Senin itu gue putuskan untuk menjemput riska ke sekolah dengan motor gue (dan ini menjadi kebiasaan baru gue sewaktu menjadi pacarnya riska). Waktu itu gue gak ngabarin riska kalau gue mau anterin dia, dan emang gue niatin itu

. Gue tunggulah dia di tempat dia biasa nunggu angkot.
Gak lama kemudian riska datang dengan memakai jaket gue, dan dia kaget ngeliat gue ada di situ.
Riska

: "
kok gak ngabarin mau jemput? " mendekat ke gue.
Gue

: "
sengaja, masa udah jadi pacar gak aku jemput
"
gue ambilin helm cadangan yang sedari tadi ada di jok motor gue. Dan gue pakein itu helm ke kepalanya.
Riska

: "
emang kita pacaran? "
Gue

: "
oh gitu, yaudah aku berangkat sendiri "
Riska

: "
eh eh becanda, gitu aja marah 
" sedekap dan menggembungkan pipinya (sumpah waktu itu mukanya lucu banget

).
Gue

: "
gak marah kok, udah yuk berangkat, udah jam setengah tujuh nih 
"
Riska masih cemberut.
Gue

: "
tuh kan kamu malah yang ngambek, udah jangan cemberut " gue cubit kedua pipinya dan menggoyangkan nya.
Gue

: "
senyum dong, pagi pagi udah cemberut aja"
Kemudian kita berangkat tapi riska masih cemberut, buset masih marah aja nih anak.
Di depan halte (dimana kami sering nunggu angkot pas pulang sekolah) gue berhenti. Gue copot helm gue terus menghadap ke riska. Gue tatap dia cukup lama dan dia bertanya.
Riska

: "
kenapa berhenti? "
Gue

: "
nunggu kereta lewat "
Riska

: "
kok liat aku? "
Gue

: "
soalnya kamu birisik mirip kereta lewat " riska nyubitin gue berkali-kali.
Riska

: "
iihh nyama-nyamain aku sama kereta, dari tadi nyebelin mulu ihhh" dia tersenyum (yes gue berhasil

).
Gue

: "
ya kan biar kamu gak ngambek lagi" masih di cubitin.
Tiba-tiba ada suara teriakan "
SEKOLAH WOY JANGAN PACARAN MULU" ternyata itu dana, dia naik motor sambil teriak-teriak di jalan dan setelah itu dia berlalu begitu saja.
Riska

: "
tuh kan, cepetan ihh berangkat "
Kemudian gue terusin ke tempat sekolah.
Setibanya di sana gue parkirin motor dan kami jalan ke kelas nya riska, karena kelasnya dia satu arah sama kelas gue.
Pas di depan kelasnya dia menghadap gue dan senyum.
Riska

: "
masuk dulu ya"
Gue

: "
oke,istirahat nanti ketemu dikantin ya"
Dia mendekatkan jari telunjuk dan jempol tanda persetujuan.
Pas waktu masuk ke kelas tiya manggil gue, Dan gue masuk bareng dia.
Tiya

: "
MTK ada PR gak? "
Gue

: "
gak tau, gue gak jadwal,yang gue bawa aja pelajaran kemaren jum'at "
Tiya

: "
palingan nanti lo minta contekan ke gue"
Gue sampai di tempat duduk gue dan gue letakin tas gue.
Gue

: "
nah itu lo tau, kan lu yang paling pengertian "
Kemudian dana memotong pembicaraan gue.
Dana

: "
ciyeee, udah jadian nih, makan-makan nih, bener gak ya" ngomong sama tiya.
Tapi tiya diem dan mukanya berubah, kemudian dia menuju bangkunya. Gue ngomong sama dana tanpa bersuara "
dia kenapa? 
",dana juga ngomong tanpa bersuara "
gak tau".
Gue perhatiin tiya dan dia membuang muka, dia mengambil tasnya kemudian dia berpindah tempat duduk agak jauh dari tempat gue. Gue masih terheran-heran ada apa dengan tiya dan gue berniat menghampiri tiya, tapi dunia berkata lain, baru aja gue berdiri dari tempat duduk tiba-tiba guru gue udah masuk ke kelas, kemudian gue duduk dan sesekali gue liat tiya tapi dia tidak memperdulikan itu.
Bel istirahat berbunyi dan gue coba menghampiri tiya, dia menyadari apa yang akan gue lakukan lalu dia langsung keluar. Gue kejar tiya dan gue pegang tangan kirinya.
Gue

: "
tiya tiya, tunggu dulu, gue mau nanya " tiya melihat gue dengan wajah penuh amarah.
Tiya

: "
APA SIH, AKU MAU KE KAMAR MANDI!! " dia menghentakkan tangan gue dan dia pergi.
Gue terdiam gue berusaha mencerna kejadian itu, lalu dana menepuk pundak gue.
Dana

: "
mungkin dia lagi datang bulan" gue masih terdiam.
Dana

: "
udah, ayok ke kantin"
Dana mendorong gue bermaksud mengajak gue untuk ke kantin. Sesampainya di kantin gue lihat riska lagi kumpul sama temen-temennya, dan salah satu dari temennya menyadari kedatangan gue dan langsung mengajak yang lain untuk berpindah tempat.
Dana

: "
kok pada pindah? "
kemudian salah satu dari temen riska jawab.
Cewek

: "
takut ganggu orang pacaran "
Kemudian gue duduk di sebelah riska dan dana di depan gue. Dana membuka pembicaraan.
Dana

: "
kalian jadian nya kapan" ngomong ke riska.
Riska

: "
baru jum'at kemarin kok kak"
Dana

: "
jangan panggil kak ini kan bukan kegiatan osis, panggil aja gue dana"
Riska

: "
iya kak dana, eh dana, nama aku riska"
Dana

: "
eh udah pesen belum biar di traktir jack"
Dana membalikkan badan dan ngomong ke temen-temen nya riska.
Dana

: "
hey pesen makan atau minum lagi gih, mumpung ada pasangan baru yang mau nraktir " cewek-cewek pada ketawa.
Gue

: "
eh apa'an, ngawur aja lo" dana melihat gue.
Dana

: "
udah terlanjur nawarin, gue doa'in biar langgeng deh"
Gue

: "
ah parah lu"
Kemudian riska pegang tangan gue.
Riska

: "
yank, mau pesen apa?, aku pesenin deh"
Gue

: "
jus jeruk aja deh, makannya nanti pas pulang aja"
Riska

: "
kalo dana mau apa? "
Dana

: "
aku es teh aja, takut duitnya jack abis"
Kemudian riska pergi menemui ibu kantin. Dan gue memandangi hp gue yang dari tadi gue pegang di depan gue. Gue masih bertanya-tanya kenapa tiya bisa berubah drastis seperti itu "
apa mungkin tiya cemburu? Ah gak mungkin, mana mungkin tiya suka sama gue" pertanyaan itu mendatangi pikiran gue secara bertubi-tubi.
Dana

: "
udah, jangan di pikirin, pasti besok dia udah kembali seperti dulu lagi, sabar aja" kemudian gue tersadar dari lamunan gue.
Gue

: "
semoga begitu "
Dana

: "
udah punya pacar kok masih mikirin cewek lain" dia menaikkan alisnya sebelah ketika gue liat dia. Kemudian gue liat riska dan tanpa gue sadari gue tersenyum, riska sadar dan menatap gue dengan tatapan terheran-heran.
Riska mendatangi kami dengan membawa 2 minuman dan satu piring gorengan.
Riska

: "
kenapa ngeliatin aku terus" dia ngomong ke gue dan gue masih senyum-senyum. Kemudian dia ngomong ke dana.
Riska

: "
kenapa?, kok senyum-senyum gitu"
Dana

: "
mungkin dia sedang jatuh cinta dengan seseorang " ngambil gorengan.
Riska

: "
siapa? " kembali duduk di sebelah gue.
Dana

: "
ya lu lah, kan dia cuman senyum sama lu"
Riska

: "
kamu kenapa sih" ngomong ke gue.
Gue

: "
aku sedang melihat bidadari 
" gue masih senyum melihat riska.
Riska

: "
papaan sih, gakjelas" ngelendetin lengan gue.
Gue

: "
ish beneran, iya gak dan" dana keselek.
Dana

: "
gak gak, gue gak ikut-ikutan, dan gue gak denger" dana pindah ke tempat cewek-cewek.
Gak lama kemudian bel berbunyi, pertanda waktu istirahat selesai. Kami berjalan menuju kelas, gue jalan berdua sama riska di depan, dan dana godain temen-temennya riska di belakang. Sampailah gue di kelasnya riska dan gue ngobrol sebentar, tapi tiba-tiba dana nepuk punggung gue.
Dana

: "
jack ada pak udin, cepetan, pacarannya terusin nanti "
Pak udin adalah guru agama sekaligus guru bp dan dia adalah guru killer nomer 1 di smk ini, dan dia paling gak suka kalo gue dan temen-temen gue bahagia, selalu aja ada alasan buat dia ngomelin gue dan cs gue.
Riska

: "
hayolo ada guru, udah sana masuk"
Gue

: "
hhhmmm, eh oke, ntar pulang bareng aku ya" pak udin ngeliat kami berdua eh beritaga ding sama riska.
Riska

: "
udah sana cepetan masuk"
Gue pergi terus melambaikan tangan ke riska. Sampai di kelas ternyata anak-anak masih pada sibuk sendiri ada yang nge gosip, main game bareng, dan tiya juga gue liat udah senyum tapi pas gue sapa dia gak memperdulikan itu, kemudian dengan spontan dana teriak.
Dana

"
udin woy, udin datang" kenapa kami cuma panggil dia dengan udin, karena kami mempunyai dendam tersendiri kepada dia.
Seketika suasana kelas berubah menjadi ribut, dan dalam sekejap kami terdiam ketika pak udin masuk ke kelas kami. Sesuai dugaan gue pasti gue di hukum karena gak bawa mata pelajaran agama, tapi sahabat gue juga kena karena malah ngeluarin buku paket bahasa inggris. Hukumannya gue disuruh bersihin wc mushola.
Gue skip sampai pulangnya karena gue gak mau ceritain apa yang gue lakukan dan apa yang gue temuin sewaktu di hukum.
Bel pulang sudah berbunyi, anak-anak berbondong-bondong keluar kelas dan pulang. Gue gak liat tiya keluar dan gue coba mencarinya kemudian dana megang bahu gue.
Dana

: "
udah lah besok aja, katanya lu mau anterin riska pulang " gue diem dan kemudian gue senyum.
Setelah itu gue dan dana sampai di kelasnya riska, gue cari tuh anak kingkong dan gak membuahkan hasil. Kemudian hp gue geter dan gue buka, ternyata riska chat gue "
aku udah nyampek parkiran nih " yassalam

. Gue kasih tau dana bahwa riska udah ada di parkiran dan kami pun menuju tempat itu.
Sesampainya di sana ternyata dia udah ada di depan motor gue sambil mainin hpnya, gue mendekat dan dia tersenyum ketika gue semakin dekat.
Gue

: "
aku cariin di kelas gak ada, ternyata udah di sini" sambil nyari kunci motor gue.
Riska

: "
aku tadi keasikan ngobrol dan tau-tau udah nyampek sini, maaf deh gabakal ngulang lagi, janji" mengacungkan jari kelingkingnya. Dan gue terima acungan itu.
Gue pun memacu motor gue dan di tengah perjalanan kami ngobrol, gue juga udah bilang kalo gue sama tiya lagi ada masalah.