bekassr
TS
bekassr
Partitur-Partitur Sri
Disclaimer

Keseluruhan cerita ini adalah fiksi. Kesamaan nama, tempat, dan kejadian merupakan kebetulan semata. 
Any critique and suggestion is welcome.

Partitur Pertama

Sforzando 1/1
     
Minggu, pukul 1 malam

Belum ada satu orang pun yang berhasil Sri ajak masuk kedalam biliknya malam itu. Sudah lelaki ke 12 yang mengurungkan niat ngamar bersama Sri setelah gagal bernegosiasi dengannya. Untuk seorang pramuria kelas Pasar Kembang, Sri memang memasang tarif yang terlalu tinggi, hampir tiga kali lipat daripada harga yang ditawarkan oleh para koleganya yang juga mangkal di sepanjang lorong itu.

Sri sadar dirinya masih sangat muda. Ia tak mau di ‘hargai’ serupa dengan wanita-wanita tua yang ia anggap berbeda kasta dengannya. Apalagi kecantikan Sri jauh mengungguli para pesaingnya yang sering ia deskripsikan sebagai “tante-tante menor berdada jumbo berbau terasi”. Ia tak mau mengangkangkan kakinya dihadapan lelaki yang tak menyadari bahwa ia tak sama dengan pramuria-pramuria lain di sekitarnya.

Sudah malam ke 4 sejak Sri mendapatkan pelanggan lelakinya terakhir kali. Uangnya semakin menipis. Dapurnya sudah lama tidak mengepulkan asap. Tapi tak mengapa, batinnya. Ia pandangi uang pecahan 100 ribu terakhir di dalam dompetnya. Masih cukup, pikirnya.
——
Senin, pukul 10 malam

Lelaki ke 23 baru saja berlalu meninggalkan dirinya. Lelaki ke 23 yang tertawa remeh mendengar harga yang Sri tawarkan, pula menjadi lelaki ke 23 yang mendengus kesal setelah meyadari bahwa Sri tidak bercanda saat mengatakan harga tubuhnya tak bisa ditawar-tawar. Enak saja kau mau meniduriku dengan uang senilai 4 bungkus rokok! Cibirnya pada lelaki itu.

Setelahnya Sri mencukupkan penantiannya malam itu. Ia masuk kedalam bilik dan menghapus bedak dan gincu dari wajahnya. Ia ingin segera tidur. Setelah 5 malam tak dijamahi oleh lelaki, Sri mendapati tidur terasa lebih nikmat daripada biasanya. Tak ada lagi rasa ngilu diselangkangan yang sering mengganggu lelap tidurnya.

Tapi kali ini ia harus menahan perih lambung yang tak berisi sejak kemarin pagi. Warung Bu De Muji tidak lagi buka mulai hari itu. Kata orang, Bu De Muji sudah kembali ke kampung untuk mengakhiri masa jandanya. Bu De Muji adalah kerabat terdekat yang Sri miliki di dunia ini. Biasanya Sri akan melarikan diri ke rumah Bu De Muji ketika ia tidak memiliki sepeser uang pun untuk mengganjal isi perutnya, dan Bu De Muji akan senantiasa menyajikan sepiring nasi, semangkuk sayur bening, dan sepotong sambel ikan kehadapan Sri. Lauk pauk sederhana yang setia menyelamatkan Sri dari siksa rasa lapar.

Sebenarnya Sri sudah diberi tahu Bu De Muji mengenai lelaki yang akan segera menikahinya. Lelaki berkumis caplang yang Bu De Muji temui saat ia bertamasya ke kebun binatang Gembira Loka. Lelaki yang bekerja sebagai petugas untuk membersihkan kandang-kandang unggas. Mereka berdua cepat akrab setelah mengetahui bahwa sesungguhnya keduanya berasal dari desa yang saling bertetangga. Tak butuh waktu lama bagi janda dan duda itu untuk memutuskan menikah dan kembali ke kampung halaman. Ah, sungguh bahagia menjadi Bu De Muji, batin Sri.

Untuk itu, kali ini tak ada lagi Bu De Muji yang dengan sigap memanjakan Sri, sementara lambungnya kian terasa panas. Ia pandangi lembaran uang seribuan yang tergeletak di sebelah kasurnya. Uang seratus ribu kemarin telah Sri habiskan untuk membayar pulsa listrik dan bedak serta gincu. Sisa empat ribu rupiah. Ia bangkit dan berjalan keluar dengan terseok-seok. Semoga kali ini Ningsih mengizinkan aku membeli baksonya separuh porsi, doa Sri.

Diubah oleh bekassr 16-03-2019 04:29
RideatInFinemsomeshitnessGimi96
Gimi96 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
3.3K
24
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.