gurusejarahAvatar border
TS
gurusejarah
Merdeka yang Kedua Kalinya (Timor Leste 1975 & 2002)
Assalamualaikum WR WB




Kawasan yang kita kenal sebagai Timor Leste sekarang ini adalah wilayah yang dulunya penuh sengketa dan pernah beberapa kali berganti kekuasaan salah satunya adalah pendudukan Indonesia. Timor Leste dulunya adalah wilayah jajahan Portugis, sejak terjadinya Kudeta di Portugis (1974) yang mengharuskan wilayah jajahan Portugis yang sebelumnya berstatus provinsi di luar negeri agar dilepaskan. Tak cuma Timor Timur, tetapi juga Angola, Cape Verde, Guinea Portugis, Mozambik, Sao Tome, dan Principe di Afrika, Makau di Cina, serta India Portugis dibebaskan menentukan nasibnya, terjadi ketidakstabilan di Timor Timur yang mengakibatkan terjadinya serangkaian perang Saudara. Ditengah-tengah perang Saudara muncul kelompok yang paling dominan yang menamakan dirinya Fretelin salah satu saingannya adalah União Democrática Timorense (UDT) yang kerap menjadi kontradiksi Fretelin. Fretelin sendiri adalah kependekan dari Frente Revolucionária de Timor-Leste Independente yang dapat diartikan gerakan pertahanan yang berjuang untuk kemerdekaan Timor Timur. 28 November 1975 di deklarasikan oleh Fretelin sebagai hari jadi negara Timor Leste. Pada masa ini Timor Leste merdeka sebagai negara dan diakui oleh Portugis. Namun hal ini mendapat tentangan dari Amerika dan Australia yang memiliki kepentingan atas Teluk Timor yang kaya akan minyak. Atas desakan dari Amerika Serikat dan Australia, Indonesia melakukan invasi ke Timor Leste yang baru saja merdeka pada tanggal 7 Desember 1975 dengan bantuan perenjataan dari Amerika Serikat. Operasi ini dinamakan operasi Seroja.

Invasi yang dilakukan oleh Indonesia secara singkat berhasil memukul mundur kekuatan Fretelin yang minim persenjatan dan belum siap. Kota Dili sebagai Ibukota dapat dikuasai oleh Indonesia yang secara sistematis mengahiri negara baru tersebut. suksesnya operasi Seroja menjadikan Timor Leste sebagai provinsi Indonesia dengan nama Timor Timur. Gerombolan Fretelin kabur dan menjadikan hutan sebagai basis operasi gerilya yang sesekali mengacaukan dan menyerang TNI. sering kali gerombolan Fretelin menyerang kota dan melakukan penjarahan terutama merebut senjata milik TNI yang digunakan untuk melawan balik. Taktik Gerilya yang diterapkan oleh Fretelin menyebabkan mereka sulit di tumpas bahkan sampai merdeka penuh lewat referendum. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan kestabilan politik Indonesia sendiri, menurut adam malik, Menlu Indonesia saat itu berkata “Menginvansi dan menganeksasi Timor Portugis kedalam NKRI akan menjadi masalah ibarat duri dalam daging” namun perkataaanya tidak dihiraukan olej penguasa ORDE pada waktu itu.



Kay Rala Xanana Gusmão, atau yang dikenal dengan xanan gusmao adalah salah satu pejuang ikonik yang sangat di hormati di dalam Fretelin. Pria kelahiran Laeia ini dulunya adalah seorang pemain Sepak Bola dan juga wartawan. memutuskan diri untuk berjuang dan bertempur bersama Fretelin merupakan jalan hidup sebenarnya baginya. 1978 ia menjadi pentolan bagi Falintil yaitu organisasi sayap militer Fretelin. Gusmao banyak bertempur di dalam hutan, menyabotase, dan melakukan pengrusuhan, hal ini yang menjadikannya buronan yang menjadi prioritas penangkapan. FALINTIL terdiri dari 2.500 tentara reguler, 7000 yang memiliki beberapa militer Portugis pelatihan, dan 10.000 yang telah mengikuti kursus instruksi militer singkat, dengan total 20.000. jumlah ini kemungkinan bisa bertambah akibat dukungan penuh warga timor yang saat itu tidak menghendaki adanya Indonesia.

Selain melalui gerakan gerilya dan perlawanan fisik, Fretelin dengan langkah diplomatik mulai melobi pihak asing untuk mengakui dan membantu perjuangan bangsa Timor meraih kemerdekaan. Hal ini dibuktikan dengan lahirnya CNRT (Dewan Pertahanan Nasional Rakyat Timor) tahun 1998 di Pinichi (Portugal). mereka aktif memperjuangkan kemerdekaan Timor melalui perwakilannya di Portugis. organisasi sayap fretelin ini sedikit banyak berperan aktif dalam terselenggaranya referendum nantinya.



Pembantaian Santa Cruz

kekalutan yang dihadapi TNI menjadikan TNI semakin beringas dan waspada terhadap segala pergerakan Fretelin yang dianggap sebagai GPK (gerakan Pengacau Keamanan). Setiap warga Timor harus elewati pos pemerikasaan dan diawasi penuh oleh TNI. pada tahun 1991, di Santa Cruz para pemuda melakukan unjuk rasa untuk peringatan invasi Indonesia dengan melakukan aksi damai sekaligus mengibarkan bendera Fretelin dan meneriakan kemerdekaan. Dianggap sebagai pemberontak TNI melakukan penembakan secara brutal terhadap masa yang mengakibatkan 250 orang tewas. Hal ini dianggap sebagai pelanggaran HAM berat yang mengakibatkan Amerika menarik dukungannya atas invasi Timor.



Menuju referendum

Stabilitas Timor Timur menjadi tidak terkendali setelah beredar kabar dan kampanye anti-Indonesia di berbagai kota di timor timur yang menyebabkan terjadinya banyak kerusuhan.TNI melakukan oprasi pemulihan kondisi dan keamanan dengan melakukan pemberantasan dan melakukan peperangan intens dengan kubu fretelin yang membuahkan hasil tertangkapnya Xanana Gusmao pada 20 November 1992. setelah itu ia dijatuhi tahanan Politik selama 7 tahun sampai tahun 1999 dibebaskan. Fretelin yang merupakan kelompok dominan di Timor Timur banyak mendapatkan dukungan dari mayoritas rakyat Timor. pada mei 1996 terjadi reformasi yang menandai berahirnya Orde Baru. hal ini dimanfaatkan oleh Fretilin untuk melakukan kampanye kemerdekaan melalui pemukiman-pemukiman dan ahirnya mendapat dukungan penuh rakyat, hanya sebagian saja yang menentang namun mayoritas mendukung kemerdekaan. akibat memburuknya situasi akibat terjadinya kerusuhan dan lonjakan inflasi yang terlampau tinggi mendorong pemerintah untuk bergerak cepat untuk menyelesaikan permasalah. untuk mengatasi krisis Presiden saat itu B.J Habibie memutuskan untuk menggelar Referendum yang membebaskan rakyat Timor untuk memilih, ikut Indonesia atau merdeka. melalui Kofi Annan, Sekretaris Jendral PBB pada 27 Januari 1999 dirumuskan referendum damai yang dipimpin oleh PBB.

438,968 suara, sebanyak 344.580 atau 78,50 persen rakyat Timor Timur memilih opsi kedua. Mereka menolak otonomi khusus dan memilih berpisah dengan Indonesia. Sedangkan sisanya sebanyak 94.388 suara atau 21,50 persen memilih menerima otonomi khusus dan bergabungnya Timor Timur ke Indonesia. dengan ini mengakibatkan lepasnya Provinsi ke 27 lepas dari Indonesia.

Pasca Referendum
setelah menang dalam proses referendum ahirnya kedaulatan Timor di berikan kepada PBB selaku pihak yang akan melakukan transisi kekuasaan sementara. namun selama proses transisi sering terjadi kekacauan yang disebabkan oleh milisi pro Indonesia terutama bekas Partai Apodeti yang pro Indonesia. mereka melakukan penyerangan dan pengrusakan terhadap beberapa pemukiman dan juga objek lainnya yang dianggap pro kemerdekaan. puncaknya adalah terjadi Pembantaian di rumah Manuel Carrascalão terjadi pada tanggal 17 April 1999 di Dili, Timor Timur, ketika milisi pro-Indonesia Aitarak yang dipimpin oleh Eurico Guterres menyerang rumah tokoh kemerdekaan Manuel Carrascalao dan membantai 12 orang. Pasukan indonesia terkesan melakukan pembiaran dan ahirnya PBB mengirim Pasukan perdamaian untuk menegakan stabilitas keamanan yang bernama pasukan INTERFET (international Force for East Timor) yang dipimpin oleh Australia. tujuannya adalah untuk melakukan penjagaan selama masa transisi dan melucuti semua senjata milik milisi, baik Fretelin maupun Aitarak.

selain itu terjadinya eksodus rakyat Timor yang tidak menghendaki negara timor leste dengan memasuki wilayah Timor bagian barat Indonesia. setelah dilakukan persetujua dilakukan penarikan pasukan TNI yang sebelumnya telah menurunkan bendera Merah Putih digantikan bendera PBB yang melakukan transisi. Timor Leste secara resmi bergabung sebagai anggota PBB pada tanggal 20 Mei 2002. selain itu Indonesia juga melakukan pengakuan secara resmi dengan melakukan hubungan bilateral dan saling membuka kedutaan Besar.


Sejatinya Timor Timur adalah sebuah wilayah yang merdeka yang di caplok wilayahnya oleh Indonesia yang kalap akibat hasutan Amerika Serikat yang ahirnya harus menelan pil pahit akibat melakukan penjajahan dan agresi yang sejatinya Indonesia juga pernah merasakannya. JAS MERAH

SUMBER
SUMBER 2SUMBER 3
muhamad.hanif.2Avatar border
muhamad.hanif.2 memberi reputasi
-1
38.6K
208
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
icon
6.5KThread10.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.