Bukan hal yang aneh di Jepang jika setiap orang mengendarai sepeda. Sebab di sana transportasi di dalam kota adalah sepeda. Baik tua, muda, anak-anak, dewasa, kaya, miskin, semua mengendarai sepeda. Baik itu pergi ke kampus, ke kantor, ke supermarket atau ke sekolah. Engga ada yang malu mengendarai sepeda. Engga kayak di kita ya Gan, dulu orang melihat sepeda itu cuma miliknya orang ndeso, sekarang sih sudah alhamdulillah, sudah banyak yang sayang bumi, jadi mulai ada gerakan mengurangi kendaraan bermotor. Kembali ke sepeda.

Nah, Agan kalau Agan ke Jepang, untuk keamanan Agan, jangan sekali-kali mengambil atau memakai sembarangan sepeda, meskipun Agan menemukannya di tepi jalan dan kelihatannya sepeda itu tidak bertuan. Sebab, di Jepang, setiap sepeda dicatat nomor registrasi kepemilikannya dan diberi nama pemilik. Jika Agan memakai sepeda tak bertuan atau memberikan sepeda tak bertuan meskipun itu ada di halaman rumah sewa kita hal itu termasuk perbuatan kriminal. Bisa jadi itu adalah sepeda curian atau sepeda yang dilaporkan hilang oleh pemiliknya dan Agan dengan tak sengaja memakainya. Jika Agan tertangkap sedang memakai sepeda tak bertuan tersebut, siap-siap diciduk polisi, diinterogasi untuk pembuatan BAP dan dimasukan ke dalam penjara.

Jika Agan memerlukan sepeda untuk memudahkan transportasi selama di Jepang, sebaiknya meminjam di tempat persewaan sepeda yang resmi atau membeli sepeda bekas.

Serius Gan, jangan sampai liburan atau studi Agan menjadi kacau gara-gara sepeda. Nihon no keisatsu wa kibishi datta yo. Polisi Jepang mah strik banget! Jadi jangan coba-coba memakai sepeda sembarangan ya.

Beberapa tahun silam (berasa dah tua banget ih hahha) waktu saya mendampingi pak suami belajar di Jepang, saya ada pengalaman yang tidak mengenakan sekali. Pokoknya bikin ga enak tidur dan tak enak makan.

Ini gara-gara sepeda itu, Gan. Dulu, kami tinggal di sebuah rumah yang besar. Bekas asrama staf universitas. Rumah model Totoro (kalau yang sudah menonton film anak ini mesti kebayang ya Gan) dengan halaman yang luas dan pepohonan yang rimbun, ada beberapa sepeda di depan rumah. Ada yang masih bisa diguna ada juga yang sudah rusak. Yang masih bisa diguna, oleh suami saya diberikan kepada seorang Brother dari Mauritania.

Awalnya semua baik-baik saja hingga pada suatu hari, Brother sedang asyik meminjam DVD di kedai penyewaan DVD, sepedanya diciduk polisi. Dia pun diintrogasi. Brother pun mengakui bahwa sepeda itu diberi oleh suami saya. Akhirnya penyelidikan berpindah kepada suami saya. Diintrogasi 5 jam Gan! Pake bahasa Jepang pula! Alamakkk ...

Suami saya waktu itu sedang studi, saya yang panikan, mulai membayangkan suami saya di penjara. Masa depannya suram, di foto di kantor polisi besar dan fotonya disebar ke seluruh Jepang (dasar tukang menghayal saya teh! Hapus hayalan!)

Alhamdulillah, beruntung, ada seorang polisi yang sering berkunjung ke rumah. Namanya Nozawa san. Belakangan saya mengetahui beliau adalah seorang detektif yang bertugas berinteraksi dengan mahasiswa asing. Nozawa san dan Professornya suami, menolong suami dan membatalkan tuduhan pencurian sepeda (aduhh gak keren amat, jauh jauh ke jepang nyolong sepeda heuheu ) Sebelumnya suami saya juga ditolong oleh sahabat saya, seorang muslimah Jepang yang menikah dengan Brother dari Pakistan. Beliau yang menerjemahkan Inggris - Jepang kepada polisi yang memeriksa suami saya.

Bersyukur banget, kami dikelilingi oleh orang-orang baik. Hingga akhirnya suami saya bisa keluar dari masalahnya. Kelihatan sepele, ya, Gan. Tapii akan fatal jika kita tidak mengetahui hal ini.

Jadi Gan, lebih baik nyewa sepeda deh di Jepang, daripada ngiler sama sepeda tak bertuan tapi berujung masuk bui. Sepeda itu kelihatannya tidak bertuan, tapi mitos Jepang mah tetep. Kali aja ada yang punyanya. Baik masih hidup atau sudah mati. Tetep diusut, Gan!

Silaturahim dan baca artikel lainnya di Sri Widiyastuti Lifestyle and Parenting Momblogger

Tetap waspada ya, Gan!