• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • 5 Potensi Bahaya Paling Top, Yang Membuat Tik Tok Pantas Diblokir

arbibAvatar border
TS
arbib
5 Potensi Bahaya Paling Top, Yang Membuat Tik Tok Pantas Diblokir
Pemerintah Indonesia melalui kementerian komunikasi dan informatika, secara resmi memblokir aplikasi Tik Tok. Pemblokiran aplikasi tik tok karena ada banyak temuan atau indikasi dan juga potensi pelanggaran. Potensi penyebaran konten pornografi anak maupun dewasa, pelecehan agama, eksploitasi anak dan masih banyak sekali pelanggaran yang sudah dan bisa akan terjadi jika terus di biarkan.

Pemblokiran tiktok salah satunya di sebabkan karena; Kominfo mengontak Tik Tok untuk meminta penjelasan, terkait sarat dan ketentuan penyajian konten aman, tapi belum ada balasan. Jadi ya ga usah ambil pusing pak, ga di jawab dan ga mau nurut ya di blokir aja. Secara pribadi TS setuju dengan keputusan tersebut.
Quote:

Saya sendiri sebagai salah satu orang tua yang mempunyai anak usia sekolah dasar, tahu aplikasi ini, dari si anak. Ceritanya begini; di bulan Juni, kebetulan saya pakai modem mobile WiFi yang memiliki fasilitas sekitar 30GB perbulan. Namun baru 2 Minggu berjalan di bulan Juni, kok kuota habis, sepertinya aneh betull, padahal buka video jarang . Penggunaan internet pun hanya penggunaan ringan, online baca berita, akses ragam aplikasi perpesanan dan sosial media, serta ngaskus doang. Tapi kok kuota cepat terkuras.

Setelah dicari penyebabnya, ternyata di hape anak ane yang pertama ketemu ini aplikasi. Isinya rekaman video2 pendek yang di buat. Dan ane ambil kesimpulan , mungkin ini penyebab kuota cepat terkuras. Mengingat, si anak memang pada bulan puasa kebanyakan di rumah dan modem nyala hampir 24 jam. Lalu ane putuskan koneksi internet ke hape tersebut. Hasilnya, penggunaan internet kembali normal.
Quote:

Dari sisi pemborosan kuota akses internet seperti ini, nampaknya banyak yang tak keberatan, bila tik tok di blok pemerintah. Selain itu setidaknya aplikasi tiktok ini memiliki bahaya sebagai berikut :
:monggo

1. Penguna dibawah umur

Hampir rata rata pengguna aplikasi tik tokini berusia dibawah 18 tahun. Bahkan mayoritas adalah anak berusia antara 5-10 tahun, atau usia sekolah dasar. Ini sangat membahayakan bagi perkembangan mental generasi penerus bangsa. Anak dibawah 18 tahun, memang bisa saja sudah paham betul mana yang baik, mana yang buruk. Mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Namun, pemikiran dan pendirian mereka cenderung belum stabil. Jadi, keputusan dan tindakan yang mereka ambil kadang hanya bersifat sesaat, dan segala tindakannya sangat di pengaruhi oleh apa yang dilihatnya setiap hari.


2. Konten tak layak

Jika kita melihat sekilas, memang banyak konten yang tidak layak untuk anak. Apalagi anak usia antara 5-10 tahun. Ini rentan sekali tercemar dengan beragam pengaruh negatif, yang bisa timbul dari tontonan serta kegiatan mereka pada aplikasi tiktok. Di tambah lagi, temuan kominfo tentang adanya konten porno yang tentunya bukan saja tak layak, tapi sangat berbahaya bagi anak dibawah umur.


3. Potensi cyber bullying

Aplikasi tik tok kebanyakan menyajikan video singkat yang berdurasi kurang lebih 15 detik. Banyak anak yang meng-upload video tentang diri mereka. Ada yang tiba tiba saja terkenal. Akan tetapi, aplikasi tik tok ini juga bisa di lihat atau di tonton orang segala usia dari berbagai kalangan. Namanya anak, kadang mereka bicara dan melakukan kegiatan seputar dunia sosial media diluar dari kenyataan kehidupan yang ada.

Istilah kata mereka kadangkala melakukan tindakan berlebihan. Nah tindakan mereka, yang kadang memang ngeselin, bisa saja membuat orang dewasa yang tak bijak bersikap melakukan cyber bullying. Padahal, namanya bocah atau anak dibawah umur, cenderung memiliki emosi yang labil. Jadi kata kata kasar, meme meledek, penghinaan, bisa saja terjadi seketika dan tersebar luas. Apalagi dunia internet, penyebaran dampak negatifnya sulit di bendung. Jadi tepatlah kalo itu di blokir.


4. Bahaya laten pedofilia

Pengguna tik tok yang kebanyakan anak di bawah umur, tak disadari bisa menjadi surga konten, bagi para pengidap pedofilia. Ini yang menjadi pertimbangan ane yang memutuskan untuk mematikan koneksi internet pada smartphone yang di pegang oleh anak. Dan penggunaan smartphone pun hanya di batasi ketika dia mau belajar sesuatu yang berhubungan dengan pelajaran sekolah dan pelajaran pengajiannya. Itupun tetap dibawah pengawasan.


5. Eksploitasi anak

Secara tidak langsung aplikasi ini menjadi pintu besar bagi terbukanya eksploitasi anak. Beberapa konten yang viral, di manfaatkan dengan baik bagi pihak tertentu untuk menjadi sesuatu yang menghasilkan nilai komersial. Nah selain merupakan bentuk eksploitasi anak, komersialisasi berlebihan, seperti yang terjadi pada bocah tiktok yang viral beberapa waktu lalu, bisa berdampak negatif.

Orang yang tidak puas dengan keadaan yang di tampilkan bisa menyebabkan timbulnya cyber bullying terhadap anak. Dan bila itu terjadi, maka eksploitasi serupa ini, akan berdampak seperti lingkaran setan, yang berkaitan dengan dampak negatif lainnya, seperti pada poin pertama hingga poin ke empat ini. Ini tentu tak baik bagi perkembangan mental anak, sebelum dia dewasa.

Quote:


Selain dari kelima hal ini, masih banyak lagi hal yang bisa menimbulkan dampak buruk bagi kita semua. Terutama untuk pertumbuhan dan perkembangan anak kita para generasi penerus kita. Ini yang utamanya mesti kita jaga bersama. Jadi kesimpulannya TS menganggap pemblokiran aplikasi ini oleh pihak yang berwenang sudahlah tepat.

Dan yang perlu di perhatikan juga, beberapa aplikasi yang tak pantas lainnya mesti di cegat dan cepat di tindak, bila terdapat potensi yang membahayakan kita semua.

:nyantai
Sampai jumpa
Diubah oleh arbib 05-07-2018 01:44
0
22.5K
36
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.