Suatu ketika saya menemukan thread ini, bahwa ternyata banyak di antara kita begitu heran kenapa dunia Arab ternyata ada kaum ateisnya, bahkan ada banyak. Keheranan itu disebabkan karena stigma Arab sebagai tempat kelahiran agama Islam dan tanah yang sakral/suci sehingga masyarakat Arab seharusnya saleh dan taat dalam keislamannya. Hal ini agak menggelikan karena dari perspektif doktrin/ajaran Islam sendiri, Islam sudah ada sejak Adam, Ibrahim, dan para nabi Yahudi adalah Muslim ("muslimin" = orang-orang yang berserah diri). Dan jika memang kita sebut "kelahiran" dari agama Islam dalam sejarah, maka lahirnya hanya di Makkah dan Madinah saja (tidak seluruh Arab), begitu pula sakralitas Arab yang di dalam anggapan kebanyakan orang adalah sebenarnya hanya dua kota suci itu saja yang terdapat dua masjid haram itu. Keheranan ini juga akibat dari anggapan segala yang berbau Arab disematkan pada Islam. Islam adalah Arab, Arab adalah Islam.

Tapi ya sudahlah stigma ini sudah terlanjur melekat. Namun biar bagaimanapun orang Arab juga manusia biasa, munculnya ateisme dan irrelijius ke permukaan bukanlah suatu hal yang asing lagi bagi dunia Arab. Berdasarkan Gallup poll, di negara-negara Arab yang mengadopsi hukum Syari'ah, yang mengaku irrelijius tersurvei ada 19% warga Arab Saudi (5% nya ateis secara total), di UAE ada 4%, sementara di Yaman serta Mesir tidak terdata namun cukup ekstrim. Juga di negara-negara Arab yang semi-sekuler seperti Iraq, ada 11% warga ateis di sana berdasarkan Pew Research. Menariknya, hanya 64% Muslim di Timur Tengah yang setuju hukuman mati bagi murtad (termasuk ateis). Mungkin saja 36% Muslim sisanya adalah calon-calon ateis hehheehe No offense, yang gak setuju hukuman mati tsb tampaknya sudah mulai terbuka dengan pemikiran moderat.

Sebenarnya sudah sering dibahas mengenai gerakan irrelijius di dunia Arab. Bagi yang suka menjadi pemerhati politik Arab, tentu sudah gak asing sama ISIS (Institute for the Secularisation of Islamic Society), Black Duck, Abdullah al-Qasemi, Wafa Sultan, Irshad Manji, The Masked Arab, dll. Gerakan sekularisme dan irrelijius di dunia Arab sudah tidak asing sejak medio 2004 ketika anonymous bernama pena Dr. Ali Sina, murtadin yang diduga berasal dari Iran, membentuk Faith Freedom International (FFI) dan mulai mengkritik konstruksi fundamental agama Islam. Di Indonesia sendiri sempat booming. Jika ditelusuri lebih awal lagi gerakan sekularisme Arab sudah dimulai bersamaan dengan gerakan pembaharuan Islam di Mesir awal abad 19. Jadi bukan hal yang baru dan mengherankan jika kemudian di masa kini jumlah irrelijius meningkat tajam, ditambah kondisi geosospol seperti isu Israel-Palestina, Iraq, Afghanistan, Arab Spring, Suriah, PKK, ISIS, dll yang justru banyak membuat orang-orang Arab ragu dengan Islam. Uniknya, hampir seluruh tokoh gerakan irrelijius ini mengkritik Islam. Mungkin karena penerapan Islam di Timur Tengah yang Salafi strict dan ditambah Syi'ah strict, sudah pasti kemudian Islam menjadi sasaran kritik mereka. Ini juga merupakan tantangan bagi Islam dan ummat Muslim dunia itu sendiri untuk terus survive dalam kebudayaan dunia.

Jika kita memang pernah belajar mengenai sejarah, khususnya sejarah Islam, pasti kita pun sudah tidak heran dengan maraknya pemikiran irrelijius, yang dulunya sering disebut sebagai "Zindiq" atau "Zandaqah". Dan ane sekarang mencoba merangkum sejarah awal Zindiq. Thread ini dibuat semata-mata hanya sebagai rangkuman singkat/brief summary dan belum bisa menjadi sebuah referensi umum. Ane merekomendasikan untuk mencari informasi lebih komprehensif jika ingin mendalami sejarah mengenai Zindiq.

Pada thread ini ane merangkum tokoh-tokoh Zindiq, riwayat hidup singkatnya, garis besar pemikirannya, dan sebab-sebab kezindiqannya.

1. Ja'ad bin Dirham.
2. Jahm bin Shafwan.
3. Khalid Al-Qasri.
4. Al-Mura'ats.
5. Ibnu Al-Muqaffa'.
6. Abu Nawas.
7. Abu 'Isa Al-Warraq.
8. Ibnu Ar-Rawandi.
9. Abul-A'la Al-Ma'arri.
10. Abu Hayyan At-Tauhidi.
11. Ibnu Sina.
12. Abu Nashr Al-Farabi.
13. Ibnu 'Arabi.
14. Abu Yusuf Al-Kindi.
15. Abu Bakar Ar-Razi.
16. Ibnu Rusydi.
17. Ibnu Al-Khathib.
18. Jabir bin Hayyan.
19. Ibnu Tufail.
20. Nuruddin Al-Bitruji.