ilegalsxAvatar border
TS
ilegalsx
ARKARNA CITY - TRICKY TEEN (17+ Gore and Nudity)
TRICKY TEEN



"Darah mengalir sebagai dosa dan kematian adalah pembalasan yang setimpal, mata diganti mata, jiwa diganti jiwa. Pertarungan sampai mati!"


Didalam ruangan tersebut mereka berlima menyaksikan sebuah pemandangan tidak biasa, dimana mayat-mayat tergeletak tak beraturan berada disana. Lantai licin akan darah disertai bau amis menyengat ditambah tubuh-tubuh tak bernyawa membuat mereka ingin segera muntah. Adapula bagian tubuh yang tercerai berai terpisah dari tubuh lainnya, entah akibat apa, tapi yang pasti disitu telah terjadi tindak penyiksaan massal.

Kelimanya menelusuri masuk jauh kedalam gudang antah berantah tersebut dimana ada satu pintu terbuka yang sengaja disanggah oleh besi agar tak tertutup. Dari jauh terlihat sebuah kursi besi dengan rantai serta tambang disana tetapi pemandangan setelahnya membuat mereka berlima sontak tidak percaya.

Arya, Reno, Rufio, Ditri dan Erina tiba-tiba mematung. Mereka seakan tidak percaya terhadap apa yang mereka lihat dimana tergeletak sesosok manusia berambut panjang dengan buah dada terpampang tanpa sebenang helai pun yang terkujur kaku dipenuhi luka dan darah. Kedua lengannya patah dan terlihat jelas darah segar mengalir disekitar bagian sensitifnya.

Seorang remaja wanita terkujur kaku di atas lantai penuh noda darah yang membeku tersebut. Sosok itu.. Nama itu.. Dia adalah wanita biasa yang mereka tahu, seorang sahabat yang selalu hadir dalam suka dan duka dan dia berada disana tetapi ... kini tidak lagi bernyawa.

"Kematian bukanlah pilihan."

Quote:


Wanita itu dikenal dengan kepintaran, kreatifitas dan imajinasi yang tak terbendung, tetapi sayang ia terjebak di dalam dunia yang salah. Hitam dan gelapnya dunia merudapaksa dirinya yang dahulu sangat polos terhadap keburukan kota ini. Entah sejak kapan ia masuk kedalam dunia penuh intrik dan ilusi tersebut yang membuatnya berakhir merenggang nyawa penuh penderitaan. Kejadian itu sontak mengagetkan semua orang dan tidak ada menyangka ia pergi begitu cepat dengan cara sadis tidak bermoral.

Rasa sakit perih yang tak tertahan, rasa bersalah dan penyesalan menyelimuti jiwa sahabat-sahabatnya dan kekasih yang ditinggalkan. Kenapa?? Mengapa?? Pertanyaan demi pertanyaan satu per-satu mulai bersuara, bergeming perlahan tetapi nyaring mengusik yang terlibat. Remaja wanita berprestasi tersebut meninggalkan banyak kenangan, kerinduan, kisah serta misteri yang menuntun kepada sebuah konspirasi terhadap kematiannya yang sangat keji.

Bukan lain, bukan juga tidak, dibalik itu semua misteri menunggu untuk dikuak..

Tidak jauh dari mayat remaja wanita tersebut terdapat sebuah tulisan abstrak seperti F, H dan D yang membentuk satu kesatuan di salah satu tembok ruangan yang mengarah ke dalam gudang dimana ada mayat-mayat lain hasil pembantaian yang berjumlah kurang lebih sepuluh orang.

Merinding, bulu kuduk pun mulai berdiri..

Pemandangan menjijikkan dari pembantaian tidak manusiawi..

Hanya satu.. Satu saja, sebuah jawaban yang kelak akan membuka pintu ke dunia gelap ini..

'Z7'

Hasil penyelidikan pihak berwajib mengatakan bawha entah kebetulan atau tidak, mereka semua, manusia tak abadi tersebut memiliki simbol yang sama di tubuh mereka. Tattoo yang sama.

Agni. Kenapa kamu memilikinya??


Quote:



ONE DAY BEFORE EVERYTHING


7 Hari yang lalu disebuah gudang terpencil di sudut selatan Kota Arkarna..

Mata lesunya memperhatikan seluruh isi gudang pengap itu dengan penuh perhatian. Debu-debu beterbangan disambut bunyi bising lalat-lalat hitam beterbangan, suasana ruangan setengah gelap tersebut sungguh mencekam dan hanya dia sendiri yang mengetahuinya.

Suara-suara aneh terdengar nyaring dari sela-sela tembok kokohnya, rintihan vokal tinggi terus berkumandang pelan di sela-selanya lalu ditambah bau amis yang pekat dan kental diseluruh ruangan, tempat tersebut bagai arena penyiksaan. Wanita itu terus mencoba berontak untuk melepaskan diri dari atas kursi besi yang tersimpul tambang yang melingkari tubuhnya, jika saja ia memiliki kekuatan tambahan mungkin dia bisa bebas dari sana tapi sayang itu percuma.

Keadaanya saat itu tidak memungkinkan untuk meloloskan diri dari ikatan kuat yang mengikat seluruh sendi-sendinya. Seberapa hebat kekuatan yang ia kumpulkan tetap saja ia tidak bisa melepaskan diri begitu saja. Berteriak minta tolong saja seakan percuma, kain renda tipis penutup daerah sensitif perempuan bagian bawah sengaja disumpal di dalam mulutnya dan ditambah lilitan kuat plester hitam tebal yang menutup bibirnya sehingga menghalangi dirinya untuk bersuara. Tidak ada harapan, semua yang dilakukannya percuma, buang-buang tenaga, apalagi dengan keadaan setengah telanjang membuatnya menggigil dan kedinginan.

Sudah berjam-jam ia berada disana, segala perlakuan sudah ia terima tanpa balasan. Airmatanya sudah mengering, suara lucunya tidak lagi terdengar, hanya rintihan-rintihan kecil yang bisa ia gumamkan sama seperti lainnya. Rasa sakit, perih yang tidak tertahankan mengalir diseluruh kujur tubuhnya. Rasa malu ketika ia harus merasakan perlakuan kasar terhadap wilayah sensitifnya, sekitar wilayah kewanitaanya, hampir membuatnya gila. Selama berjam-jam ia dirudapaksa seenak jidat oleh kawanan-kawanan busuk yang tidak tahu cara memperlakukan wanita, memuaskan hawa nafsu mereka silih berganti tanpa istirahat. Harga dirinya runtuh dan hancur bagai seorang pramuria. Tidak, lebih dari itu, ia sudah seperti hewan yang tidak berharga di mata mereka.

Ia meringis mengetahui bahwa area sensitifnya mengalami perih yang tidak biasanya. Meski rasa sakit tersebut ia rasakan, kedua tangannya hanya bisa mengepal karena terikat oleh tambang yang tersambung di lengan kursi besi itu. Meskipun ia berontak, meronta demikian hebat tetap saja dirinya tidak bisa melakukan apa-apa. Dia hanya bisa terdiam, meringis dan menangis meski airmata tidak lagi mengalir.

Batang-batang kemaluan para biadab tersebut sudah mengotori dirinya, entah bagian mana saja yang sudah mereka 'pakai' untuk memuaskan nafsunya. Wanita itu berusaha menguatkan diri agar tetap sadar walaupun beberapa jam yang lalu ia sudah mengalami sebuah kondisi yang teramat menyakitkan. Proses tindak pemerkosaan tersebut telah memberi dampak psikis juga fisik, luka memar, sayatan berupa goresan tampak di kulit putihnya yang mulus dan halus itu. Wajah cantiknya yang dulu dipuja-puja oleh para lelaki kini tidak terlihat dimana luka-luka memar dan lebam terlihat disekitar wajahnya. Bagaikan pramuria yang diasingkan dari gubuk nafsu penuh dosa. Ia sendirian, merintih kesakitan, berharap pertolongan, meski ia tahu tidak ada yang sanggup menolongnya. Tidak ada yang sanggup ... menolongnya.

Kantuk..

Sangat mengantuk..

Tapi.. Tapi..

Entah apa yang terjadi di dalam kepalanya, satu per-satu memori tentang dia menengking kesadaran..

Quote:


Tidak lama berselang pintu rapat yang sesaat masih tertutup rapat kini terbuka. Rintihan-rintihan yang tadi terdengar pelan lambat laun membesar bagaikan teriakan minta tolong terhadap sesuatu yang mengerikan. Entah berapa jumlah manusia dibalik pintu itu, yang pasti lebih dari satu, entah tiga atau empat dan lebih dari itu.

Mereka kompak meneriakkan sumpah serapah dan permintaan maaf yang terdengar sangat mengganggu. Suara-suara gemerincing logam saling beradu dan bunyi besi menyembelih daging, sangat terasa di kuping. Sekali lagi ia berontak, meronta-ronta tetapi kursi dan ikatan itu tidak bergeming sekalipun. Wanita itu tetap berada disana, menangis tersedu, melihat sekawanan orang bertubuh kekar masuk kedalam ruangan dengan wajah bengis.

"HAHAHA.. Sayang-sayang.. Rindu sama gua??" Kata seorang pria dengan nada meledek. Kepala plontosnya seperti memantulkan cahaya dari sinar lampu remang diatas sana dan langsung menghampiri wanita ketakutan tersebut dan langsung menyentuh paha serta bagian sensitifnya. "WAHAHAHAHA!!! HAHAHAHA!!! Udah dua jam lo kita tinggalin, cumi lo masih basah kaya gini?? Anjing, anjing, emang ababil ga tau diri lo emang! HAHAHAHA!"

Wanita itu hanya bisa diam. Hanya bisa diam ketika tangan nakal pria plontos itu menggerayangi bagian sensitifnya dimana memberikan satu sensasi yang tidak ia inginkan. Dia tidak tahu mengapa lubang kewanitaanya 'basah' dengan lendir-lendir dari dalam selaputnya, ia tidak mengerti tentang bagaimana pola kerja tubuhnya saat itu. Tindak pemerkosaan yang ia alami seperti sengaja memberi stimulan terhadap tubuhnya dan sekaligus memberi dampak kenikmatan spontan secara terpaksa. Jika dikatakan jujur mungkin saja ia menikmatinya. Ya, menikmati dalam kesengsaraan!

Rasa malunya tidak lagi tertahan dan kali ini airmata sangat sulit untuk dibendung. Kondisi traumatis secara psikis memberikan dampak rasa takut yang luarbiasa, ia menangis, meronta dan berontak diatas kursi panas yang menjadi saksi biksu kebiadaban mereka. Mengetahui hal itu, salah seorang lagi menegur kelakuan kawannya yang dengan seenaknya langsung menggerayangi wanita itu.

"Oi..Oi.. Leto! Enak banget lo, masuk-masuk main grepe aje! Ga puas dari tadi lo 'main' sama dia??" Tegur salah seorang lainnya. Pria ini sedikit berbeda perawakannya, lebih rapih dari sebelumnya. Ia mengenakan kemeja warna cerah dengan kedua kancing atas yang terbuka dan kalung emas menghiasi dadanya. Rambutnya panjang menyentuh pundak dan memiliki bekas luka vertikal dari jidat hingga atas dagu, perawakannya baik, seperti pria biasa pada umumnya tetapi sekali saja menatap matanya barulah bisa diketahui kalau dia bukan orang baik-baik. Tatapannya tajam, jujur serta tegas, dengan suara berat ia berkata, "gua ga banyak waktu nih, Leto langsung to the point aja deh! Mau kita selesein pake cara apa perempuan satu ini?? Mau dimutilasi kaya sebelah?? Atau digantung, dibakar dalem drum atau disetrum?? Gua lebih suka kalo disetrum sih, soalnya kalau cewek kan pasti geliat-geliat kesana kemari kan tuh.. Hahaha, seru aja sih menurut gua!"

"rudapaksa sampai mati ... No option!" Potong satu orang lagi yang berdiri menyender santai di tembok sebelah pintu masuk. "Gua ga bakal puas kalau cewek ini mati begitu saja, seolah-olah kesalahan yang dia buat itu cukup kecil untuk dilupakan.. Leto, Binzar, lepas ikatannya terus lo gangbang dia sampai lo puas abis itu lo habisin dan jangan lupa.. Kasih liat 'sisa'nya ke cowok bang-satnya itu! Terserah pake metode apa, kasih liat ke cowoknya biar dia tau dia berurusan dengan siapa!" Tegasnya sembari merokok dengan jari bernoda merah pekat yang sudah mengering.

Mendengar perkataan pria terakhir itu membuat sang wanita ketakutan tidak karuan. Ia meronta dan memberontak tak henti. Meski mulutnya tertutup oleh balutan plester dan celana dalam tersumpal didalam mulutnya, suara teriakannya dapat terdengar seisi ruangan. Wanita itu tahu apa yang akan terjadi, ia akan mati tidak lama lagi. Pria terakhir tersebut tidak pernah main-main dengan perkataannya karena ia sudah mengenalnya cukup lama, lebih lama dari kekasih hatinya.

Semua yang ia lakukan sudah percuma, ia tidak lagi melawan hanya diam menahan rasa sedih dan takut yang luarbiasa. Sekejap ia mengingat tentang dirinya sendiri, siapa dia, apa masa lalunya. Seorang Agni, remaja wanita berumur tujuh belas tahun yang menyimpan begitu banyak misteri tersebut akan membuka tabir rahasia tentang dunia hitam di sebuah kota bernama Arkarna.


-- Jangan main-main terhadap kami karena kalian tidak tahu siapa yang kalian hadapi!! --




- Firza
Diubah oleh ilegalsx 18-12-2019 15:37
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
2
4.4K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.5KThread41.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.