaik yang benar-benar membuatku enggak berhenti sayang sama dia sebagai sahabat adalah kedewasaan dan sisi apresiatifnya. Dia emang sering banget memperhatikan dan memberiku saran atau pujian saat aku menang lomba atau kompetisi X. Dan bisa dipastikan, dia juga yang ada di detik-detik terperih saat aku kalah.

Pacarku? Jangan ditanya. Selain karena dia tipikal cowok yang enggak peka dan enggak mau peduli keberadaanku, dia juga orang yang pemalas. Sebenarnya makin ke sini, aku makin berpikir, apa ya yang bikin aku ngebucinin dia. Kami jalan enam tahun, rencananya mau menikah, tapi enggak tahu kapan. Setiap kali kutanya gimana progress ke depan, dia selalu mangkir dan kayak bodo amat gitu. Dia emang tipikal orang santai sih. Tapi santainya kebangetan.

Kupikir tahun ini dia beneran serius mau lulus, tinggal skripsian aja. Naasnya, dia malah masih harus ngulang kesalahannya yang sama di isu skripsi dan perkuliahan. Ditambah, dia lagi ada masalah sama keluarganya dan dirinya sendiri. Aku gak ngerti apakah semua lelaki pasti sedepresi itu setiap masuk ke usia 23 tahunan ke atas. Tapi menurutku, dia udah di tahap yang parah sih. Dia tahu ada masalah dalam dirinya, terutama kondisi psikisnya yang labil banget, tapi blas gak ada motivasi buat ke psikolog atau psikiater. Dia sering nangis tiap kali melakukan kesalahan, tapi dia enggak bisa minta maaf atau setidaknya enggak ngulang kesalahan yang sama. Aku sebagai cewek pun bingung harus gimana. Selama ini sih memang aku selalu memberi dia motivasi terbaik buatnya, selalu ada buat dia, stay terussss meskipun malam-malam di jam istirahat setiap kali dia merasa butuh pendengar dan kadangkala nyuplai kebutuhan dia apapun itu.

Sekarang kondisinya adalah aku udah kerja dan rencananya akan lanjut studi di magister. Kupikir, prioritasku tentu akan berubah. Aku mulai mikir soal masa depanku, masa depan keluargaku di rumah dan gimana caraku membangun masa depan bareng orang yang tepat. Sejujurnya kalau mau mikir serius, harusnya aku lah yang stres. Tanggung jawab nyekolahin adik-adikku yang banyak itu bukan perkara mudah. Jam hidup dalam sehari cuma 24 jam ya, tapi gimana cobak ngebaginya sama urusan hati, keluarga, studi, riset, dan kerjaan? Bahkan, selama setahun belakangan, jam tidurku cuma maksimal 4 jam sehari. Emang sih selama ini aku enggak ada keluhan penyakit apapun akibat susah tidur, tapi siapa yang tahu ke depannya heiii. Dan di saat-saat kritis kayak gitu, pacarku malah berulah. Dia enggak memahami kondisi dan cenderung merasa aku sangat egois setiap kali mulai mengajak dia mikir serius, SETIDAKNYA buat masa depannya sendiri biar tertata.

Setan-setan di hatiku pun mulai berbisik saat sahabatku beneran menunjukkan taringnya di jagad perasaan. Dulu, pas aku dan pacarku putus, aku sebenarnya sempet deket sama sahabatku dalam rangka sama-sama suka dan cinta ya. Tapi karena perbedaan agama dan budaya, rasanya susah gitu buat jadian. Enggak tahu dengan sekarang ya, karena pikiran kami kayaknya mulai terbuka buat nerima perbedaan dan udah bodo amat lah sama omongan keluarga besar. Cuman ya aku belum mikir buat mengiyakan ajakannya buat melangkah ke jenjang lebih serius karena HEYYY AKU TIDAK TAHU ITU AJAKAN SERIUS ATAU KAGAK. WKWKW.

Yang jelas, pernah suatu ketika aku nanya ke dia, Ini pas aku belum rujuk sama pacarku yang sekarang. Saat itu, hubunganku sama sahabatku ini embuh lah namanya apa, intinya dia gak pernah absen buat selalu ada di sampingku. Bahkan, pas lagi random pengen main ke candi subuh-subuh.

“Cintrong, kalau suatu saat nanti aku ternyata gak laku-laku, pas udah lulus s2 gitu, kira-kira aku beneran nikah sama siapa ya? Pasti gak ada cowok yang mau. Wkwkw. Tapi gak mau ah dijodohin sama ibuku. Pasti cowoknya gak nyambungan dan kepaksa nerima aku.”

Dia dengan sikap tenangnya ngejawab dong,

“Aku masih mau kok. Aku malah suka sama cewek yang pinter dan berjuang kayak kamu.”

Yah u know lah ya ampun itu bapernya macem apa, Bhambankk!!!

Dan kondisi hari ini adalah kondisi yang gak jauh beda dengan KONDISI SAAT ITU. Cuma bedanya, dia sekarang udah jelas pekerjaannya, masa depannya beneran tertata dan pikirannya udah jauuuuhh dewasa. Dia itu sebayaan sama pacar, tapi kenapa gitu enggak bisa seragam pemikirannya. Bisa ekstrem perbedaannya. Maka dari itu, kegalauan ini semakin membunuhkuu.

Sekarang, aku malah enggak bersemangat nerima chat dari pacarku, juga ogah-ogahan ketemu dia, karena pasti bawaannya masih bete dengan ketidakjelasannya. Padahal kemarin-kemarin masih menggebu-gebu. Pokoknya sejak dia bilang enggak ada semangat buat ngelanjutin hidup, aku rasanya pengen menghindar. Tapi jujur, masih ada ketakutan buat ninggalin dan dapat karma. Aku sih gak selingkuh ya sama sahabatku, karena kami pun gak ada pembicaraan lanjutan soal kimpoi lari dari pacarku yang udah bertahun-tahun kurawat ini. Pun aku gak tahu sebenarnya sahabatku itu beneran seyenggg sama aku atau tidak, atau CUMA BERCANDA AJA KEMARIN-KEMARIN. Aku sebenarnya juga takut GR mengingat doi juga tidak kunjung cari pacar dan aja ada alasan buat gagal PDKT sama cewek lain yang seiman.

Yang jelas, aku membutuhkan saran dari pembaca sekalian, baiknya aku harus bagaimana? Memilih pacarku yang tidak jelas mau ngapain dan ngasih waktu dia untuk berubah lebih baik ATAU sama sahabatku aja yang sebenernya gak bisa ditebak ini serius apa kagak. Mohon sarannya yaa dan jangan bullyaku. Saran berdasarkan pengalaman akan sangatttt diapresiasi. Komentar positifnya ditunggu ya, Gan!!!
Diubah oleh tansahati 30-04-2019 01:20
0
1.5K
36
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to Heart
icon
21.6KThread26.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.