Halo agan dan sista sekalian, hari ini hari sabtu, besok udah senin dan udah kerja lagi. Gojek merupakan salah satu perusahaan "unicorn" dari Indonesia dengan nilai valuasi lebih dari 100 triliun rupiah. Pesaing utamanya saat ini adalah Grab yang juga menyediakan layanan yang hampir serupa. Gojek sudah masuk ke beberapa daerah, bahkan kabupaten kecil di seantero Indonesia. Fenomena kesuksesan Gojek saat ini nampaknya menjadi sebuah gelembung atau kita sebut saja Gojek Bubble. Melihat berita yang berseliwaran tentang daerah ane, terlihat ada beberapa aplikasi baru yang mirip Gojek tapi diperuntukan khusus untuk suatu daerah.



Karena penasaran, ane berupaya menelusuri aplikasi apa saja yang mirip dengan Gojek dan terdaftar di Google Playstore. Ternyata benar, ane menemukan aplikasi yang mirip dengan Gojek. Di antara aplikasi tersebut ada yang memang mengkhususkan untuk suatu daerah. Lebih jauh lagi ane menelusuri, ane menemukan bahwa bentuk aplikasi hampir mirip dan mungkin dikembangkan oleh pengembang yang sama.



Ane sebagai startup enthusiast jadi bertanya - tanya apakah motif dibalik pembuatan aplikasi yang mirip. Menurut ane, Gojek sudah menciptakan dinding penghalang untuk kompetisi dan dinding itu bernama modal. Pada awalnya ane berpikir kalau mereka mengisi kekosongan Gojek yang belum hadir di daerah. Tapi sepertinya hipotesis ane terbantahkan karena sekarang baik Gojek maupun Grab sudah menjalar sampai pelosok daerah. Susah rasanya membayangkan bagaimana mereka akan bersaing dengan Gojek atau Grab tanpa mengeluarkan platform yang distruptive atau modal yang besar.

Ane menganggap fenomena ini sebagai fenomena "Gojek Bubble"dimana banyak yang ingin mengikuti langkah sukses Gojek dengan cara mengikut Gojek. Hal seperti itu bukan tidak pernah terjadi, contohnya saja "Social Media Bubble" karena kesusesan Facebook. Gelembung - gelembung tersebut akan terus membesar sampai kemudian akhirnya pecah. Ane jadi inget kata - kata Pandji Pragiwaksono, "Sedikit Lebih Beda, Lebih Baik Daripada Sedikit Lebih Baik". Menurut ane pribadi, suatu produk harusnya memberi added value dan punya unique selling point.