PERAYAAN Natal tinggal beberapa hari lagi.



Namun, berbagai aktivitas terkait menyambut peringatan hari lahirnya Yesus Kristus mulai terasa di sejumlah daerah.



Hiasan pernak-pernik maupun pohon Natal atau yang juga sering disebut pohon terang mulai tampak di ruang publik maupun di rumah-rumah warga kristiani.



Seperti di Kota Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT).



Anak-anak muda di setiap sudut Kota Reinha (sebutan lain Larantuka dalam bahasa Portugis yang berarti kota ratu) mulai menghias pohon Natal secara sukarela.



Pohon terang menjadi simbol tuntunan Allah agar manusia teguh menjalani masa adven atau masa penantian kelahiran 'Juru Selamat', meluruskan jalan sebelum merayakan Natal atau kelahiran Yesus 'Sang Juru Selamat'.



Tak hanya itu, umat Katolik setempat juga menantikan pertunjukan musik dari orkestra dan paduan suara milik Keuskupan Larantuka.



Mereka menyebutnya Van Vare.



Pertunjukan musik dan lagu Natal itu sekaligus berisi acara Sinterklas membagikan hadiah untuk anak-anak di setiap lingkungan yang dilewati.



"Dulu 'orang Nagi' (Larantuka) menyambut Natal dengan menyalakan obor atau bahan penerangan dengan biji damar (jarak). Dinyalakan di pinggir rumah atau kapela, pada masa adven atau masa menantikan kelahiran Yesus Kristus, 'Sang Juru Selamat'. Terang ini dimaksudkan agar umat kembali ke jalan Tuhan, mengikuti ajaran-Nya, hingga kemudian merayakan kelahiran Yesus dengan hati bersih," ujar Paulus Moron, tokoh masyarakat setempat, di Larantuka, kemarin.



Pastor Yan Riberu Pr, pastor di keuskupan Larantuka, menyebutkan Van Vare adalah tradisi 'membangunkan' umat dari kebiasaan lama (bergelimang dosa) diingatkan dengan lagu, musik, dan syair untuk 'meluruskan jalan' mereka menjadi suci pada hari Natal.



"Kita akan gelar Van Vare, mulai besok (hari ini) dan lusa. Setiap tahun kami gelar pada 21 dan 22 Desember. Kami akan 'mambangunkan umat' untuk meninggalkan kebiasaan lama atau bergelimang dosa untuk secara sadar meluruskan jalan bagi-Nya," kata Romo Yan Riberu.



Menurut dia, pada masa lalu pastor yesuit dengan berjalan kaki mendatangi setiap lingkungan untuk 'membangunkan umat'.



"Sekarang kami satukan pemain musik orkestra serta penyanyi di atas mobil Fuso untuk menghibur dan membangunkan umat untuk menyambut kelahiran Yesus," tukasnya.



Dari botol bekas



Di sisi lain, umat kristiani di Kabupaten Garut, Jawa Barat, melakukan kreativitas menyambut Natal. Seperti dilansir Medcom.id, jemaat Geraja Injil Indonesia di Kecamatan Garut mempersiapkan pembuatan berbagai pernak-pernik pohon Natal raksasa dari bahan baku botol bekas.



Pohon Natal yang dinamakan Kristal Es berwarna putih dengan tinggi 6 meter tersebut berbahan baku botol bekas mereka hias dengan sejumlah ornamen agar terlihat cantik.



Salah satu pencetus ide tersebut, Lie Ming San, mengutarakan pembuatan pohon Natal Kristal Es menggunakan botol bekas sekitar 1 ton. Botol-botol tersebut dikumpulkan dari para jemaat.



Namun, di Pati, Jawa Tengah, tidak hanya gereja yang dihiasi pernak-pernik dan pohon Natal.



Sebuah tempat ibadah Konghucu, Kelenteng Hok Tik Bio di kawasan kompleks pecinan, dihiasi berbagai pernak-pernik Natal.



Di pintu masuk kelenteng tersebut ada dua pohon pinang berhiaskan pernak-pernik Natal, seperti lampu-lampu dan boneka Sinterklas.



Ketua Kelenteng Hok Tik Bio Pati, Eddy Siswanto, mengutarakan pihak kelenteng pun menggelar berbagai acara kemanusiaan menyambut Natal, seperti membagikan sembako kepada anak-anak kurang mampu serta menyelenggarakan pertunjukan barongsai. (S-1)






Sumber : http://www.mediaindonesia.com/news/r...uka/2017-12-21

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Studi: Teh Hangat Bantu Kurangi Risiko Glaukoma

- Pemerintah Daerah Gelar Safari dan Mudik Gratis

- WNI di Beijing dan Meksiko Rayakan Natal Lebih Awal