Setiap orang memiliki keistimewaan dan kemampuan masing masing. Mereka adalah pemeran utama dalam hidupnya. Sudah ada sutradara yang mengatur alur cerita.

Cerita yang pasti, cerita yang tak bisa dielak, cerita manis maupun pahit. Cerita yang akan melukis tawa maupun cerita yang menjadi duka.

Sebenarnya apa yang kuingin saat ini? Menjadi orang yang seperti apa? Orang yang bijak dan disegani, orang yang merendah namun tetap direndahkan dan dipandang sebelah mata diantara pemeran utama lain? Bagaimana harus menghadapi banyak orang dengan tabiat yang berbeda? Apakah harus kupasang topeng sesuai tabiat mereka, atau harus kupasang tampang yang sebenarnya meski aku tau, takkan banyak yang menyukai? Kenapa harus ku bingungkan akan menjadi seperti apa aku? Karena takdir telah ditulis, putih akan tetap jadi putih, hitam tak berubah jadi putih, tak ada yang abu abu.

Tak ada yang perlu dikhawatirkan. Cukup jadi diri sendiri, tanpa mengkhawatirkan apa yang akan terjadi selanjutnya, semua sudah diatur bukan?

Iya tak perlu khawatir ataupun cemas, karena orang orang yang khawatir adalah orang yang tidak mempercayai skenario sang Sutradara.

Karna aku tak tau pula bagaimana skenario yang dibuat untukku, jadi aku hanya akan melakukan hal yang takkan pernah kusesali nantinya. Entah itu menyenangkan maupun memuakkan bagi orang lain, aku akan tetap melakukannya.


Entah apa yang mau kuutarakan malam ini, aku hanya menghibur diri yang sepi, namun aku suka sendiri. Setelah mengulur tangan, tapi diabaikan. Lalu meraih pundaknya, berbicara padanya, aku ditertawakan. Aku hanya ingin membantu, jangan abaikan. Tolak atau terima saja.


-
Tak ada yang perlu dikhawatirkan