Media IndonesiaAvatar border
TS
Media Indonesia
Anak Indonesia Butuh Kepedulian Kesejahteraan


ANAK-anak di Indonesia yang mewakili sepertiga populasi penduduk Indonesia butuh perhatian serius dalam hal kesehatan dan gizi, kesejahteraan dan pendidikan, serta lingkungan tempat mereka tumbuh. Pemerintah dan semua pihak terutama swasta harus bahu membahu untuk menagani permasalahan anak tersebut.



"Kesejahteraan anak itu terus menjadi prioritas di Indonesia, karena bisa memengaruhi kualitas serta potensi sumber daya manusia di masa mendatang. Ini harus jadi perhatian semua pihak," ujar Ketua Pengurus Yayasan Sayangi Tunas Cilik Selina Patta Sumbung, di sela acara program Employee Volunteering (kerja sukarela bersama karyawan) bertema Orange United Week, di SDN Kampung Melayu 01, Jakarta, Rabu (20/12).



Selina melanjutkan, kondisi itu juga tecermin dari data hasil riset Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahwa balita Indonesia yang mengalami stunting pada 2015 sebanyak 29,6%.



"Untuk itu, kami bersama GSK memiliki misi yang sama dalam mendukung perbaikan status kesehatan dan kesejahteraan anak di dunia, termasuk di Indonesia. Bersama GSK, secara global kami memiliki ambisi untuk membantu menyelamatkan nyawa satu juta anak di dunia,” lanjut Selina dalam siaran persnya.



Acara ini terselenggara berkat kerja sama antara perusahaan farmasi dan kesehatan berbasiskan penelitian terkemuka di dunia, GlaxoSmithKline (GSK), dengan Yayasan Sayangi Tunas Cilik mitra kerja dari Save the Children di Indonesia, sebagai mitra nirlaba GSK di tingkat global.



Menurut Kemenkes terdapat 37,2% atau sekitar 9 juta anak di Indonesia mengalami stunting. Dalam tiga tahun terakhir jumlah stunting mengalami penurunan menjadi 27,5%, dengan pemantauan status gizi.



Penanganan stunting dilakukan tidak hanya dengan memberikan makanan tambahan. Tapi juga dilakukan dengan faktor eksternal, misalnya perbaikan sanitasi, dan fasilitas air bersih.



Director of Communications & Government Affairs PT Glaxo Wellcome Indonesia Prelia Moenandar menambahkan, Orange Day dimaksudkan memberikan kesempatan kepada karyawan GSK di seluruh dunia untuk melakukan aktivitas sosial yang bermanfaat bagi masyarakat agar mereka dapat berbuat lebih banyak. Pertama kali Orange Day diperingati di Indonesia pada 2009.



Prelia menjelaskan pada progam Orange United Week kali ini, GSK Indonesia melakukan kegiatan sukarela ke sejumlah yayasan yatim piatu, serta kunjungan ke sekolah-sekolah di area Jakarta untuk mengadakan aktivitas pengembangan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) seperti renovasi dan penyediaan perlengkapan UKS, kelas inspirasi, dan kelas Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ke siswa sekolah.



Prelia berharap program tersebut dapat terus diterapkan ke depannya, sehingga status kesehatan anak-anak dapat meningkat dan kebiasaan untuk menjaga kesehatan dapat terus terlaksana.



Sedangkan General Manager of GSK Pharmaceutical Omar Luqmaan Harris menuturkan, pada tahun ini program Orange United Week berfokus pada peningkatan kesejahteraan dan kesehatan anak, sejalan dengan program-program yang menjadi kerjasama antara kami dengan Save the Children.



"Kami berharap pada akhirnya mereka dapat jadi inspirasi bagi lingkungan sekitarnya sehingga terwujud generasi muda berkualitas dan bangsa yang maju," tutup Omar. (OL-4)


Sumber : http://www.mediaindonesia.com/news/r...aan/2017-12-21

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Crowd Funding Sasar Generasi Milenial untuk Viralkan R80

- Permohonan PT RAPP Ditolak Majelis Hakim PTUN

- Festival Penglipuran Hidupkan Wisata Bali

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
460
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Media Indonesia
Media Indonesia
icon
30.5KThread1.3KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.