indonesiaupdateAvatar border
TS
MOD
indonesiaupdate
BPPT Tawarkan Rekayasa Teknologi demi Dongkrak Daya Saing Kopi Indonesia



JPP, MAKASSAR - Salah satu kekayaan Indonesia yang patut dibanggakan adalah kopi. Di mana banyak kopi dalam negeri yang terkenal di dunia internasional dengan cita rasayang khas. Namun di balik kenikmatan kopi itu, ternyata ada permasalahan klasik seputar produksi yang terbatas dan rendahnya tingkat kesejahteraan petaninya.

Bertolak dari kondisi tersebut, BPPT pun mencoba inisiasi sebuah forum kerja sama industri yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing kopi Indonesia. Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT Eniya L Dewi mengungkapkan, BPPT telah melakukan rekayasa teknologi untuk meningkatkan produktivitas tanaman kopi di Indonesia.

"FGD Inovasi teknologi untuk peningkatan kualitas dan daya saing kopi Indonesia ini merupakan langkah awal yang tepat untuk mendorong dan mempercepat produktivitas kopi. Teknologi pemilihan dan penyiapan lahan, pembibitan, budidaya, pascapanen, pengolahan produk antara dan produk akhir serta tenologi untuk diversifikasi produk, penting untuk diterapkan,” papar Eniya, dalam acara Forum Kerjasama Industri BPPT yang digelar di Makassar, Senin (7/8/2017).

Lebh lanjut dikatakan Eniya, luas area kebun kopi nasional sekitar 1,2 juta hektar yang tersebar di Sumatra, Jawa, Sulawesi dan daerah lain, kemudian, produksi kopi nasional sekitar 700 ton pada tahun 2016.

Selain itu, lanjutnya, keragaman dan spesifitas jenis tanaman kopi yang ada, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara penyedia utama kopi dunia. Potensi ini pun perlu terus ditingkatkan pemanfaatannya.

Eniya juga memaparkan bahwa proses pada tahapan hulu (on farm) untuk menjamin produktivitas dan kualitas serta kontinuitas pasokan buah kopi, perlu dioptimalkan. Sementara tahap hilir (off farm), imbuhnya, juga penting untuk diperkuat.

"Perbaikan proses pengolahan biji kopi, diversifikasi rasa dan produk penting dilakukan dengan tepat mengikuti permintaan pasar. Selain itu, upaya-upaya pemanfaatan kopi sebagai media komunikasi dan penguat pariwisata sudah saatnya dioptimalkan. Jelas bahwa peningkatan kualitas dan daya saing Kopi Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran inovasi teknologi," tegas Eniya.

Inovasi Produktivitas

Terkait Kopi Arabica khas Toraja, Eniya menjelaskan, BPPT memiliki metode ex vitro untuk meningkatkan produktivitas tanaman Kopi di Indonesia. Menanggapi pernyataan Deputi Eniya, Bupati Toraja Utara Kalatiku Paembonan pun bertutur tentang pentingnya kemandirian hasil pertanian dan perkebunan berbasis teknologi.

"Kemandirian hasil pertanian dan perkebunan Toraja Utara, jelas membutuhkan dukungan inovasi teknologi agar produksinya dapat ditingkatkan. Dengan meningkatnya produksi, maka akan tercipta peningkatan kesejahteraan masyarakat Toraja Utara," kata Kalatiku.

Menurut Bupati, kopi adalah produk ekspor unggulan Toraja Utara. Sayangnya, menurut Kalatiku, mata rantai kopi belum berjalan baik di kabupaten yang dikomandoinya tersebut.

"Petani butuh pemberdayaan untuk mengatasi mata rantai kopi yang tidak berdaya, sehingga pendapatan petani tidak signifikan. Untuk itu, kami membutuhkan teknologi yang tepat guna untuk pelestarian bibit kopi asli dan dapat meningkatkan produksi masyarakat," sebutnya.

Lebih lanjut Bupati mengungkap bahwa kopi dan sektor pariwisata merupakan identitas Toraja Utara. Bahkan, secara nasional Toraja merupakan tiga besar destinasi wisata di Indonesia. "Toraja Utara merupakan tiga besar tujuan wisata nasional, setelah Bali dan Danau Toba. Kopi pun menunjang pariwisata Toraja Utara, karena banyak turis yang sengaja datang ke tempat kami, hanya untuk menikmati Kopi Toraja," tutup Bupati.

Di tempat yang sama, Dirjen Penguatan Inovasi Kemristekdikti Jumain Appe memberi arahan terkait pentingnya sinergi antarpemangku kepentingan. Dituturkannya, saat ini marjin keuntungan di pihak petani terlalu kecil, sementara gerai kopi untung besar. Karena itulah, nilai tambah produk kopi dan kesejahteraan petani harus ditingkatkan.

"Kita butuh sinergi pemangku kepentingan. Hal ini penting untuk mengolah sumberdaya alam agar menghasilkan produk unggul dan berdaya saing. Hal lain yang paling penting adalah adanya nilai tambah produk kopi, dengan ini maka kesejahteraan petani dapat ditingkatkan," tandasnya. (rri)

Sumber : https://jpp.go.id/teknologi/iptek/30...kopi-indonesia

---

Kumpulan Berita Terkait TEKNOLOGI :

- ESDM: Tidak Bener Tarif Dasar Listrik Indonesia Termahal di Dunia

- Indonesia Dorong Perwujudan Kawasan Asia Tenggara Bebas Senjata Nuklir

- Menag: Hanya Indonesia yang Berikan Living Cost pada Jemaah Haji

0
327
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Indonesia Update
Indonesia Update
icon
24.3KThread2.1KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.