gilbertagungAvatar border
TS
gilbertagung
Perfilman Indonesia 2018 : Terjebak Nostalgia (Lagi)



Tahun 2017, film adaptasi film lawas (remake)atau pun novel menjadi tren di industri perfilman Indonesia. Tahun 2018, tren ini rupanya masih berlanjut. Bedanya, sabuk juara tahun ini direbut oleh film bergenre drama remaja. Film horor yang tahun lalu menjadi juara harus puas mentok di tempat kedua, meski 10 besar film terlaris tahun ini didominasi horor.


Klik gambar untuk menuju sumber gambar

Statistik

Menurut situs filmindonesia.or.id, 138 judul film lokal beredar di Indonesia sepanjang tahun 2018. 10 film Indonesia terlaris tahun 2018 berhasil mencatatkan 23.140.388 penonton. Angka ini memang sedikit menurun dibandingkan 2017 yang mencapai 23.953.602 penonton. Namun, mengingat masih tersisa sekitar 2 minggu hingga berakhirnya tahun 2018, bukan tidak mungkin jumlah ini bisa terlampaui.


Dilan yang Membuat Baper

Meski tahun ini masih menyisakan setengah bulan lagi, namun kita sudah boleh mengambil kesimpulan bahwa film besutan Fajar Bustomi dan Pidi Baiq, Dilan 1990 merupakan film Indonesia terlaris tahun ini. Bagaimana tidak, sampai November 2018, film ini mengumpulkan 6.315.664 penonton. Apalagi mengingat bahwa film terlaris kedua, Suzanna Bernafas dalam Kubur baru mengumpulkan 3.270.468 penonton, kurang lebih hanya setengahnya, dan juga Dilan sendiri butuh waktu tayang 45 hari untuk mencapai angka 6,2 juta penonton.
Bukan hanya menjadi film terlaris tahun ini, Dilan 1990 juga menjadi film Indonesia terlaris kedua sepanjang masa. Film yang diadaptasi dari seri pertama trilogi novel berjudul sama karya Pidi Baiq ini hanya kalah setengah juta penonton dari Warkop DKI : Jangkrik Boss Part 1 produksi tahun 2016. Ini merupakan peningkatan 50,16% dari Pengabdi Setan, film Indonesia terlaris 2017 yang "hanya" meraup 4.206.103 penonton.
Terlepas dari kesuksesan Dilan, perfilman tahun ini masih didominasi horor. Rupanya, narasi dan audiovisual yang memberikan sensasi ketakutan masih menjadi jurus ampuh dalam memikat penonton untuk membelanjakan uangnya di layar perak. Menurut situs filmindonesia.or.id, 5 dari 10 film Indonesia terlaris 2018 bergenre horor. Selain Suzanna Bernafas dalam Kubur yang sudah saya sebutkan di atas, masih ada Danur 2 : Maddah (2.572.672 penonton), Asih (1.714.798 penonton), Jailangkung 2 (1.498.635 penonton), Sabrina (1.337.510 penonton). Di luar horor dan Dilan (beberapa film horor terlaris dan Dilan sendiri adalah adaptasi novel), ada 2 film adaptasi novel lainnya yang masuk 10 besar : #Temantapimenikah (1.655.829 penonton) dan A Man Called Ahok (1.414.604 penonton), plus 2 film adaptasi serial televisi, yaitu Si Doel The Movie (1.757.653 penonton) dan Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 (1.552.014 penonton) (meskipun keduanya pada awalnya merupakan novel).

Dominasi Adaptasi Novel dan Adaptasi Lainnya

Seperti tahun 2017, novel masih menjadi sumber andalan sineas dalam membuat film. Dari 10 besar film terlaris, hanya 3 judul yang ceritanya bukan berasal dari novel : Suzanna Bernafas dalam Kubur, Jailangkung 2. dan Sabrina. Selebihnya memiliki jalan cerita yang berakar dari novel, langsung maupun tidak langsung. Di luar 10 besar, masih ada Arini: Masih Ada Kereta yang Akan Lewat (5 April 2018), Belok Kanan Barcelona (20 September 2018), dan Silam (13 Desember 2018).
Bukan hanya novel saja yang menjadi sumber cerita untuk film Indonesia tahun ini. Tercatat ada film Indonesia 2018 yang bersumber dari lagu. Judulnya adalah Asal Kau Bahagia yang diadaptasi dari lagu berjudul sama dari Armada. Ada pula Doyok-Otoy-Ali Oncom Cari Jodoh yang diadaptasi dari komik berjudul Doyok yang selalu hadir di rubik lembar cerita bergambar harian Pos Kota.

Masih Terjebak Nostalgia

Tahun lalu, saya mengetengahkan remake dan reboot yang menjadi tren di industri perfilman Tanah Air. Tahun ini, tren tersebut masih berlanjut. Untuk memberikan contoh, sebut saja Suzanna Bernafas dalam Kubur yang berusaha membangkitkan kenangan masyarakat akan ratu horor Suzzanna yang telah meninggal dunia pada 15 Oktober 2008. Terdapat pula spin-off Ada Apa dengan Cinta, yaitu Milly & Mamet: Ini Bukan Cinta & Rangga. Lalu, ada juga Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 yang dibintangi oleh Vino G. Bastian, putra sang pengarang sendiri. Juga terdapat Arini: Masih Ada Kereta yang Akan Lewat, remake film berjudul sama produksi 1989.
Malah, tren nostalgia bukan hanya terbatas di dunia perfilman. Beberapa iklan tahun ini pun juga dibuat dengan nuansa vintage. Salah satunya adalah iklan ini.


Prediksi tren tahun 2019
Untuk tahun 2019, saya memprediksi genre horor masih akan berjaya. Tema politik juga mungkin akan naik daun karena 2019 adalah tahun politik bagi Indonesia.


Demikian threaddari saya kali ini. Perfilman Indonesia tahun ini diwarnai pengulangan tren tahun sebelumnya. Semoga di tahun mendatang, perfilman kita mampu meningkatkan kualitas produksi agar mampu bersaing dengan film-film asing dan menjadi tuan di negeri sendiri. Terima kasih telah membaca thread ini dan semoga hari Anda menyenangkan.


Referensi I
Referensi II
Referensi III
Referensi IV
Referensi V
Referensi VI
Referensi VII
Referensi VIII
Referensi IX
Referensi X
Referensi XI
Referensi XIII
Referensi XIII



Diubah oleh gilbertagung 26-01-2019 08:02
2
5.6K
49
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Film Indonesia
Film Indonesia
icon
3.3KThread3.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.