dragonfly1212Avatar border
TS
dragonfly1212
Ketika Bingung Antara Menikah Dan Pacaran


dalam mengarungi kehidupan berumah tangga, pasti tidak banyak orang yang melaluinya dengan ayem tentrem, iya kan? nggak, nggak perlu mengangguk, angkat tangan, mengirim sms bahkan menelpon saya..^^ cukup simpan saja dalam hati.. emoticon-Big Grin


tapi kita sepakati ya, poin di atas.

bahwa tidak banyak orang yang menjalani kehidupan berumah tangganya dengan ayem tentrem a.k.a banyak yang mengalami kerikil-kerikil,  jatuh-bangun, pasang surut, bahkan topan badai hingga tsunami.


ada banyak pasangan yang seperti itu, it's mean that you are not alone!


*plis banget ga usah bayangin michael jackson lagi nyanyi.. XD


apalagi di masa-masa awal pernikahan, setidaknya 5-10 tahun pernikahan. menukil tulisan seorang saudara, kalau menurut Pak Anis Matta, dalam buku sebelum mengambil keputusan besar itu, Anis Matta mengatakan bahwa bahtera kita masuk zona badai di tahun ke 5 - 10, persiapkanlah secara matang di usia itu.


namun ada banyak pula psangan yang mampu melaluinya dengan baik, meski mereka berjalan dalam badai. badai yang kadang harus mereka hadapi bukan hanya dari pihak luar (ekonomi, kesehatan, anak, dsb), namun juga badai yang kadang diberikan oleh pasangan (kdrt, emosi yang labil, bahkan pihak ketiga).


saya menulis ini bukan karena saya mampu melalui hampir 6 tahun pernikah dengan mulus, bukan. sama sekali bukan.

kerikil-kerikil sudah banyak kami lewati, singkirkan, bahkan menusuk kaki-kaki kami selama perjalanan. bahkan tak jarang lubang besar menganga pun kami temui.

pernah terjatuh?

sering!


selama hampir 6 tahun pernikahan kami, kami melewati banyak adu argumen, beda pendapat, salah komunikasi, emosi tinggi, dan badai nestapa lainnya.

mengapakah badai nestapa? 

ya, disebut badai karena memang saat itu kami terkesan bahkan memang saling menyakitkan.

lalu kenapa nestapa?

siapa yang tidak nestapa melihat orang yang paling dikasihi, justru kita yang menyakiti?


pernah, dulu, ketika awal berumah tangga, dengan sombongnya saya menantang takdir...

"mana nih, katanya selama 5 tahun pernikahan akan banyak tantangan?"

dan akhirnya Allah menciptakan skenario indahnya yang kelak disodorkan pada saya.

dan itu membuat saya sangat kelabakan. jatuh, lalu mencoba bangun kembali. lalu kembali terjatuh, terkapar, pura-pura mati... untung ga mati beneran,,heheheh


yah, intinya ujian itu sangat indah dan memaksa saya yang sangat labil ini dan juga suami untuk belajar mendewasakan diri.

yup, ternyata trial error yang dilakukan oleh kami bukanlah sehari dua hari, sebulan dua bulan, namun bertahun-tahun.

meskipun Allah menghadiahkan masa pacaran (setelah menikah) bagi kami, selama 9-10 bulan, sebelum akhirnya saya mengandung, ternyata masa perkenalan itu memang belum cukup.

lantas, kapan cukupnya?

ya nggak akan pernah cukup. karena menikah adalah sebuah proses pembelajaran.

mengenal karakter manusia.


jujur, untuk kami yang menjalani usia pernikahan hampir 6 tahun, ternyata masih banyak ilmu pernikahan yang belum kami kuasai atau bahkan kami ketahui. dan sayangnya, memang belum ada sekolah atau kursus atau program persiapan untuk pernikahan/orang yang ingin menikah.


namun Allah, sebagai Sutradara terhebat, ternyata ga akan pernah memberikan peran sebelum artisnya mengikuti kelas akting dan lulus casting.

kerikil demi kerikil, jalan menurun maupun menanjak, lubang yang dangkal maupun yang dalam, hujan, badai, semua diberikannya. tujuannya apalagi kalau bukan untuk mendidik saya dan suami.

dan menjelang usia pernikahan ke-5, kekuatan badai dilipatgandakan berkali-kali lipat.

saya terhempas, mencoba berdiri, namun ternyata tak pernah saya temui bahwa diri saya sekuat karang...

sulit saya yakinkan diri sendiri bahwa kami bisa melewatinya.

sampai suatu ketika, saya dan suami sama-sama mengajukan keinginan kami untuk mengikuti sebuah workshop pernikahan.

saya mengajukan, begitupun dengan suami. subhanallah, ternyata kami mengajukan workshop yang sama. workshop pernikahan yang diadakan oleh pak indra noveldi.



cinta itu ibarat coklat, pahit-pahit manis...



workshop apakah?

workshop yang kami ikuti sebenarnya adalah sebuah workshop, menurut saya, mengenai ilmu dasar yang seharusnya dimiliki oleh setiap pasangan yang akan dan sudah menikah. lha kalau mau sukses dalam studi atau pekerjaan saja harus tahu ilmunya, apalagi ini, pernikahan, sebuah pekerjaan mulia seumur hidup yang kelak akan melahrkan generasi yang harus lebih baik dari kita sendiri.. *pasang head band, yosh...heheheh


jadi ternyata ada 5 hal yang harus dimiliki dalam kehidupan berumah tangga...

tujuan-->mindset yang tepat-->knowledge dan skill-->komitmen-->berserah


sebuah TUJUAN untuk sebuah niat baik

mengapa menikah harus memiliki tujuan?

coba saja bayangkan jika kita akan pergi berwisata namun tanpa tujuan. sampaikah keinginan kita berwisata? 

ya sampai dong,,, tapi ga tau sampai ke mana... heheheh

ketika ada yang mengajak ke dufan, kita hayuk aja ikut. ketika ada yang mengajak ke taman bunga, kita iya aja ngangguk. nah kalo ada yang ngajak ke hutan?

dan kalaupun kita akhirnya sampai di tempat2 wisata itu, lalu apa yang endak kita lakukan? apa yang hendak kita capai dari tempat wisata itu?

jangan sampai ketika kita sudah berada di dufan, kita justru sibuk mencari pemandangan air terjun yang indah.

atau ketika kita berada di gunung, kita lupa membawa jaket dan menghabiskan waktu dengan kedinginan alihalih menikmati pemandangan dan suasana sejuk pegunungan.

ya, sebuah tujuan. mari kita pikirkan, apa tujuan kita menikah, sudah tepatkah tujuan itu? sudah samakah dengan pasangan kita? atau malah kita belum memilikinya?


MINDSET yang tepat

mindset yang tepat pun harus kita miliki dalam menjalani pernikahan. memang ada mindset yang tidak tepat?

"sayang, terimalah aku apa adanya."

nah, itulah salah satu contoh mindset yang tidak tepat. 

kalau kita meminta pada pasangan kita untuk menerima kita apa adanya (iya kalau apa adanya kita adalah manusia baik, ramah, bermasa depan cerah, rajin, de es be. kalau kebalikannya?). lalu pasanganpun meminta kita juga untuk menerimanya apa adanya. lantas siapa yang akann menerima?

anak-anak kah?

dengan segala keterbatasan mereka?

mari perbaiki mindset kita, bahwa kita rela belajar untuk menjadi ada apa-apanya, bukan apa adanya.

bahwa kita rela menjadi lebih baik dan lebih rajin serta lebih bertanggung jawab dalam pernikahan ini (note for me!)


miliki KNOWLEDGE & SKILL yang dibutuhkan dalam pernikahan

jika kita akan melakukan presentasi saja harus tahu apa saja skill yang harus dimiliki, apalagi untuk menjalani kehidupan berumah tangga.

setidaknya kita harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik.

kita harus tahu bagaimana menyampaikan pendapat atau kritik pada pasangan kita.

dan sebelum memiliki kemampuan komunikasi yang baik, terlebih dulu kita harus mengenali siapa diri kita dan pasangan kita.

dengan mengetahui siapa diri kita, kta akan tahu kapan sepertinya kita butuh menenangkan diri, kapan kita bisa bersikap menyenangkan pada orang lain, dsb.

dan dengan mengenal pasangan kita, kita menjadi tahu apa yang dia suka dan tidak suka. dengan demikian akan lebih mudah menyelami hati dan pikirannya saat berkomunikasi dengannya, meskipun tentu saja kita ga selalu tepat bersikap di hadapannya.


KOMITMEN

dalam pekerjaan saja kita diminta untuk berkomitmen, apalagi dalam pernikahan...

seberapa penting komitmen dalam sebuah pernikahan?

menurut saya pribadi, sangat penting.

karena dengan komitmen, kita akan mampu melewati setiap badai yang kita temui. ah, berat bener bahasanya..tapi seriusan deh

nih ya, ketika kita sedang dilanda maslaah dengan pasangan. misalnya ribut kecil dan pasangan meminta kita untuk mengubah kebiasaan kita yang memang ternyata kurang baik.

jika kita tidak memiliki komitmen untuk terus berusaha menjaga pernikahan yang harmonis dan mau terus belajar dalam mewujudkan itu, tentu kritik yang baik itu akan terasa seperti sebuah tamparan keras nan tak berperikemanusiaan *haduh...kejam banget yak emoticon-Big Grin(note to myself!)

tapi yakinlah, kalau dengan kimtmen, seseorang akan bisa melampaui batas yang dia pikir ia ga akan sanggup untuk melewatinya.. (iya, kalimatnya agak susah, coba baca sekal lagi ya...)


dan ketika semua sudah dilakukan, BERSERAH adalah hal paling indah

setelah kita melakukan segala hal terbaik yang mampu kita usahakan dan kita berikan dalam mewujudkan rumah tangga yang harmonis dan diridhoi-Nya, tinggalah kita berserah pada Allah.

percaya kan, bahwa Allah ga pernah tidur?

maka yakinlah Ia akan memberikan hadiah yang indah atas kerja keras kita dalam mewujudkan yang terbaik dalam pernikahan ini. 

jadi jangan ragu untuk terus memberi, memberi, dan memberi... karena hanya Allah lah yang berhak memberikan balasan atas itu semua, tak perlu mengharapkannya dari pasangan kita. (lagi2, note untuk diriku sendiri...)

"Prayer is not an extra option...nor a last resource...when man works, he works... but when man prays, God works... and He will work for your best...!" (@noveldy)

dari workshop tersebut, banyak pembelajaran yang saya dapatkan, bahkan dari sharing yang para peserta tuturkan. bahwa saya dan suami ga pernah sendiri dalam menjalani pernikahan dan seluk beluknya.


bahwa pernikahan adalah sebuah hal yang patut diperjuangkan, meski itu artinya harus terjatuh, bangkit, kembali terjatuh, dan lantas bangkit menjalani semuanya hingga akhir hayat. karena itu pertanggungjawaban pada orang tua, anak-anak tercinta, dan juga Allah... (sebuah paragraf yang harus aku ukir di dalam pikiranku)


0
602
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.