wowonwaeAvatar border
TS
wowonwae
Cinta Tak Bisa Disalahkan (Cerpen - Based on True Story)


Part 1

PROLOG

Aku takmenyangka jika ternyata Restu menikahinya. Setengah terkejut aku sewaktu mendengar kabar itu dari kawan baikku, setelah hampir 3 tahun tak pernah berjumpa. Apa boleh dikata, cinta tak bisa disalahkan. Hanya saja baru aku sadar tentang arti pertanyaan-pertanyaan Restu yang terakhir dilontarkan, betapa bodohnya aku waktu itu. Tapi memang aku tidak merasa ada yang berubah dalam tiap sikap, senyum ataupun tawanya sebulan sebelum kami berpisah. Semua tampak baik-baik saja. Ibarat petinju di atas ring, aku dipukul k.o. bukan oleh lawanku melainkan oleh rings girl!

Quote:

Selamat membaca :monggo




PINDAH KOST

Kisahku ini berawal sejak aku meninggalkan kost lama yang jaraknya terlalu jauh dari kampus. Setelah 4 semester kuliah, kawan baru pun semakin banyak. Salah seorang kawan waktu itu kasih kabar kalau di rumah tempat dia nge-kost ada kamar kosong karena penghuninya sudah selesai wisuda dan memutuskan pulang kampung. Tanpa pikir panjang, sore itu aku langsung menemui ibu kostnya sepulang kuliah dan memberi DP agar tidak disewakan ke orang lain sampai aku ada waktu untuk pindahan. Rumah kost kawanku ini banyak yang ngincer soalnya, sebab jaraknya yang dekat dengan kampus, strategis dan terletak di gang yang tergolong tenang.

Di semester ke lima ini jadwal ke kampus padat banget, cuman Minggu satu-satunya hari yang bersahabat. Maka kuputuskanlah hari itu untuk memboyong barang-barangku dari kost lama ke kost an yang baru, empat hari setelah ibu kostnya kutemui. Tak sampai 2 jam semua barang sudah terangkut, berkat bantuan junior yang masih semi diplonco di awal semesternya. Semasa itu begitulah tradisi yang berlaku di kampusku, mahasiswa baru dibuat bergantung pada seniornya sampai inaugurasi di akhir semester. Jadinya mereka mudah nurut jika dikasih tugas seniornya, apalagi aku waktu itu termasuk asisten dosen.

"Gimana man? Udah beres semuanya?", tanyaku yang datang belakangan. Aku meski berpamitan dulu baik-baik sama ibu kos dan 2 temen kos yang pagi itu telat bangun nggak ikut CFD. Dulu sih belum populer Car Free Day namanya, kami biasa menyebut "ngandong", soalnya kendaraan antik berbentuk gerobak roda 2 yang ditarik kuda (Andong) itu dijadikan ikon wisata tiap minggu pagi. Jadi mereka yang pada lari pagi di simpang lima ya berbagi jalan sama andong dan sepeda, khusus di hari minggu dari jam 5 sampai jam 10 pagi. Nah, cewek-cewek biasanya sampai lokasi pada males lari dan pilih naik andong keliling kota, jadilah istilah "ngandong" itu populer sebelum CFD.

"Beres bang! Semua sudah dibersihin, barang-barang sudah semua dimasukin kamar", jawabnya bak sersan lapor ke kolonel.

Ilman namanya, mahasiswa baru yang badannya paling kekar seangkatan. Bokapnya pedagang sayur yang lumayan sukses, punya 2 truk dan 1 pick-up. Nah, pick-up itulah yang dia pakai buat nganterin barang-barangku, makanya cepet kelar kerjaan.

"Oke, makasih ya Man udah ngrepotin", kataku dengan senyum puas.

"Iya bang, nggak papa. Saya malah seneng bisa bantu Abang. Kebetulan pick-up bokap lagi nganggur pagi ini", jawab Ilman dengan sangat sopan.

"Minum-minum dulu yuk di warung!", ajakku. "Kamu udah sarapan belum?", susul tanyaku.

"Eh, makasih bang. Enggak...eh...sudah, sudah sarapan tadi", jawabnya masih agak canggung.

"E..., ini sudah semua bang?" tanyanya kemudian.

"Uwis (sudah) Man. Yo mung kuwi (hanya itu) barang-barangku", jawabku.

"Kalau gitu, saya terus pamit aja Bang. Si adik minta dijemput tadi ikutan ngandongdi simpang", alibinya. Anak ini memang kata kawan-kawan seangkatannya agak songong untuk urusan njajan, prinsipnya pantang ditraktir.

"Begitu ya? Okelah Man, besok-besok kalau ada kesulitan main-main aja ke sini", kataku.

Ilman hanya mengangguk sambil tersenyum, dijabatnya tanganku sebelum membalikkan badan dan melangkah menuju pick-up yang diparkirnya di ujung gang. Aku mengiringnya hanya sampai pintu pagar kost, melihatnya hingga menaiki pick-up dari kejauhan. Begitu mau berbalik ke kamar kos, terdengar teriakan melengking memanggilku dari arah rumah seberang jalan gang.

"Aaiiik...!" bunyi itu menyebut nama panggilanku, tak asing rasanya.



Lanjutan : :monggo
part 2
part 3
part4
part5
part6
part7
part8
part9
part10
Interlog
Part11
Part12
Part13
Part14
Part15
Part16
Part17
Part18
Part19
Part20
Part21
Part22
Part23
Part24
Part25
Selembar Testimoni
Part26
Part27
Part28
Part29 Update !
Part30 Update !
Epilog (The End)
Diubah oleh wowonwae 09-05-2019 08:36
capt.dragunovAvatar border
rahma.syndromeAvatar border
sunshii32Avatar border
sunshii32 dan 9 lainnya memberi reputasi
8
6.4K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.