Menulis itu seperti kebutuhan buat gw. Setiap hari gw selalu menulis. Apa yang gw tulis? Semuanya. Tentang kegiatan yang gw lakukan, sampai menulis ide-ide yang berserakan liar di kepala gw. Menulis adalah sarana gw untuk mengeluarkan emosi dan apa yang terpendam di dalam diri gw. Dengan menulis, gw menemukan kenyamanan. Saat jari mulai menari di atas keyboard atau memegang pena di atas kertas kosong. Sebuah sensasi yang susah dicari tandingannya.

Banyak yang menyarankan ke gw untuk mengkomersilkan tulisan gw, Tapi, gw sadar siapa gw dan bagaimana kualitas tulisan gw. Yah, bahasa tulisan gw bukanlah bahasa tulisan yang baik. Gw ga kenal apa itu diksi, apalagi aturan menulis yang baik dan benar. Tulisan gw acak-kadut bahkan terkadang melompat dari satu tema ke tema yang lain.



Diksi kan bisa dipelajari. Begitu kata mereka. Tapi buat gw, menulis itu seni. Namanya seni kan identik dengan kebebasan. Jika gw sudah tidak bebas menjadi diri gw sendiri, lalu dimana nyawa tulisan gw? Untuk itulah, gw tetap memilih tidak bisa menulis daripada ruh dan nyawa tulisan gw hilang. Gw menolak untuk belajar menulis yang baik dan benar. Gw menolak tulisan gw diacak-acak oleh editor sok pintar dan sok ngerti tulisan. Biar saja tulisan gw tetap acak-acakan kayak gini.

Sayang dong, punya passion yang seharusnya menghasilkan kok ga dimanfaatkan. Lebih sayang lagi kalau demi sesuatu yang ga terlalu penting, membuat gw harus kehilangan diri gw sendiri. Passion kan tidak melulu soal materi. Ada kepuasan diri yang nilai nya jauh dari sekedar materi. Materi memang penting, tapi tidak dengan tulisan, gw akan menggantungkan pendapatan gw. Makanya gw tetap bekerja untuk menutup keperluan akan materi. Jika pada akhirnya karena menulis gw dapat duit, anggap saja sebagai pengganti rokok. Anggap saja ada pihak baik yang nraktir makan buat gw.



Kadang gw pengen ngakak ketika ada yang bertanya, "kapan update mas?" atau, "besok mau nulis apa mas?" yang lain, "mas nulis tentang ini dong." Kok ya masih saja ada yang mau membaca tulisan acak kadut, banyak typo, bahasa dan diksi ga jelas kayak gini? Apa alasannya? Sayangnya gw ga tertarik untuk mencari tahu. Buat apa gw cari tahu? Kalau sudah tahu, apa gunanya buat gw? Oh. Ternyata jadi ide tulisan ini. Walah, gw kemakan kesongongan gw sendiri. Hehe.

Maaf bukan apa-apa ya. Gw menulis karena gw memang suka menulis. Gw menulis ga dapat pesan dari pihak mana pun, kecuali gw lagi minat ikut event menulis. Kalau event kan ada temanya. Masak tema event AslinyLo, gw nulis tentang Bebek CS1 gw yang kabel koplingnya putus barusan (curhat dikit) ya ga nyambung bro. Gw ikut pun karena mau gw, dan karena gw ada ide menulis sesuatu. Seperti tulisan ini, yang keluar karena lihatin PM-PM teman-teman Kaskuser.

Last. Intinya, gw itu ga bisa nulis. Jangan lu anggap gw pintar nulis ya, terus lu minta tolong nulis ini itu, lu salah orang. Meskipun tulisan gw bisa nembus jutaan view itu bukan karena kebisaan gw menulis. Lha terus karena apa? Ya silahkan tanya sama yang baca, jangan tanya sama gw dong. Gw tahunya nulis, titik.

Ciao.