Secara garis besar menurut teori tentunya tidak semua orang dapat menerima dan memahaminya, apalagi teori ini boleh saya katakan masih abstrak.

Itulah yang dapat saya definisikan apa yang dimaksud dengan membedahnya. Dalam opini sederhana saya ini adalah kajian sesuatu yang secara konferehensif tidak hanya mengedepankan yang nampak atau alam rasionalitas berpikir, tetapi lebih juga mengedepankan apologi dalam dunia kebatinan serta jiwa dan roh manusia yang tidak dapat ditampakkan secara kasat mata.

Sebab diakui ataupun tidak, sesungguhnya manusia ini terdiri dari yang nampak dalam hal ini adalah tubuh atau fisik, kemudian yang tidak nampak atau yang dikenal ghaib tak terlihat dan tidak dapat dilihat serta digambarkan adalah yang berada dalam fisik manusia itu diyakini roh atau jiwa.


Secara sederhana, siapa sih yang mampu memungkiri bahwa kita manusia terkadang bingung dalam melakukan kegiatan apapun, karena terkadang dalam kita menentukan sesuatu itu datangnya bukan awalnya dari pikiran, tapi kalau di resapi dihayati dengan tenang dan mendalam, yang pertama munculnya niat itu adalah dari lubuk hati kita yang paling dalam. Kemudian naik ke otak dan disitu terjadi pencernaan pikiran tentang niat yang dalam diri kita tadi. Nah dari inilah menurut kesimpulan saya sehingga dalam bertingkah laku dan bersikap manusia akhirnya berbeda-beda. Karena proses yang tadi itu.

Nah jikalau hatinya bersih dalam hal lebih bertakwa kepada Allah dan bukan esensi keduiawian, maka pastilah orang itu akan berperilaku sangat santun dan dalam kehidupannya apabila memimpin tidak akan sampai hati korupsi.



Kemudian, dalam hal juga berkreasi, saya dapat pula menarik kesimpulan, berbeda hakekat perasaan yang didalam hatinya maka konsepnya pun apabila manusia itu terjun dalam dunia musik akan melahirkan jenis musik dan lantunan kata-kata serta lirik yang akan beda dengan yang lain, itupun kalau dia mampu untuk mengenali dirinya secara utuh dalam artian mampun mendalami batinnya (kata hatinya yang paling dalam).

Berseberangan daripada itu, saya sedikit mengarahkan pemikiran saya semua kepada manusia yang pada akhirnya berbeda agama,keinginannya, hobinya sehingga itu mencerminkan berbedanya alur cerita kehidupan serta bermuara kepada takdir, nasib yang itu secara egoisme emosional manusia tidak secara ikhlas menerima.

Sehingga yang muncul terkadang rasa irihati, dengki, cemburu dan sebagainya.

Nah, bagaimana kemudian kita manusia tatkala melihat seseorang menjadi orang yang didewakan sesamanya. Apakah itu dalam hal kekayaan ? dan mungkin saja dalam persoalan menjadi pejabat dalam skala yang lebih besar lagi.

Untuk itu seharusnya kita tidak terjebak pada permainan hati yang mungkin saja itu bisikan yang biasa kita sebut setan, karena sesungguhnya saya membenarkan salah satu bahasa kisah-kisah dahulu zaman Rasullullah SAW “bahwa sesungguhnya Iblis itu tidak nampak bagimu namun dia dapat menggorogoti jiwamu, dan dia akan menyesatkanmu.”




Berdasarkan hal di atas, Secara garis besar saya mencoba untuk memberikan gambaran mengenai tugas kita sesungguhnya dalam kehidupan ini dari makna membedah sifat manusia.

Orang terkadang menyalah artikan ini, mungkin saja kita malas mengenali diri kita sehingga potensi kita menjadi tidak kita berdayakan. Yang mungkin saja dia yang menjadi apapun itu tidak memiliki yang kita miliki.

Sehingga saling melengkapi dan saling menyayangi itu adalah berawalnya dari asusmi yang mungkin saja benar apa yang saya uraikan.

Maaf jika penjelasan dari pikiran ini masih disertai dengan pengetahuan agama

Sesungguhnya semua agama adalah mengajarkan kebaikan


Melihat yang bening itu hati adem

Sumber : pemikiran sendiri
Maaf buat segala salah penyampaian, ts hanya berkeinginan membagi pemikiran jangan dihujat ilmu ts masih jauh dibawah suhu suhu disini
Gambar hanya untuk refreshing supaya tidak bosan saja