Malang adalah kota penuh kenangan, keramahan masyarakatnya, destinasi wisata yang sangat indah semuanya tersaji di kota Malang. Tak hanya itu apelnya pun sangat menggoda selera, tapi sayang seribu sayang Malang Namamu Malang juga nasibmu kawan.



Korupsi berjamaah terjadi di DPRD kota ini, lucu, miris dan sudah biasa. Ya memang di negeri yang sedang terjadi inflasi dengan dollar yang melemahkan rupiah membuat masyarakat menjadi berkurang daya belinya, hingga korupsi kerap terjadi entahlah padahal sudah banyak kasus tentang hal itu namun tak pernah berakhir seperti kata pepatah " mati satu tumbuh seribu ", disinilah terjadi kecocokan visi dan misi para elite politik yaitu "Yuk Kita Korupsi". Walau mereka berbeda partai, beda kelompok, beda pengusung calon Presiden tapi faktanya sama-sama butuh untuk memperbesar kantong pribadi, dengan alasan yang bermacam-macam.



Inilah realita pejabat publik negeri ini, realita kehidupan yang sering terjadi lucunya lagi di masyarakat bawah di buatlah opini-opini yang selalu saja ingin memberikan ilusi bahwa elite politik itu berbeda mereka ada di dua kubu yang saling bertentangan, ada yang oposisi di pihak yang lebih putih dan petahana di pihak yang lebih hitam dengan menjual jargon agama. Hingga si hitam pun berusaha memutihkan diri dengan mengangkat cawapres yang usianya sudah hampir 1 abad, entahlah politik praktis dari kalangan agama memang sudah ada sejak lama. Ketika kader partai yang berlabelkan agama melakukan tindakan korupsi sayang sekali, rasanya tak pantas manusia yang selalu berkoar-koar tentang hukum Tuhan ternyata menjadi hamba uang, memang tak bisa dipungkiri uang adalah segalanya baik bagi mereka yang mengaku pengabdi Tuhan maupun pengabdi Setan semua sama saja, sama-sama butuh uang.



Lihatlah saat ini begal dari kalangan bawah pun tak segan membunuh korbannya demi segenggam rupiah, lalu apa bedanya dengan mereka yang korupsi ? Sebenarnya sama saja hanya beda jabatan dan pakaian, perbuatannya adalah tindakan kriminal tapi yang heran mereka yang korupsi seakan sapi limousin yang harganya mahal perlu dibina dan difasilitasi dengan pakan yang mewah dan kurungan higienis, bersih, rapi dan terawat. Sedangkan begal jalanan layaknya sapi lokal yang dibiarkan saja makan di tengah sampah hingga mati dengan sendirinya di tangan massa dengan cara yang keji.



Lucunya lagi sang terpidana korupsi pun merasa bangga dengan dirinya yang tertangkap KPK seakan selebritis dan mengharumkan nama bangsa mereka pun melambaikan tangan hingga memberikan tanda like it dengan jempolnya. Gilaa...ya kata itu pantas disematkan di negeri ini dimana korupsi seakan artis dan pahlawan, tidak malu bahkan menjadi hal yang biasa. Entahlah selama hukum korupsi tidak berat maka selamanya negara ini akan ada terus kasus korupsi hingga Indonesia ini kiamat.



Itulah realita kehidupan, mau tak mau, suka tak suka akan selalu ada dan menjadi hiburan bagi kami yang mengaku wong cilik yang bisa besar satu saat nanti menjadi wong licik. Selamat menikmati kota Malang kawan, karena para petinggi di kota ini sedang Malang nasibnya mengantri masuk bui, hanya ada beberapa orang suci dari mereka karena mungkin saja sering dibully hingga tak menjadi bagian dari gerombolan si berat

Seeruputt kawan...



c4punk@2018

Referensi

https://nasional.kompas.com/read/201...g-yang-tersisa