Prolog



Semangkok Bakso, Mengawali segalanya...

Baksolah yang membuat asa ane melambung tinggi, dan berharap menjadi duit yang berjibun tiga almari penuh (dengan kerja yang minimalis). Namun, bakso itu pula yang akhirnya membuat ane harus “down to earth”, merana abis-abisan.Kalau memikirkan bakso itu, rasanya ane pengin berkenalan dengan doctor emmet “doc” Brown, pemilik mobil Delorean DMC-12 yang bisa berubah menjadi mesin waktu di Film “back to the future” (lagi-lagi film ini pernah ngehits di tahun 90an). Ane pengin banget berubah menjadi Marty McFly, dan merubah jalan hidup ane yang berliku-liku ini, menjadi lempeng..lurus dan bisa berkata “tidaaaaaaaakkkkkkk” pada orang-orang yang ikut menjerumuskan ane dalam bisnis perbaksoaan itu.

Bakso memang simple, mudah dan sangat happening untuk dijadikan star up dalam bisnis. Kenapa ? pembelinya pasti ada bray… baik pembeli horizontal maupun vertical jumlahnya sangat berjibun. Tua muda, besar kecil tentu doyan, bahkan ada yang sampai tahap doyaaaaaan banget. Dagingnya yang dibentuk bulat-bulat (kotak, berbentuk hati atau bentuk-bentuk kreatif lainnya), dipadu dengan kuah bening….gurih, serta butiran-butiran daun sledri dan bawang goreng…ditambahi sambel yang super pedas, betul-betul kawan setia yang sangat cucoook untuk menghilangkan rasa lapar, rasa gundah bahkan bisa menjadi ajang kemesaraan untuk kamu….yah kamu!
Jujur, ane salah satu penggemar beratnya bray…jadi, tidak aneh waktu opsi dagang bakso itu muncul ane benar-benar ‘excited” dengan mata yang berbinar-binar dan pupil ngeblink-blink gitu. (sementara mulut ane meleeer membaui gurihnya kuah bakso, kenyalnya daging bulat-bulat itu, aroma bawang goreng dan crunchynya potongan bakso goreng atau pangsit yang diam-diam lumer dalam mulut).

Betul-betul “mimpi yang menjadi kenyataan”, impian memiliki sebuah outlet model bakso boejangan yang booming beberapa saat lalu bisa ane wujudkan. Namun, bukannya outlet yang muncul bray..waktu rencana itu dieksekusi jadinya berbelok 360 derajat, karena bukan outlet yang akhirnya diputuskan tapi model gerobakan. Alasannya, yaa…Karena ane betul-betul butuh duit yang besar. Jadi, wajar butuh pengkalian yang banyak untuk menghasilkan untung yang besar. Impian berpadu dengan harapan mendapat untung cepat, itulah yang membius ane, membutakan akal sehat ane. Karena dagang bakso sebetulnya dunia yang benar-benar baru, bukan dunia yang ane geluti sehari-hari.

Lalu kenapa ane bisa meng”oke”kan dan kemudian menggelontorkan modal hampir 400 juta ? itu yang membuat ane pengin menjadi Marty McFly kemudian naik Deloreannya Doktor Emmet “Doc” Brown, kemudian turun dan mengunjungi tempat dimana waktu itu ane sedang ngademin pikiran sambil kongkow di kafe yang terletak dipusat perbelanjaan terbesar di Surabaya. Setting lokasi yang betul-betul mirip banget dengan salah satu adegan “Back to the Future”. Adegan kongkow itu yang pengin ane rubah, dengan jalan pergi dan pindah ngadem di mall lain. Bahkan, kalau perlu tidak pergi ke mall pada siang itu. Namun, cerita hidup ane memang harus begini tidak boleh begitu. Jadilah ane tetap nongkrong di mall itu. Dari situlah cerita ini bermula.