az.freak
TS
az.freak
YOUTUBE: Jendela Dunia di Era Z


VIDEO atau TEKS



Video atau Teks?mungin dua kata tersebut bukan lagi menjadi pilihan sarana dalam menunjang seseorang dalam mendapatkan informasi karena jelas bahwa saat ini eksistensi teks semakin terancam dengan begitu pesatnya perkembangan dunia video saat ini. Yang menjadi pertanyaan dalam hal ini adalah, Mengapa sekarang ini kita khususnya generasi Z lebih suka dengan konten yang ada dalam video dari pada teks? apakah karena memang generasi yang sudah malas untuk membaca atau memang generasi instan yang memang membutuhkan sesuatu hal dengan cepat dengan hanya menyaksikan sebuah video untuk dapat memahami isi dari konten yang disajikan dari pada menelaah teks yang perlu dicerna lebih dalam. Bisa dibilang krisis berpikir.



Zaman semakin berkembang, kita tidak bisa menolak adanya kemajuan teknologi dan perkembangannya, kerena tidak bisa munafik kita sebagai makhluk sosial membutuhkan perkembangan teknologi yang lebih manju untuk menunjang kebutuhan sosial kita dalam bermasyarakat. Namun bukan berarti kita dengan sangat mudahnya meninggalkan Teks untuk memahami segala hal. Teks itu sangat penting untuk kita dapat berpikir lebih kritis dalam menanggapi atau memahami sebuah konten. Minimnya minat membaca memang sudah terjadi sejak generasi milenial dan buruknya hal ini diwariskan kepada mereka generasi Z. Secara tidak sadar generasi Z meniru kebiasaan instan yang memang lebih memanjakan dari pada suatu hal yang membutuhkan aspek berpikir lebih dalam. Minimnya minat baca juga disampaikan oleh Titik Kismiati selaku Kepala Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan Nasional RI, sebagai berikut:

Minat baca penduduk Indonesia sangat rendah. Merujuk data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik tahun 2012, sebanyak 91,58 persen penduduk Indonesia yang berusia 10 tahun ke atas lebih suka menonton televisi. Hanya sekitar 17,58 persen saja penduduk yang gemar membaca buku, surat kabar, atau majalah. "Tahun 2015, Perpustakaan Nasional juga melakukan kajian. Hasilnya, minat baca masyarakat juga menunjukkan angka 25,1 atau kategori rendah,"(1)


Selain itu, Pearson Education juga telah melakukan penelitian terhadap ketertarikan atau minat baca generasi Z saat ini, yang hasilnya didapati bahwa generasi Z yang saat ini berada pada rentang usia 14 hingga 23 tahun lebih bertumpu pada YouTube dalam proses belajar ketimbang buku teks konvensional. Hal ini menunjukkan generasi Z lebih mudah mencerna materi pembelajaran melalui pendekatan yang berbau visual ketimbang teks. Pearson Education menemukan 59 persen generasi Z memilih belajar via YouTube ketimbang buku teks. Sementara itu, ada 47 persen yang masih setia belajar via buku teks.(2)


Dari dua data di atas kita bisa simpulkan bahwa generesi saat ini memang lebih tertarik dengan sesuatu yang bersifat visual ditambah lagi bahwa video bisa mengantarkan pemahaman secara lebih cepat kepada para penikmatnya dibandingkan dengan teks. Namun untuk apa jika pemahaman terhadap sesuatu bisa dicerna tetapi kita menjadi tumpul dalam berpikir dalam memahami sesuatu secara mandiri tanpa intruksi atau arahan orang lain, hal ini membuat intuisi kita sebagai manusia yang dibekali pemikiran yang luar biasa menjadi sia-sia.



YouTube memegang peranan penting bagi kehidupan remaja ketimbang platform media sosial lain. Ini yang membuat eksistensi video jauh lebih baik ketimbang sajian teks. Tidak bisa dipungkiri memang bahwa konten dalam video memiliki banyak keunggulan di antaranya, 1) kita bisa memahami suatu prosedur dengan cara melihat langsung objek yang sedang dibicarakan, 2) Penjabaran teks diungkapkan secara langsung tanpa perlu adanya pembukaan yang bertele-tele, 3) Kreasi visual membuat para penikmat jauh lebih tertarik dan merasa nyaman dalam memahami suatu konsep, dan yang terakhir 3) menghemat waktu karena minimnya proses berpikir.

Dengan keadaan seperti ini bukan berarti kita harus pasrah dan meninggalkan teks sebagai sarana penunjang informasi, sebagai contoh dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa dituntut untuk dapat menciptakan sebuah “teks” baik itu verbal maupun visual, itu artinya sudah ada upaya untuk mempertahankan eksistensi teks terhadap masa sekarang dan masa depan nantinya walau masih sangat kurang. Ketertarikan minat sebuah konten video juga diterapkan oleh forum kebanggaan kita ini KASKUS, dengan begitu pesatnya persaingan dunia digital dengan berbagai konten yang kreatif akhirnya KASKUS juga berinovasi untuk mengembangkan KASKUS TV. Hebatnya adalah, Kaskuser masih tetap setia pada konten-konten teks di dalamnya.



Memang benar bahwa kita sebagai manusia harus bergerak lebih maju, harus bisa beradaptasi dengan apa yang terjadi saat ini namun selayaknya budaya membaca teks harus bisa dipertahankan ketimbang budaya melihat video. Ini penting kenapa? karena dengan terbiasanya kita membaca maka kapasitas perbendaharaan kata yang kita miliki tentunya akan lebih banyak dan secara tidak langsung kita akan lebih mudah untuk menyuarakan apa yang ingin kita sampaikan dan alangkah baiknya hal tersebut dijadikan sebuah video. Itu berarti seharusnya kedua aspek ini harus digunakan dengan baik. Pertama, kita membaca konten dalam teks, kedua, kita ucapkan/bicarakan konten tersebut yang kemudian direkam menjadi video. Dengan tahap begitu video yang dihasilkan akan lebih berkualitas dan juga lebih produktif bukan sekadar melihat konten yang orang lain buat.

Sumber Kutipan: (1), (2)



Spoiler for Index HT Ane gan:


1
59.5K
68
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.