MILAN, KOMPAS.com - Banyak kafe dengan beragam pilihan jenis kopi membuatnya di negeri Italia, sehingga dikenal sebagai surganya penikmat kopi.

Di antara kafe-kafe lokal, kini bertengger kedai kopi yang logonya telah dikenal oleh dunia. Ya, Starbucks.

Perusahaan raksasa kopi asal "Negeri Paman Sam" ini akhirnya berhasil mendirikan cabang pertama di Italia pada Kamis (6/9/2018).

Starbucks memang bisa membuka cabang setiap empat jam sekali di berbagai wilayah, tapi baru kali ini di Italia.

Namun, perusahaan itu terus memupuki ambisinya untuk menaklukkan negara yang merupakan asal muasal dari espresso.
Awalnya, pendirian kedai Starbucks di Italia direncanakan pada awal 2017.

Mantan CEO Starbucks, Howard Schultz, berulang kali mengatakan bahwa perusahaannya akan mencapai Italia dengan "kerendahan hati".

Sebagai informasi, Schultz mengundurkan diri dari perusahaan tersebut pada Juni lalu, di tengah munculnya isu mengenai kemungkinan dia mencalonkan diri sebagai presiden pada pilpres AS 2020.

"Selama perjalanan pertama saya ke Milan pada 1983, saya terpikat oleh masyarakat yang saya temui di bar espresso di kota," katanya, seperti dikutip dari AFP.

"Itu adalah saat-saat hubungan manusia berlalu begitu bebas dan murni antara barista dengan pelanggannya," ucap Schultz. Saat ini, Schultz menjabat sebagai kepala emeritus Starbucks.

"Kami tidak datang ke sini untuk mengajari orang Italia membuat kopi, tapi kami ke sini dengan kerendahan hati dan penghormatan, untuk menunjukkan apa yang telah kami pelajari," ucap Schultz pada tahun lalu, seperti diwartakan CNBC.

Pendirian cabang Starbucks di Milan menuai reaksi beragam dari warga Italia.
"Masih harus dilihat apakah mereka akan dapat pijakan di Italia," kata Alessandro Panzarino, pengelola Cafe Martini yang letaknya tak jauh dari kedai Starbucks baru.

Dia mengakui menjadi sedikit takut dengan perusahaan raksasa. Namun, dia berharap penjualan awal Starbucks bakal laku keras.
"Kemudian kita harus melihat apa orang-orang bosan setelah beberapa saat," ucapnya.

Munculnya Starbucks sekaligus sebagai pengujian apakah orang-orang lebih senang menghabiskan begitu banyak uang, atau memilih meminum espresso tradisional Milan seharga 1 euro atau sekitar Rp 17.300.

Sementara itu, seorang penikmat kopi bernama Simone Dusi mengaku tidak akan terpengaruh dengan kemunculan Starbucks.

"Saya benar-benar tidak suka kopi Starbucks. Saya suka kopi kental, jadi sama sekali tidak tertarik kopi encer atau varian seperti Frappuccino," ujarnya.

https://internasional.kompas.com/rea...abang-di-milan

EMANG ADA SEJARAHNYA YA STARBUCKS LAKU DI SEMENANJUNG ITALIA ??

NGOAHAHAHA