Suku pedalaman Papua nampaknya membuat agan ngeri-ngeri sedap bila bertemu mereka, takut dibunuh bahkan menjadi makanan bagi mereka yang katanya masih ada yang canibal. jangan begitu tak semua suku pedalaman itu tak mau di ganggu pihak asing seperti suku pedalaman yang berada di wilayah India.



Terlebih lagi suku pedalaman di papua barat walau terbilang tidak pernah melihat kehidupan yang modern, serta infrastruktur yang canggih namun mereka cukup bersahabat. Hingga banyak juga para peneliti dan juga travelers yang mengunjungi suku tersebut bahkan hidup bersama mereka. Bahkan bertingkah seperti mereka di kegelapan hutan-hutan yang menjulang tinggi hingga sang surya sulit menembus rimbunnya dedaunan yang masih alami.



Begitu juga dengan sebuah keluarga yang berasal dari Belanda, mereka pun membuat film dokumenter yang menarik. Kehidupan suku di pedalaman papua barat itu pun rupanya memang jauh dari peradaban modern. Hukum yang berlakupun hukum yang diturunkan turun menurun dengan ketua adat sebagai hakimnya.



Bisa dilihat pada video ini begitu ramahnya penduduk suku yang bisa dibilang terisolir dari dunia luar, bahkan tawa dan canda menghiasi hari-hari mereka di gelapnya hutan belantara.



Keluarga ini terdiri dari dua lelaki satu anak perempuan dan satu wanita, mereka begitu menikmati kehidupan di dalam gelapnya hutan papua. Sehari-hari disibukkan dengan berburu dan juga mengolah sagu.

Bahkan keluarga ini pun tak malu untuk berpakaian seperti mereka yang hanya menutup bagian selangkangan saja, dengan bertelanjang dada laki-laki dan perempuan saling bantu membantu untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.



Kehidupan suku ini membuat ane terkadang berfikir, apa disana tak ada rudapaksaan ? Bayangkan setiap hari aurat wanita di perlihatkan, namun sepertinya santai saja tak ada nafsu yang menghiasi kepala para lelaki disana. Bayangkan bila hal tersebut terjadi di kota, waduhhh bisa kena sensor semua karena otak lelakinya yang sering mesum. Bahkan sudah ditutup saja mereka bertingkah seperti macan lapar, miris memang kehidupan di kota masih lebih beretika mereka yang hidup di tengah hutan tanpa adanya aturan baku sebuah negara, yang ada hanya hukum alam dan juga hal mistis yang menghiasi kehidupan mereka.



Sehari-harinya dihiasi dengan kegiatan bersama-sama dari membuat senjata hingga mencari makanan. Mereka selalu saja melakukan kegiatan yang sama setiap harinya tak tampak stress yang melanda di kehidupan mereka. Sungguh berbeda dengan masyarakat di kota yang selalu saja terlihat tak fresh dan begitu banyak beban.



Tapi dengan adanya campur tangan pihak asing di pedalaman papua barat, suku-suku yang berada di luarnya bisa lebih terjamah dan berinteraksi hingga sudah mengenal pakaian dan mau untuk memakainya. Bahkan para missionaris pun datang untuk menyebarkan keyakinan kepada penduduk di pedalaman. Andai saja mereka yang teriak-teriak jihad di kirim ke pedalaman papua nampaknya lebih bermanfaat untuk membantu masyarakat disana, dibandingkan teriak-teriak di tengah kota, upsss awas kena cap cebong lagi dah ntar ane



Itulah kisah suku-suku yang berada di pedalaman papua, masih banyak suku yang seperti ini dan pemerintah yang harusnya memberikan kesempatan mereka untuk menjadi warga yang lebih maju dan setara dengan masyarakat lainnya. Semoga saja papua merasakan hak yang sama dengan adanya pembangunan yang merata, tak ada lagi teroris yang bertindak makar dan ingin merdeka. Sebab tanah mereka pun di perhatikan hingga terciptalah sembako murah, bbm murah, bahan-bahan yang murah. Harapan ane sih pengusaha industri mendirikan pabrik disana, hingga bahan-bahan yang dibutuhkan Papua sudah di produksi di sana tidak di kirim lagi dari pulau jawa yang mengakibatkan tingginya cost hingga terjadilah mahalnya harga yang harus di tanggung oleh mereka.

Eksport ke papua new guinea dan juga negara terdekat lainnya pun menjadi lebih mudah. Sudah siapkah negara ini memajukan tanah papua ??



Serupuutt dolo

referensi tulisan

Gambar. Om Google


Pendapat Kaskuser