Pada hari belanja online nasional Harbolnas Desember 2019, iklan Blackpink yang muncul pada tayangan anak menjadi perdebatan banyak pihak. Blackpink yang mengenakan pakaian sangat pendek sambil menari-nari dianggap tidak layak untuk konsumsi anak-anak.
 
Maimon Herawati, seorang dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, membuat petisi Hentikan Iklan Blackpink Shopee. Tujuannya agar Shopee menarik materi iklan dari tayangan anak-anak. Petisi itu viral di media sosial. Ibu-ibu yang tidak ingin anaknya melihat iklan Blackpink berpakaian minim mendukung petisi tersebut.
 
Petisi di laman change.org tersebut, sampai 9/1/2019 telah didukung oleh 128.274. Change.org memberikan bendera kemenangan untuk petisi itu. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menegur Shopee juga 11 statisun televisi penayang iklan Blackpink. Maimon pun telah membuat pernyataan hasil petisi. 
 
Shopee yang menggunakan Blackpink sebagai brand ambassador berjanji akan memerhatikan iklan berikutnya. Menyesuaikan dengan norma dan adat masyarakat Indonesia. Perdebatan iklan Blackpink pun mereda.
 
Di awal tahun 2019, Shopee ternyata masih menggunakan Blackpink sebagai bintang iklannya. Bahkan Shopee masih menggunakan foto Blackpink yang dulu digunakan untuk promosi dalam rangka harbolnas. Hanya saja bagian tubuh semua anggota Blackpink dari pinggang hingga ke bawah ditutup dengan ilustrasi transparan. 

Penggunaan ilustrasi di bagian bawah tubuh anggota Blackpink memberikan kesan penggunaan pakaian panjang. Tidak seksi lagi. Padahal atasan anggota Blackpink masih sama dengan kampanye 1212. 
 
Maimon pada akun facebook.com/maimon.herawati mengucap syukur, Shopee menepati janjianya. Status yang dibuat pada (9/1/2019) sekitar pukul 14.12 itu langsung mendapatkan ratusan tanggapan dan dibagikan puluhan kali. 
 
Aktivis kemanusiaan dan jurnalis itu juga mengajak siapa saja untuk terus aktif mengawasi konten yang tidak patut menjadi konsumsi umum. Apabila menemukan konten yang tidak pantas, segera dilaporkan. Dia tidak bisa bergerak sendiri, perlu dukungan dari segenap masyarakat Indonesia. 

Sampai detik ini belum banyak tanggapan positif dan negatif terhadap respon Maimon tersebut. Sebagaimana diungkapkan Maimon pada akun Facebook-nya, dia mendapat banyak serangan dari penggemar Blackpink garis keras saat membuat petisi. Mulai dari bullying, teror ke nomor ponsel, sampai pembuatan akun media sosial duplikat Maimon.
 
Semoga komentar positif dari Maimon ini menjadi awal bagi hubungan baik dengan fans Blackpink. Bagaimanapun juga, Maimon hanyalah ibu yang peduli pada anak-anak negeri. Dia sejak tahun 2000-an sudah aktif menyuarakan kebenaran. Bukan sekadar mencari sensasi.

Sumber 1
Sumber 2

Foto Miny.vn, OKezone.com