Ini adalah salah satu buah karya seorang seniman, Berndnaut Smilde, yang mengukur suhu dan kelembaban dalam suatu ruangan sehingga membentuk awan.

Ini bukan karakter dalam film. Tanduk raksasa kepunyaan Watusi Afrika ini tercatat sebagai tanduk terbesar yang pernah ada. Namun sayangnya, binatang ini mati pada 2010.

Bukan jadi arena bermain. Namun, ini adalah rupa sesungguhnya dari sebuah perumahan di San Buenaventura, Ixtapaluca, Meksiko.

Potret yang diambil ini menunjukkan keindahan pola tanah liat yang terbentuk di Sungai Sossusvlei. Belum ada keterangan lanjut mengapa bisa membentuk pola yang sedemikian rupa.

Tentu saja ini bukan monster seperti yang sering digambarkan di film. Foto di atas adalah paus berukuran super besar yang mati dan terbawa ombak ke bibir pantai.

Besar memang karena ukurannya yang luar biasa. Bahkan, hingga terlihat sampai ke luar angkasa. Ini adalah pahatan nama di satu daratan yang memang jadi kepunyaan Sheikh Hamad Bin Hamadan Al Nahyan.

Bukan bagian dari satu scene film. Serbuan awan gelap ini memang benar-benar terjadi di Iowa.

Lihat betapa indahnya perpaduan warna yang dihasilkan alam. Gradasi warna ini dihasilkan oleh bakteri-bakteri yang ada di Taman Nasional Yellowstone.

Ini bukan jadi satu hal yang disengaja. Namun, bentuk jalanan ini terjadi karena gempa bumi yang kerap kali melanda Jepang.

Bukan gambar manusia yang diedit menjadi kecil maupun wajan yang menjadi besar. Ini adalah wajan berukuran raksasa yang merupakan karya seni dari salah satu seniman yang turut meramaikan pameran patung "Sculpture by the Sea" pada tahun 2014.

Ini adalah fenomena yang terjadi karena seorang biksu terus berdoa di tempat yang sama selama 20 tahun.

Perhatikan dengan lebih seksama, yakin ini sebuah lukisan?


Foto yang menakjubkan ini diambil di Namib-Naukulft Park, Namibia, saat fajar ketika cahaya hangat matahari pagi yang menerangi gundukan pasir merah besar yang dihiasi oleh totol-totol rumput putih sedangkan lantai tanah liat putih masih di tempat teduh. Lantai putih terlihat biru karena mencerminkan warna langit di atas. “Karena kontras antara latar depan teduh dan latar belakang yang diterangi matahari saya menggunakan filter two-stop graduated yang mengurangi kontras”, kata Frans Lanting sang fotografer. “Momen yang sempurna datang ketika sinar matahari mencapai ke bagian bawah gundukan pasir tepat sebelum mencapai lantai gurun”.