APA AKU CEMBURU?
Keesokan harinya gw bangun jam 5 pagi, setelah mandi dan prepare gw akhirnya siap di jam 6 pagi,
"yan kamu berangkatnya bareng anak pak deden tetangga kita ya, anaknya juga siswa baru di SMA kamu" kata nyokap
"ok mah" gw jawab singkat, kalo udah bisa pergi pulang sendiri kan enak bisa naem di rumah riri dulu sebelum pulang
"nanti kamu kerumahnya aja, rumahnya diujung jalan itu, namanya nandar mama udah ngomong kok sama mamanya nandar, ini uang jajan"
"rumah diujung yang ada pohon mangga besarnya?"
"iya yang itu"
[/quote]
gw pun pergi menuju rumah yang dikatakan nyokap,
"selamat pagi" sapa gw ke pintu yang masih tertutup dan akhirnya ada yang membuka
"pagi, eh ini anaknya pak Paulus(nama bokap gw) ya? nandaaarrr kamu udah belum?
"iya tante saya ryan" gw mengulurkan tangan untuk bersalaman
"udah mahhhh" kata seorang anak laki-laki yang keluar dari kamar dan menghampiri kami
"ini ryan anaknya pak paulus, kamu berangkat bareng dia ya, dia baru pindah jadi gak tau jalan"
"ryan"
"nandar"
"ok mah, kami berangkat dulu ya, ayo bro"
"ok bro, tante saya permisi dulu"
"hati-hati di jalan ya kalian"
"iyaaaa" kami kompak menjawab
[/quote]
gw tinggal di kompleks rumah dinas, jadi bokapnya nandar ini 1 kantor sama bokap gw
nandar ini sejatinya agak pendiam juga, tapi kalau diajak bicara nyambung, sepanjang perjalanan kedepan kompleks kami hanya berbincang kecil
Quote:
"disini kita nunggu angkot yan" kata nandar
"oh, naik angkotnya bebas?"
"iya bebas, cuma 1 jalut angkot aja kok yang lewat sini"
"ohh"
sambil menunggu ada 1 anak yang datang menghampiri kami,
Quote:
"dar," sapa lelaki yang juga menggunakan seragam putih biru pertanda dia mahasiswa baru juga
"eh van, tumben lu gak dianter, kenalin ini ryan yang tinggal di pertigaan samping rumah gw"
"iya bokap gw lagi gak enak badan, oh hai gw evan"
"hai gw ryan" kamipun berjabat tangan
"hari ini kita disiksa lagi gak ya?" tanya evan
"ya mau gimana lagi, udah nasib anak baru"
"eh yan lu katanya anak pindahan ya, darimana?" tanya evan ke gw
"iya gw baru pindah dari manado"
"wuihhh katanya cakep-cakep ya ceweknya, kenalinlah" kata nandar sumringah
"ahh elu dar, lagian mereka juga gak mungkin mau sama lu hahaha" kata evan
"gimana mau gw kenalin, jauh hahaha" dan kamipun tertawa bersama
evan ini tingginya sedikit lebih tinggi dari saya, dan dia juga sedikit lebih tampan dari saya, harus saya akui dia memang tampan, secara nantinya dia jadi artis di ibukota
tak berapa lama angkot yang akan kami naiki sudah datang, dan tak berapa lama kami sudah sampai di jalan tanjakan menuju sekolah kami.
kami turun dari angkot dan akan menyebrang jalan
Quote:
"RYAAAAAAAANNNNNNNN"
suara itu melengking menggelegar memecah keheningan pagi itu, dan sanggup membuat kami bertiga berpaling mencari arah suara itu
Quote:
"Tungguin" teriak riri yang terlihat masih memakai sepatunya di teras rumahnya
"itu lu yang dipanggil yan?" tanya nandar seperti gak percaya gw di cariin cewek secantik bidadari
"iya dar"
"cepet juga lu nyari pacar ya yan hahaha" kata evan
"bukan pacar, temen doang" kata gw
"ahh bahasa lu temen hahaha" kata nandar diikuti tawa mereka berdua
setelah menggenakan sepatunya, ririn berlari ke arah kami
Quote:
"eh anak papi udah bisa berangkat sendiri" kata ririn sembari merangkul pundak gw
"bully aja terus ri, eh kenalin ri ini nandar sama evan"
"riri, riri"
"nandar"
"evan"
"ayok berangkat, udah telat ini" kata riri tanpa dosa
"ini juga kalo telat karena nungguin elu make sepatunya lama"
"hahaha" nandar dan evan tertawa sambil kami mulai berjalan ke arah pangkalan ojek
"cuma juga berapa menit huuu" kata riri sambil mendorong pundak gw"
kamipun naik gojek menuju sekolah kami, karena kalau jalan kaki rasanya bakal mandi keringat kami pagi-pagi.
selanjutnya rutinitas mos berjalan sama seperti kemarin jadi saya skip aja ya, gak ada kejadian menarik, hanya baris di lapangan, masuk ke kelas, disuruh keluar lagi terus gw diselamatkan sama bu siska, terus tatap-tatapan sana anaknya di uks sampai siang. sumpah boring
skip>> skip>>
sayapun kembali ke kelas setelah pembantaian di lapangan selesai,
Quote:
"capek ya ri?" kataku menggoda riri
"huh kok lu gak di kerjain juga sih"
"hehehe" gw cuma tertawa sambil memasang muka nyebelin
"dasar anak papi" ketus riri
"biarin yang penting gak capek, gak keringetan"
"dasar nyebelin" kata riri sepertinya ngambek
"eh ngambek beneran, jangan dok, cantikya ilang loh" gw coba merayu riri
"apaan sih, gombal" riri mendorong pundak ku
[quote]
selagi kami asik bercanda, ada 1 kakak kelas laki-laki yang mendekati kami
[quote]
"hai sayang" kata kakak itu ke riri
riri terlihat terkejut, dan gw jauh lebih terkejut, apa-apaan ini orang dateng- dateng manggil sayang
Quote:
"eh, hai kak eh say" kata riri terbata-bata terlihat riri tidak suka hanya saja berusaha sopan
"say?" gw berbisik heran ke riri, dan dibalas tatapan mata salah tingkah riri, entah kenapa hati gw panas mendengarnya
"nanti pulangnya bareng gw ya" kata kakak kelas yang gak saya tau namanya siapa
"eh gw pulang sama temen kak eh say" kata riri sambil menunjuk gw
wajah kakak ini berubah jadi merah padam, mungkin karena emosi dan malu karena ditolak permintaannya
Quote:
"heh lu tadi gak ikut mos kan, lu kabur mau jadi jagoan?" kata kakak itu menarik-narik dasi gw
"...." gw hanya diam menahan panas di hati gw yang makin menjadi
"songong lu ya" kakak itu menarik dasi gw keras-keras ke arah dia sampai badan gw tertarik dan leher gw terasa tercekik
mendapat perlakuan seperti itu hal yang paling gw takuti pun terjadi, gw khilaf,
dada gw panas, kepala gw terasa membesar, gw berdiri dengan cepat dan mendorong kaka itu sampai terjatuh menabrak meja kosong,
dia berdiri dan memukul wajah gw dan kena di tulang pipi kiri gw,
balas dengan kepalan tangan kanan gw yang tepat mengenai perut dia,
kakak itu pun tersungkur di tanah sambil memegang perutnya, samar-samar gw mendengar ada yang memanggil nama gw dan menarik-narik tangan kanan gw.
Quote:
"yan udah yannn udah" teriak riri sambil menarik tangan kanan gw
"..." gw gak ngomong apa-apa hanya melihat ke arah riri,
mata riri terlihat berkaca-kaca dengan raut muka ketakutan
tiba-tiba emosi gw turun, dan kakak yang tadi masih tersungkur di lantai
Quote:
"ada apa ini?" suara kak rida memecah keramaian yang menyuruh gw terus menghajar kakak yang sedang masih tersungkur di lantai
kak rida membantu berdiri si kakak yang masih tersungkur di lantai
Quote:
"ryan ikut gw" kata kak rida sambil berjalan membantu si kakak tadi
gw pun mengikuti kak rida, riri mengikuti gw dengan masih memegang tangan kananku, sepertinya dia gak sadar
gw berhenti sejenak, dan melepaskan tangan riri lalu menggelengkan kepala meminta dia untuk tenang dan tetap di kelas, lalu gw pun menyusul kak rida.
ruang BP dan uks ternyata bersebelahan,
Quote:
"yan lu masuk ke ruangan itu" kata kak rida menunjuk ruang BP
"iya kak"
gw masuk ke dalam ruangan dan duduk di sebuah kursi di depan meja, ada sekitar setengah jam gw menunggu hingga akhirnya kak rida, kakak yang tadi gw pukul dan seorang guru masuk ke ruangan
kakak yang tadi gw pukul duduk di kursi di samping gw, sedang kan kak rida berdiri di belakang kami, pak guru yang saat itu gw belum tau namanya duduk di balik meja
Quote:
"kenapa kalian berdua?" kata pak guru yang ternyata bernama gunawan,
"...." gw dan kakak yang tadi gw pukul gak menjawab
"mereka berkelahi pak" kata kak rida
"dia kabur gak ikut mos pak" kata kakak yang tadi gw pukul
"dia narik-narik dasi gw kayak binatang pak" kata gw dengan nada yang lebih tinggi
kami saling memandang sebentar dan kompak saling membuang muka.
"kamu anak baru namamu siapa?" tanya pak gunawan
"nama saya ryan pak"
" ini peringatan pertama dan terakhir kamu ya, jangan berantem lagi"
"baik pak"
"terus kamu sammy(nama kakak yang gw pukul tadi) kamu bukannya gak masuk panitia mos? kenapa kesekolah?"
"eh anu pak, eh saya bantu-bantu aja"
"alasan saja kamu, sudah cepat kalian berdua salaman, damai, jangana da yang dendam ya"
kamipun bersalaman dengan gengsinya
Quote:
"sudah sekarang kalian pulang"
"baik pak" kami kompak menjawab
kamipun keluar dari ruangan, kak rida juga
Quote:
"yan itu pipi kamu kenapa? tanya kak rida memegang pipiku
"eh tadi kena pukul si sammy" kataku
"sini ikut gw ke uks"
gw hanya mengangguk dan mengikuti kak rida ke uks
Quote:
"sini kamu duduk aku obati" kata kak rida yang sedang memegang semacam minyak angin
"aduhhh"
"jangan manja deh, berantem berani, sama beginian sakit"
wajah kak rida cukup dekat dengan wajahku saat itu, sampai aku bisa mencium aroma parfume kak rida hmmm wangi sekali padahal sudah siang
setelah saya liat-liat kak rida ini orangnya manis juga, baik, rambutnya pendek badannya montok berisi, bibirnya tipis, senyumnya manis, tingginya sih mungkin sekitar 165, mulustrasi? okeeee gw kasih deh
Quote:
"oke sudah, yah biru gitu berkurang deh gantengnya hahaha" kata kak rida menggodaku
"makasih ya kak" kataku tersipu malu
"ayo kita balik ambil tas kamu di kelas, yang lain udah pada pulang kayaknya"
"ok"
kamipun berjalan ke kelas, dan benar saja sekolah sudah sunyi tapi ternyata riri masih menunggu di kelas
Quote:
"loh ri loe belum pulang?" tanya kak rida
"ehhh iya itu kak ehhh" kata riri tebata-bata dan kak rida melihat ke arah gw
"ohhh, yahhh kalo sama riri gw mundur deh" kata kak rida menggoda kami berdua dan berjalan keluar kelas setelah mengambil tasnya
"...." gw dan riri terdiam salah tingkah
"lu kenapa belum pulang ri?"
"eh gpp gw nungguin loe"
"ohh e makasih ya, ayo pulang"
"eh pipi kamu" kata riri sambil terkejut melihat pipi gw yang lebam
"ahh gpp, namanya juga laki-laki, ayo pulang,
"ehh iya"
kamipun berjalan pulang, hanya ada kami berdua sepertinya yang lain sudah dari tadi pulang,
Quote:
"eh yan"
"ya?"
"makasih ya"
"makasih buat?
"eh lu udah ngebelain gw tadi dari kak sammy"
"oh kak? gak dipanggil say lagi?"
"hah bukan kayak gitu, tadi aku dihukum selama mos harus jadi pacar dia dan manggil dia say" riri terlihat menggebu-gebu menjelaskan
"hahaha, dia bukan panitia kali, cuma senior yang kurang kerjaan atau mungkin jomblo akut kali"
"hah beneran? ahh sialan, rugi bandar gw panggil-panggil dia say"
"but anyway thx ya udah belain gw"
"ihh siapa yang belain loe, gw emosi aja di tarik-tarik gitu tadi hahaha" gw menggoda riri
"hahh ohhh ehh" riri terlihat salah tingkah
"hahaha becanda riii, becanda hahaha" kata gw sambil menyenggol pundak riri dengan pundak gw
"ahhhh ryaaaannn" riri memukul gw dengan tasnya lalu mempercepat jalannya, entah karena terik matahari atau apa, pipi riri terlihat memerah
kamipun kahirnya sampai di pangkalan ojek dibawah
Quote:
"yan loe kerumah gw dulu ya" kata riri
"heh ngapain?"
"udah ikut aja"
[/quote[
kamipun menyebrang jalan dan masuk ke pekarangan rumah riri,
rumah riri ini tidak kecil tapi tidak juga besar, ya stardart lah,
"kamu duduk di sini dulu ya bentar" kata riri
"oke" jawab gw singkat
tak berapa lama riri keluar dari rumahnya memakai kaos oblong yang agak kedodoran, dan rok masih memakai rok abu-abu, rambutnya diikat 1 agak tinggi
riri membawa segelas minuman dingin dan es batu besar,
Quote:
"ini diminum dulu" kata riri
"wah lu mau bunuh gw ya ri, ini es batu segede ini bisa keselek gw"
"yeee bego, itu bukan buat diminum, ini sirup minum" kata riri sambil menyodorkan segelas minuman dingin, dan memegang es batu yang mungkin sebesar lengan gw, tau kan es batu yang di jual wi warung-warung yang pake plastik bening?
"ohh kirain" kata gw sambil meminum minuman yang dibawa riri tadi
"nah kalo ini buat pipi lu" riri menempelkan es batu tadi ke lebam di pipi gw
"aduhhhh sakit" gw teriak lumayan keras, tapi sambil tertawa riri malah memaksa untuk terus menempelkan es batu itu di pipi gw
"biar gak bengkak sini, jangan manja yaaaa"
riri masih dengan brutal mencoba menyiksa gw, dan gw masih kekeh meronta-ronta
karena posisi gw lagi duduk, dan riri yang membungkuk juga kerah kaos riri yang kebesaran, terlihatlah belahan gunung kembar riri yang tertutup bra putih terpampang jelas di depan mata gw, gw yang awalnya meronta-ronda menjadi tenang dengan mata gw yang masih tertuju ke belahan dada riri,
menyadari gw yang tiba-tiba tidak lagi melawan dan mata gw yang dengan polosnya sedang menatap property pribadi miliknya, riri spontan menaikan baunya dengan tangan kirinya,
"PLAAAAKKKK"
satu tamparan cukup keras mendarat ke pipi kiri gw yang lebam, tapi sama sekali tidak terasa sakit, mungkin karena efek keram di kompres dengan es batu tadi
Quote:
"enak loe yaaaa nonton gratis" kata riri
"ehhh hah apa?" jawab gw yang masih belum benar-benar sadar setelah pertama kalinya gw melihat gunung kembar milik wanita secara live
"belagak bego lagi, mau lagi? ririn mengangkat tangan kanannya(aba-aba mau menampar lagi) dengan mukanya memerah tapi bukan karena marah tapi karena malu, riri
"hah? boleh?" jawabku benar-benar seperti orang bego yang mengira riri mau ngasih liat propertynya lagi
"nihhhh"
"PLAAAAAAK" tamparan kedua di tempat yang sama dan lebih keras
"Aduuuuhhh" kali ini sakitnya terasa, sepertinya efek keram dari es batu sudah hilang
"eh sorry sorry yan terlalu keras ya?" kata riri sambil memegang pipi gw, sayangnya kali ini dia sudah duduk di samping gw, jadi pemandangan indah pegunungan tadi tak lagi nampak
"nampar kira-kira dong, sakit nih" gw sambil mengelus-elus pipi
"lu sih ngeselin orangnya" kata riri sambil tertawa
"ini es batu pegang sendiri terus kompres sendiri" kata riri menyerahkan esbatu tadi
"iye iyeeee"
tak terasa sudah jam 3 sore, gw pun ijin pamit ke riri
Quote:
"ri gw balik duluan ya"
"iya, sekali lagi makasih ya buat yang tadi"
"gw yang makasih kali, udah dikasih minum sama 2x di tampar" kataku menggoda riri
"hahahaha maaf" riri mendorong tubuhku sambil tertawa
"yaudah gw balik ya"
"tau cara pulang gak anak papi?
"tau lah sekali doang ini naek angkot"
"pinter"
"bye ri"
"bye yan"
dan gw pun naik angkot yang berhenti di depan gw,
sepanjang perjalanan gw melamun,
kenapa hati gw panas pas dengar sammy manggil riri sayang ya? terus makin panas saat riri membalas dengan memanggilnya say
hmmm apa gw cemburu?