sultanmasikerenAvatar border
TS
sultanmasikeren
Aku merindukanmu


Kami pernah naik kereta berdua, ke Bogor.

"Gelangnya nggak ada yang huruf R. Jadi aku beli yang huruf A, sama P!" Lelaki itu menyodorkan gelang abu-abu yang terdapat inisialku di tengahnya.

"Yaudah, gapapa," Aku tersenyum.

Namanya Refangga. Kadang dipanggil Angga. Ia bisa peka, tapi tidak sering. Dulu, aku masih gengsi jika harus meminta tolong. Karena kebetulan ia melihatku kesulitan memasang gelang yang ia berikan, akhirnya ia membantu.

Usianya dua puluh dua. Tapi ia masih mau bermain ayunan.

"Jangan direkam! Ih!" Aku menutupi wajahku dengan topi Nirvana miliknya. Dulu, aku masih malu. Masih pura-pura marah jika ia mengunggah wajahku ke instagramnya.

Di kereta, kami bersebelahan. Terdapat gelang yang sama melingkar di pergelangan tangan kami yang saling menggenggam erat. Nyaman. Sampai sebentar-sebentar kami ketiduran.

"Liat, mereka pake masker juga, sama kayak kita," Ia berucap menunjuk pantulan di kaca kereta yang menampakkan dua perempuan memakai masker menutupi mulut.

"Ya terus kamu kira cuma kita yang boleh pake masker?" Aku tergelak. Kami tergelak. Entah di mana letak lucunya.

Aku malu. Dua perempuan yang merasa ditertawakan sampai melihat ke arah kami. Aku malu, tapi senang.

Sebenarnya tidak perlu sampai Bogor. Rasa bahagia itu kutemukan di mana-mana saat bersamanya. Seperti di malam itu. Kami sedang boncengan, melewati Jembatan Banjir Kanal Timur yang ramai pejalan kaki dan pedagang kecil.

"Ih kok kamu ganjen sih, kamu ngeliatin mbak-mbak yang itu kan?!" Aku mengomel saat melirik spion motor yang sengaja diarahkan sedemikian agar kami bisa saling melihat wajah satu sama lain.

"Enggak. Suudzon aja sih!" Ia membantah.

"Lah, nggak mau ngaku,"

"Ya emang nggak ngeliatin!"

Aku cemberut, menaruh dagu di atas bahu kirinya.

"Tuh kan, tuh kan, ganjen lagi! Pasti kamu ngeliatin cewek cantik yang tadi!" Kali ini aku menebak tanpa melihat spion.

"Enggak!"

"Ah boong mulu!"

"Beneran!"

"Boong! Dasar ganjen!"

"Yaudah aku nyetir motor merem aja deh yaaa, nih merem niih,"

Selanjutnya aku terbahak. Kupeluk pinggangnya supaya kami sama-sama merasa hangat. Ia menyebalkan, tapi aku suka, dan aku bahagia.

Dulu juga pernah, aku sedikit marah karena ia terus meledek. Sudah kusuruh berhenti, ia masih begitu. Sampai aku turun dari motor di tengah komplek. Ia hanya tertawa sembari melihat aku yang menggerutu. Karena malu dipandangi orang-orang sekitar, akhirnya aku kembali naik ke boncengannya. Padahal, ekspektasiku adalah ia meminta maaf, atau merayuku agar aku naik lagi. Tapi malah cuma tertawa saja. Memang menyebalkan. Untung aku suka.

Sejak itu, tiap ia menjengkelkan, aku jadi sedikit mengancam.

"Re, kalo kamu nyebelin, aku mending turun ah!"

Ia tidak menjawab. Selang berapa lama, motor yang kami naiki melambat, lalu menepi di pinggir.

"Mau ngapain?" Tanyaku.

"Tadi katanya kamu mau turun?"

"Ih tega banget kok malah mau diturunin beneraaann?!" Aku memukul pelan bahunya beberapa kali. Sedangkan ia tertawa keras-keras. Menyebalkan. Untung sayang.

Aku pernah salah tingkah waktu ia memandangiku lekat-lekat. Aku sedang merapihkan masker oles yang ada pada wajahnya. Katanya, pacarku ini mau putih. Jadi ia suka maskeran. Gemas.

"Kamu ngomong apaan sih?" Aku sering tergelak mendengar kalimatnya yang kurang jelas karena masker di wajahnya mulai mengering, dan membatasi gerak bibirnya. Ia jadi lucu. Meskipun memang sudah lucu sebelum pakai masker, sih.

Ia juga pernah kubantu merapihkan rambutnya yang mulai gondrong. Sebenarnya malah berantakan, karena kemampuan memotong rambutku masih payah. Tapi impas! Ia juga sama payahnya. Poniku dipotong ketinggian. Sudah begitu, tidak rata juga.

"Aku kapok ah, dipotongin sama kamu. Nggak rata," Ucapnya.

"Ih kamu juga motongin poni aku nggak rata tuh!"

"Itu kan karna kamu gerak-gerak mulu!"

"Halah alesan!"

"Yeee bener tuh!"

Tidak apa-apa berantakan. Aku tetap sayang kamu.



Namun,
semua itu telah berakhir kau pergi jauh ke tempat peristirahatan yang abadi.

dan menyisahkan kenangan. Kenangan yang terus terulang di sepanjang bulan di penghujung pergantian tahun.

tiada lagi tawamu, tiada lagi kejahilanmu yang membuatku kesal, tiada lagi perhatianmu yang membuatku bahagia.


Aku merindukanmu Refangga


#Repostfromriana
#SepenggalCeritaKawan
Diubah oleh sultanmasikeren 01-08-2019 06:08
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
11
2.1K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.