andibagaskaraAvatar border
TS
andibagaskara
Bukti-bukti Bahwa Stereotipe Suku dan Etnis Belum Tentu Benar


Bagi mahasiswa baru yang akan datang ke Jogja, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika bergaul. Pertama, pergaulan di Jogja dapat dilihat sebagai miniatur nusantara. Disebut demikian karena banyak orang dari latar belakang etnis dan suku yang berbeda bersekolah di sini. Tidak hanya nusantara, bahkan orang dari luar negeri pun melimpah ruah.

Kedua, belum tentu kamu punya referensi yang tepat terhadap ciri-ciri suku tertentu. Jangan terjebak stereotip sebelum mengalaminya sendiri. Stereotipe adalah prasangka yang belum tentu benar terhadap suatu suku atau etnis. Biasanya seseorang mendapat stereotip dari cerita-cerita orang lain. Padahal belum tentu cerita itu benar.

Nah, kalau kamu belum punya referensi bagaimana bersikap terhadap orang asing atau kenalan baru, lebih baik baca artikel ini. Tidak enak sekali kalau terjadi perselisihan karena prasangka buruk padahal belum tentu terbukti.


Bukti-bukti Bahwa Stereotipe Suku dan Etnis Belum Tentu Benar
 
1. Bule pun tahu apa arti “bule”




Kalau kamu main di tempat wisata atau kampus dan merasa aman mengata-ngatai orang asing dalam bahasa lokal, kamu bisa saja salah total. Teman-teman, orang asing pun ketika melakukan perjalanan, akan mempelajari budaya daerah tujuannya termasuk bahasa lokal. 

2. Sifat pelit itu bukan hanya milik keturunan Tiong Hoa



Kalau kenalan kamu keturunan Tiong Hoa, bukan berarti bahwa ia tidak akan bisa dimintai sumbangan karena pelit. Mereka hanya merasionalisasi setiap tindakan yang akan dilakukannya. Maka, kalau permintaanmu ditolak, bicara pelan-pelan untuk mengetahui alasannya. Kalau cuma perkara sifat, rata-rata anak kos di Jogja pun pada sepuluh hari terakhir tiap bulan bakal lebih pelit dari orang Cina. 

3. Orang Jawa bukanlah manusia yang lelet dan malas



Sekali lagi, ini adalah anggapan yang tidak masuk akal. Kalau kamu berjalan-jalan dari ujung Sabang sampai Merauke, berapa banyak pecel lele atau penyetan yang buka di malam hari? Ketika ditanya, kebanyakan dari mereka berasal dari Jawa. Saat kamu enak-enak tidur nyenyak, orang Jawa kerja keras banting tulang.

4. Orang cantik dan tampan tidak hanya berasal dari keturunan Sunda



Meskipun orang Sunda memang terkenal berkulit putih bersih, tapi bukan berarti semua orang ganteng dan cantik berasal dari sana. Masing-masing asal daerah punya parameter tersendiri untuk menentukan itu.

5. Orang Dayak belum tentu penggemar daging dengan lemak tinggi



Sekali lagi, bahwa kita tidak bisa mengambil kesimpulan pasti terhadap manusia. Meskipun suku Dayak terkenal suka berburu hewan liar, bukan berarti seluruh suku Dayak suka mengkonsumsi daging berlemak. Kemungkinan malah ada yang menghindarinya untuk menghindari obesitas.

6. Orang Batak berwatak kasar dan suka berkelahi



Pendapat yang menyesatkan ini jangan dipercaya. Kalau Orang Batak suka berkelahi, mereka akan melakukannya tiap hari. Nada bicara yang tinggi dan suara keras pun bukan berarti berwatak kasar. Justru banyak lagu-lagu dengan nada-nada lembut diciptakan oleh Orang Batak.

7. Orang Minang adalah orang-orang yang pelit



Anggapan yang sangat tidak tepat. Orang Minang justru pintar berhitung. Contohnya ketika membuat Rumah Makan Padang. Jarang yang rugi sampai bangkrut karena manajemen yang pintar.


Dengan senang hati menerima emoticon-Blue Guy Cendol (L)dan emoticon-Rate 5 Star


emoticon-Shakehand2


Quote:


Diubah oleh andibagaskara 08-01-2019 07:13
3
10.5K
77
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.