gatra.comAvatar border
TS
gatra.com
PLTP Janji Ganti Rugi Ikan Dewa Banyumas Akhir April 2017


Banyumas, GATRAnews – Pelaksana proyek pembangunan jalan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lereng Gunung Slamet Selatan menjanjikan bakal membayar ganti rugi kepada pembudidaya ikan dewa atau tambra (jawa) di Cilongok Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada akhir April dan awal Mei 2017 ini.

“Saya juga menyampaikan itu juga ke PT SAE. Akhirnya setelah terjadi kesepakatan, mereka akan membayarkan akhir bulan April ini dan awal bulan depan,” kata pembudidaya ikan dewa di Desa Karangtengah Kecamatan Cilongok, Bing Urip Hartoyo.Janji itu, kata dia, diberikan setelah pada awal April 2017 dilakukan pertemuan berkali-kali dengan manajemen PT Sejahtera Alam Energy (PT SAE) selaku pelaksana eksplorasi PLTP.  Namun, kata dia, ganti rugi yang diberikan hanya separuh dari nilai yang diklaimnya. Sebab, PT SAE menghitung dampak sejak Desember 2017. Sementara, Bing menghitung sejak Oktober. Meski begitu, dia tak mempermasalahkan asal janji itu ditepati. “Buat saya sih tidak ada masalah soal itu,” imbuhnya.Kepada Manajemen PT SAE, Bing mengklaim rugi sekitar Rp500 juta. Angka itu diperoleh dari jumlah ikan dewa yang mati dan potensi pembiakan ikan dewa selama lima bulan, antara Oktober hingga Februari 2017 yang terhenti akibat ari keruh. Namun, PT SAE hanya bersedia mengganti rugi sekira separuh dari angka itu lantaran perbedaan penghitungan waktu awal dampak pembangunan jalan.“Saya menghitungnya sejak Oktober, lima bulan. Sedangkan pihak proyek menghitunganya sejak Desember. Tapi tidak masalah bagi saya,” kata  Pembudidaya Ikan Dewa, Bing Urip Hartoyo saat dihubungi KBR di Banyumas, Minggu (23/4).Menurut Bing, yang terpenting saat ini adalah mengantisipasi dampak lanjutan proyek. Menurut dia, jika dilakukan tanpa antisipasi memadai, maka dampak lebih besar bakal terjadi. Sebab, dampak yang terjadi saat ini baru ditimbulkan dari pembangunan jalan menuju pusat pengeboran PLTP. Itu pun, kata dia, hingga kini belum selesai dilaksanakan karena sudah dihentikan oleh Bupati Banyumas, Achmad Husein lantaran berdampak pada aliran Sungai Prukut.“Yang penting, justru sungai yang terdampak paling berat disana itu itu yang harus mendapat kompensasi dan diperlukan dan dipulihkan. Karena ketakutan saya itu bukan saat ini. Karena ini pekerjaan baru 10 persen mungkin kan? Ketakukan saya itu, pada saat pekerjaan itu dimulai lagi, apakah sudah diantisipasi dampak-dampaknya?” ujar dia.Dampak lebih besar, kata Bing, bakal terjadi jika pelaksana proyek tak mempersiapkan infrastruktur pendukung untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan. Pekerjaan itu antara lain lanjutan pekerjaan pembangunan jalan, dan puncaknya pada kegiatan pengeboran sumur geothermal.“Saya khawatir betul soal ini. Pelaksana proyek harus memperhatikan dampak yang akan timbul nantinya,” bebernya.Bing menambahkan, mulai awal April kemarin pihaknya sudah mulai bisa membiakkan ikan dewa. Meski begitu, dia mengakui pembiakan belum bisa dilakukan secara optimal. Sebab, menurutnya ikan dewa membutuhkan aliran air yang benar-benar jernih untuk berkembang biak.“Aliran air mulai normal. Tapi saat hujan besar di daerah hulu, aliran Sungai Prukut kembali keruh dalam jangka sehari atau dua kali. Informasi yang saya dapatkan, dari orang yang naik ke sana, masih ada ribuan kubik tanah yang belum tertangani. Kalau hujan tanah ini ikut hanyut ke daerah sini,” bebernya.

Reporter: Ridlo SusantoEditor: Rosyid

Sumber : http://www.gatra.com/nusantara/jawa/...hir-april-2017

---


- Seniman Banyumas Protes Dampak Proyek PLTP Lereng Gunung Slamet
0
1.9K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Gatra.com
Gatra.comKASKUS Official
36.1KThread425Anggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.