• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • TERNYATA 5 (LIMA) NEGARA BESAR INI PERNAH TERKENA INFLASI TERBURUK

BronbayAvatar border
TS
Bronbay
TERNYATA 5 (LIMA) NEGARA BESAR INI PERNAH TERKENA INFLASI TERBURUK
HALLOOO...GAN END SIS...WELCOME BACK TO MY NEW THREAD.
GAN AND SIS, kali ini ane ingin membahas masalah inflasi. ya...like u know lah....lagi viral-viralnya akibat Lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar akhir-akhir ini. namun disini ane cuma mengulas beberapa negara besar yang pernah terkena inflasi bahkan beberapa diantaranya sampai pada tingkat Hiperinflasi lho,,,....
Nah, negara mana saja kah itu...?!!!! check this out gan...

1. Hungaria
Hongaria telah mengalami dua contoh inflasi yang mengerikan dalam sejarahnya. Yang pertama saat pecahnya Kekaisaran Austro-Hungaria setelah Perang Dunia I, sementara inflasi selanjutnya mulai menjelang akhir Perang Dunia II. Setelah Perang Dunia I, pemerintah baru mulai mencetak uang untuk membiayai anggarannya. Inflasi berikutnya berakhir dengan negara meninggalkan kronen (alias korona) menjadi pengo pada tahun 1926. Inflasi kedua dimulai pada tahun 1944, ketika sebagian besar infrastruktur Hungaria dihancurkan oleh Jerman dan Rusia. Rusia juga membebankan Hongaria untuk membayar biaya perbaikannya. Hongaria yang kekurangan uang merespon dengan mencetak lebih banyak uang. Hongaria mencetak begitu banyak uang sehingga inflasi naik 150.000 persen per hari. Pemerintah bahkan memperkenalkan milpengo (satu juta pengos) dan catatan bilpengo (satu miliar pengos) untuk menangani kelebihan nol, tetapi kedua mata uang tersebut hampir tidak berguna, karena keduanya sama-sama tetap memiliki angka nol yang banyak. Pada Juli 1946, dolar AS senilai 460 triliun triliun pengos. Kebayang ga tuh...?!!!!
Pada tanggal 1 Agustus 1946, pemerintah meninggalkan pengo sama sekali dan menggantinya dengan forint dan masih digunakan sampai dengan saat ini. 
Spoiler for pics ::



2.  Yunani
Yunani....pada tau kan gan end sis?!! Negara ini paling sering disebut ketika kita masih di bangku sekolahan...hehehehehe....!!!! tapi gan sis...ternyata negara ini juga pernah mengalami masa-masa sulit yang begitu mengerikan. begini kisahnya gan... emoticon-I Love Kaskus (S)
Inflasi Yunani 1941-1944 terjadi akibat dari pendudukan bangsa Jerman dan Italia selama Perang Dunia II. Drachma Yunani(mata uang yunani kala itu) mulai terdepresiasi ketika Jerman menyerang pada bulan April 1941. bahkan pada tahun 1944 negara ini memiliki lembaran mata uang terbesar 100.000.000.000.000 drachma ( 100 triliun drachma). keblinger ga gan...liat mata uang nolnya sebanyak itu ??!!! emoticon-Takut (S)
Para Pedagang banyak yang ketakutan jika Yunani kalah dan Jerman berhasil menduduki negara mereka, sehingga para seller emoticon-Blue Guy Peace mulai menimbun barang-barang pokok. Selain itu akibat mata uang yang kian melemah para pedagang  menuntut pembayaran dilakukan dengan emas oleh pembeli. Ketakutan mereka menjadi kenyataan ketika Jerman memenangkan dan menduduki Yunani, yang menyebabkan depresiasi lebih lanjut dari drachma. Jerman dan Italia menggunakan uang Yunani untuk membeli produk dari pedagang Yunani dan membiayai kampanye di Afrika Utara. Ketika mereka kehabisan uang, mereka hanya memerintahkan Bank of Greece untuk mencetak lebih banyak. dan Drachma-pun segera menjadi tidak berguna karena terlalu banyak sirkulasi dan akhirnya menyebabkan inflasi. Jerman dan Italia tetap tidak terganggu. Mereka hanya memerintahkan Bank of Greece untuk mencetak lebih banyak uang. Namun setelah perang dunia II usai, Yunani mulai berbenah dengan berbagai upaya reformasi dalam kebijakan moneter termasuk reformasi mata uang Drachma itu sendiri. dan pada akhirnya pada tahun 2001 mereka mengganti mata uangnya menjadi EURO karena tergabung dalam Uni-Eropa dan digunakan sampai dengan saat ini. 
Spoiler for Drachma:



3. China
Nah...gan..sis...untuk negara yang satu ini udah pada tau kan gimana sepak terjang perekonomiannya saat ini??!!! emoticon-Betty (S) sungguh sangat prestisius gan..!!!! tapi dibalik itu semua..ternyata eh..ternyata ada fakta yang kelam dalam sejarah negara dikdaya ini dalam hal moneternya. Hiperinflasi China terjadi pada tahun 1937 sampai dengan 1949.  Hal ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang mencetak uang terlalu banyak untuk mendanai perang. Yaitu saat perang pertama yang dikenal perang Sino-Jepang, menyusul perang Kedua dan seterusnya dimana perangnya merupakan Perang Sipil Tiongkok. 
Pada tahun 1937, satu dolar AS bernilai 3,41 yuan. 
Pada tahun 1945, itu berharga 1.222 yuan, 
dan pada tahun 1949, itu bernilai 23,3 juta yuan. 
Sebelum inflasi, masing-masing bank bertanggung jawab untuk mengeluarkan uang mereka sendiri. Pada tahun 1927, Partai Nasionalis Cina mulai berkuasa dan mulai mendanai anggarannya dengan meminjam uang dari bank-bank ini. Bank-bank kemudian menolak untuk meminjamkan lebih banyak uang kepada pemerintah karena takut tidak dapat membayar kembali. Pemerintah menanggapi dengan menciptakan Bank Sentral China untuk menerbitkan obligasi ke bank dengan imbalan uang. Pada tahun 1931, obligasi kehilangan setengah dari nilainya setelah Jepang mencaplok Manchuria. Ketika bank menolak untuk membeli lebih banyak obligasi, pemerintah mengesahkan undang-undang yang menuntut bank membeli obligasi dengan 25 persen dari simpanan mereka. Bank-bank masih menolak untuk membeli obligasi. Bank of China bahkan menjual obligasi yang dimilikinya dengan kerugian. Puncaknya ketika pemerintah melakukan proses pengambilalihan terhadap Bank of Chinadan Bank of Communications, yang merupakan dua bank terbesar pada waktu itu, dan bank lainnya. Masalah lainnya terjadi di China ketika Departemen Keuangan AS mulai membeli perak. Sehingga banyak perak China diselundupkan keluar dan dijual ke AS, yang menyebabkan jatuhnya nilai mata uang yuan. pada tahun 1935 pemerintah menstandarkan nilai perak dan pemerintah dalam kendali penuh atas bank-bank di China serta pemerintah mulai mencetak uang. karena mencetak begitu banyak uang  beberapa percetakan dikontrakkan ke Inggris. Hiperinflasi yang parah adalah alasan Ketua Mao Tse-tung dari Partai Komunis Tiongkok memenangkan banyak pendukung selama Perang Sipil Tiongkok. Perang berakhir dengan Nasionalis melarikan diri ke Taiwan, sementara Komunis menguasai negara. Komunis mengganti yuan yang lama dengan yuan baru pada tingkat tiga juta banding satu. dan Yuan merupakan mata uang di Negara China yang digunakan resmi sampai saat ini. 
Spoiler for Yuan:



4. Jerman
Antara 1919 dan 1923, Jerman menghadapi hiperinflasi terburuk dalam sejarah. Mata uangnya, Papiermark, kehilangan begitu banyak nilai sehingga para pekerja bergegas ke pasar untuk membeli barang-barang yang mereka butuhkan segera setelah mereka menerima upah mereka. Pemerintah sendiri bahkan tidak perlu repot-repot menambahkan langkah-langkah anti-pemalsuan ke dalam catatan mata uang super-tingginya yang baru karena biaya pemalsuan melebihi nilai nominalnya. Pada puncak inflasi, orang Jerman berurusan dengan begitu banyak nol sehingga mereka mulai menderita gangguan mental unik yang disebut nol stroke. Mereka memimpikan nol dan menghitung semuanya, termasuk usia dan anak-anak mereka, dalam nol. Itu normal bagi seseorang untuk mengatakan ia memiliki tiga juta anak atau berusia 40 miliar tahun sebagai lelucon mereka. Hiperinflasi adalah hasil dari uang pencetakan Jerman untuk membiayai Perang Dunia I dan reparasi konsekuen yang diperlukan untuk membayar kepada Sekutu setelah kalah perang. Pemerintah merespon dengan mencetak lebih banyak uang sampai inflasi menjadi hiperinflasi. Pada November 1923, satu dolar AS senilai 4,2 triliun Papiermarks. Hiperinflasi berakhir setelah pemerintah baru menegosiasikan kesepakatan pembayaran kembali dengan Sekutu. Pemerintah juga memperkenalkan Rentermark untuk menggantikan Papiermark yang sudah tidak berguna lagi. Dan Tahun 1999, ketika mark digantikan euro, koin dan uang kertas mark masih beredar hingga awal 2002. Peralihan dari mata uang resmi yang lama ke euro di Jerman berbeda dengan negara-negara Zona Euro lainnya. Di negara-negara lain, saat peralihan mata uang resmi lama dan euro beredar berdampingan selama dua bulan. Tetapi, di Jerman, koin dan uang kertas mark masih diterima sebagai pembayaran yang sah hingga 28 Februari 2002. Dan pihak Deutsche Bundesbank menjamin bahwa semua uang mark tunai dapat diganti ke Euro tanpa batas waktu dan dapat dilakukan di semua cabang Bundesbank di Jerman. Uang kertas bahkan dapat dikirim ke bank melalui pos.

Spoiler for Mark Germany:



5. Amerika Serikat
wah..ga nyangka ya....rupa-rupanya Negeri sekaliber Paman Sam juga pernah mengalami inflasi parah...!!! kalau yang satu ini jelas gan sis, inflasinya terjadi tak kala negeri ini dilanda perang habis-habisan. yach....USA lah...ceritanya. siapa sih yang ga tau...sampai dengan saat ini pun hobby-nya juga perang. heheheheemoticon-Ngacir Tubrukanbegini kisahnya gan...
Ke-13 koloni yang kemudian membentuk Amerika Serikat memperkenalkan Kontinental untuk mendanai Perang Revolusi melawan Inggris. Uang itu untuk mendanai hal tersebut jsebagian besar didapat dari masyarakat yang dijanjikan untuk dibayar kemudian hari. hal tersebut menjadi cikal bakal terjadinya inflasi, karena banyak warga tidak yakin dengan kemampuan pemerintah untuk membayar kembali. Inflasi sangat mengerikan sehingga warga Amerika lebih suka menjual pasokan ke Inggris yang membayar emas dan perak, daripada ke Kongres Amerika yang membayar dengan apa yang mereka anggap sebagai uang yang tidak berharga. Efek dari inflasi semakin memburuk oleh pemerintah Inggris, yang telah mengambil untuk mencetak Continentals palsu dan mengirim mereka ke koloni-koloni. Uang yang dikeluarkan koloni memiliki kualitas yang sangat rendah. Tanda tangan dan nomor seri ditulis tangan, dan mata uang memiliki sedikit atau tidak ada langkah-langkah anti-pemalsuan. Pemalsuan Inggris lebih asli dari apa yang dikeluarkan koloni. Sebagian besar waktu orang-orang terbuang hanya untuk mengenali uang palsu karena bentuk fisik lebih baik daripada yang asli. Orang Inggris kadang-kadang memberikan uang palsu kepada tentara Amerika yang ditangkap atau yang ditinggalkan sebelum mengirim mereka kembali ke daerah yang dikuasai oleh koloni-koloni.  Sementara itu, Kongres terus mencetak lebih banyak uang untuk membiayai perang. Inflasi sangat parah sehingga meninggalkan banyak utang yang banyak setelah perang usai. Utang kemudian menyebabkan Pemberontakan Shay dan pembentukan Konstitusi AS. Dalam sejarahnya AS pernah beberapa kali menghadapi situasi inflasi parah, dimana masa yang paling terkenal yaitu pada tahun 1930 dikenal dengan sebutan "Great Depression", penyebabnya tetap masalah Utang yang kian menumpuk.
Namun semenjak berakhirnya perang Dunia II, perekonomian AS kembali mulai beranjak naik karena banyaknya pesanan kendaraan, pesawat dan persenjataan dari negara-negara Eropa. Sejak saat itu, meskipun masih sering mengalami inflasi, namun sampai saat ini negeri Super Power ini tidak pernah mengalami situasi separah tahun 1930an. Bahkan mata Uang Dollar menjadi Acuan bagi Nilai tukar mata Uang negara lainnya.
Spoiler for Continental Dollar:



Nah....gan and sis.....selain dari negara-negara diatas masih banyak lagi negara-negara lainnya dari belahan dunia yang bahkan sampai saat ini masih mengalami inflasi besar-besaran. Seperti Zimbabwe yang sampai dengan saat ini memiliki nominal mata uang yang paling banyak menghabiskan angka Nol...emoticon-Wink
Spoiler for BOnus gan sis:



So...bagaimana Indonesia menurut agan and sista...????!!!a
Akankah Inflasi di Negara Kita tercinta ini segera turun???!!!
kita tunggu sajalah.....peran pemerintah selanjutnya...

Thanks sudah Berkunjung gan...emoticon-roseemoticon-shakehand

#jualhartakoruptordemipelunasanhutangnegara

Spoiler for BACA JUGA ARTIKEL ANE YANG LAIN GAN...:



Diubah oleh Bronbay 26-09-2018 05:02
4iinchAvatar border
4iinch memberi reputasi
1
12.9K
67
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.