Merdeka.com - Serikat Pekerja (SP) PT Jakarta lnternational Container Terminal (JICT) melakukan aksi mogok kerja menuntut bonus dibayarkan dari perusahaan. Aksi mogok kerja telah berlangsung mulai tanggal 3 Agustus 2017 hingga saat ini.

Direktur Keuangan JICT, Budi Cahyono menjelaskan, dalam perjanjian kerja sama, semua aturan telah disepakati. Bahkan, terkait bonus karyawan telah disepakati sebesar 7,8 persen.

"Kami sampaikan dalam perjanjian kerja bersama, semua aturan disepakati di sana. Mengenai bonus disepakati besarnya 7,8 persen dari profit before tax, jika dirupiahkan Rp 47 miliar untuk bonus 2016 sudah dibayarkan Mei 2017," jelas Budi saat konferensi perss di hotel Ambhara Jakarta, Minggu (6/8).

Budi menegaskan, kewajiban perusahaan kepada karyawan sudah ditunaikan sesuai Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Menurut dia, permasalahan yang terjadi saat ini karena karyawan menginginkan tambahan insentif di luar bonus.

"Yang jadi permasalahan sekarang, mereka ingin tambahan insentif pekerja, di luar bonus, itu yang masih jadi dispute antara kami dengan pekerja, sampai sekarang masih dilakukan mediasi di sudinakertrans Jakarta Utara," tutur dia.

Wakil Direktur Utama JICT, Riza Erivan tidak menjelaskan secara pasti kerugian yang dialami oleh JICT selama aksi mogok tersebut. Namun menurut dia jika biaya pemindahan barang ke terminal lain tidak ada pemindahan biaya.

"Saya tidak bisa mengonfirmasi biaya yang disampaikan oleh asosiasi karena pada prinsipnya kapal yang membongkar muat di JICT dialihkan ke terminal-terminal di sebelah kami, jadi pada umumnya tidak akan menimbulkan biaya tambahan buat importir dan eksportir. Karena sama saja mereka bongkar muat di JICT dan bongkar muat di Koja. Jadi tidak akan ada biaya tambahan," tandas Riza.

Sumber: PULBAKET

--------------------------------------------------

Untuk gaji karyawan level jabatan terendah saja kisaran 33juta/bulan
Bonus 47 Milyar, jumlah karyawan 700 orang

Saya rasa bonus karyawan level jabatan terendah pun, tetap 'high level'
Masih kurang juga? Masih mau demo lagi?

Nikmat mana lagi yang kau dustakan