newslyfe.comAvatar border
TS
newslyfe.com
Sebenarnya Trump Berniat Menyerang Fasilitas Milik Rusia Dan Iran di Suriah


Berbagai laporan menyebutkan, ternyata presiden Trump sebelumnya bermaksud untuk melancarkan serangan yang lebih besar di Suriah, termasuk menyerang fasilitas milik Rusia dan Iran yang ada di sana.

Namun, Sekretaris Pertahanan Jim Mattis, berhasil menggagalkan keinginan sang presiden, The Wall Street Journal mengutip narasumber yang mengetahui persis bagaimana keputusan tersebut dibuat.

Menurut kantor berita tersebut, Mattis memberikan tiga pilihan militer untuk Gedung Putih.

Pilihan yang pertama menargetkan serangan pada seluruh senjata kimia Suriah. Yang kedua, mengusulkan sasaran serang yang lebih luas, meliputi fasilitas senjata kimia dan terakhir menyarankan untuk menyerang pusat komando militer Suriah.

Dilaporkan, serangan berkekuatan hebat bisa saja telah direncanakan. Serangan ini bermaksud menyerang pertahanan udara Rusia di Suriah dan beberapa fasilitas Iran agar kemampuan tentara pemerintah Suriah menjadi terbatas.

Rencana serang seperti ini dinilai efektif tanpa perlu mengusik “mesin politik” Presiden Bashar Assad.

Berbagai narasumber terpercaya memberitahuan The Wall Street Journal, bahwa tadinya Trump terus menekan timnya untuk melancarkan skenario pilihan militer yang ketiga.

Namun, lagi-lagi Mattis berhasil menggagalkan keinginan sang presiden, yang akhirnya setuju untuk melancarkan serangan militer sesuai skenario pertama dan kedua.

Akhirnya, pada tanggal 14 April lalu, AS, Prancis dan juga Inggris melancarkan serangan gabungan yang menargetkan sejumlah sasaran di Suriah.

Mereka menyabut serangan ini sebagai serangan balasan atas serangan kimia yang terjadi di kota Douma, Suriah.

Serangan ini dilancarkan tepat di hari dimana para ahli dari Organisasi Pencegahan Senjata Kimia (OPCW) memulai penyelidikan atas dugaan penggunaan senjata kimia yang dituduhkan pihak Barat terhadap Damaskus.

Geram terus menerus dituduh melakukan aksi serangan senjata kimia, pemerintah Suriah dengan tegas menyangkal keterlibatan mereka dan balik mengecam pihak Barat, menyebut serangan rudal tersebut sebuah “agresi brutal.”

Kementerian Pertahanan Rusia ikut buka suara perihal serangan yang dilancarkan ketiga negara ini, menyebutkan bahwa setidaknya ada lebih dari 100 rudal udara yang diluncurkan.

Untungnya kebanyakan rudal ini berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Suriah.

Sementara itu, pihak Damaskus menyebut serangan ini telah merusak infrastruktur Suriah dan melukai tiga orang warga sipilnya.

Usai kejadian tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan pada hari Sabtu bahwa serangan yang dilancarkan AS & sekutunya melanggar norma serta prinsip hukum internasional.

Sumber
0
4.9K
38
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.9KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.