• Beranda
  • ...
  • Sista
  • Mengenang kembali R.A Kartini “Pejuang Emansipasi Wanita Indonesia”

apandikAvatar border
TS
apandik
Mengenang kembali R.A Kartini “Pejuang Emansipasi Wanita Indonesia”





HALLOW AGAN DAN SISTAH emoticon-MaluKEMBALI LAGI BERSAMA ANE TS YANG GENRE NYA GA JELAS INI emoticon-Ngakak (S)



Spoiler for No Respol!:




"Ibu Kita Kartini Putri Sejati,Putri Indonesia,Harum Namanya"



Lahir pada tanggal 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. RA. Kartini dikenal sebagai pahlawan nasional yang kokoh memperjuangkan emansipasi wanita kala itu. Beliau adalah keturunan keluarga yang cerdas. Putri dari seorang Bupati Jepara pada waktu itu, Raden Mas Adipati Sastrodiningrat. Dan merupakan cucu dari Bupati Demak, Tjondronegoro. Semasa lahir Raden Ajeng Kartini, nasib kaum wanita penuh dengan diskriminasi antara pria dan wanita. Pada masa itu perempuan sama sekali tidak diperbolehkan mengenyam pendidikan ibarat hidup dalam kegelapan dan jauh dari segala harapan, ketiadaan dalam segala perjuangan sehingga wanita kala itu tak lebih dari asesoris kaum laki-laki yang hanya mengurus dan mengatur rumah tangga saja. Intinya kaum wanita dirampas dan diinjak-injak harkat dan martabatnya sebagai manusia.

Dari sinilah berawal Kartini menggelorakan semangatnya memulai menulis surat-surat kepada teman korespondensinya yang kebanyakan berasal dari Belanda, dimana ia kemudian mengenal Rosa Abendanon yang sering mendukung apapun yang direncanakannya. Sampai pada akhirnya Balai Pustaka menerbitkan versi translasi buku dari Abendanon yang diberi judul “Habis Gelap Terbitlah Terang? Buah Pikiran” dengan bahasa Melayu. Pada tahun 1938, salah satu sastrawan bernama Armijn Pane yang masuk dalam golongan Pujangga Baru menerbitkan versi translasinya sendiri dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang. Versi milik Pane membagi buku ini dalam lima bab untuk menunjukkan cara berpikir Kartini yang terus berubah setelah melihat kenyataan meskipun dilahirkan dalam lingkungan ningrat yang jauh berbeda taraf kehidupan sosialnya dengan masyarakat dimana harus mempertahankan lingkungan adat yang sungguh mengekang kebebasan tetapi Kartini tidak segan-segan turun kebawah bergaul dengan masyarakat biasa, untuk mengembangkan ide dan cita-citanya yang hendak merombak status sosial kaum wanita, dan cara-cara kehidupan dalam masyarakat dengan semboyan “Kita harus membuat sejarah, kita mesti menentukan masa depan kita yang sesuai dengan keperluan serta kebutuhan kita sebagai kaum wanita dan harus mendapat pendidikan yang cukup seperti halnya kaum laki-laki”.



Dengan melanggar segala aturan-aturan adat pada saat itu, Raden Ajeng Kartini mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya yang setara dengan pendidikan kaum penjajah belanda pada waktu itu, beliau sempat mempelajari kegiatan-kegiatan kewanitaan lainnya. Dengan pengetahuan serta pengalaman yang didapatnya, Raden Ajeng Kartini secara berangsur-angsur dan setahap demi setahap tapi pasti berusaha menambah kehidupan yang layak bagi seorang kaum wanita.


Dan pada akhirnya perkimpoian Raden Ajeng Kartini pada tahun 1903 dengan Raden Adipati Joyoningrat Bupati Rembang mengharuskan beliau mengikuti suami, dan di daerah inilah ternyata Kartini lebih giat meningkatkan aktivitasnya dalam dunia pendidikan berkat dorongan dan dukungan suami, Kartini dapat mendirikan sekolah kepandaian putri dan disanalah beliau mengajarkan tentang kegiatan wanita, seperti belajar jahit menjahit serta kepandaian putri lainnya.

Kartini dalam meningkatkan kecerdasan kaumnya, khususnya melalui sarana-sarana pendidikan tidak pilih kasih dan memandangnya sama tingkat dan derajat seseorang apakah itu bangsawan atau rakyat biasa. Semuanya sama dimata Kartini. Beliau bertekad bahwa kecerdasan harus dimiliki jika kaum wanita ingin maju.

Inilah bentuk pemikiran dan perjuangan Raden Ajeng Kartini yang telah berhasil menampakkan kaum wanita ditempat yang layak, mengangkat derajat wanita dari tempat gelap ketempat yang terang benderang. sesuai dengan karya tulis beliau yang terkenal, yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Raden Ajeng Kartini meninggal dunia dalam usia 25 tahun, beliau pergi meninggalkan Bangsa Indonesia dalam usia yang relatif muda, yang masih penuh dengan cita-cita perjuangan dan daya kreasi yang melimpah.



Kartini merupakan pahlawan emansipasi yang telah mengambil tempat tersendiri dihati kita dengan segala cita-cita luhurnya yang mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi. Bagi wanita sendiri, dengan upaya awalnya itu kini kaum wanita di negeri ini telah menikmati apa yang disebut persamaan hak, namun perjuangan memang belum berakhir, terlebih diera global saat ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terutama tindak kekerasan dalam rumah tangga yang terus terjadi dimana-mana.

Tetapi perjuangan serta cita-cita beliau tetap berkumandang dan menggema, terbukti dalam masa pembangunan sekarang ini tidak sedikit kaum wanita yang memegang peranan penting, baik di legislative, eksekutive, yudikative dan Bidang swasta sesuai dengan profesinya masing-masing.

Demikianlah pengungkapan kembali sejarah perjuangan Raden Ajeng Kartini, semoga menjadi renungan dan inspirasi dalam membulatkan tekad kita bersama dalam membangun masyarakat, bangsa dan negara yang sama-sama kita cintai. emoticon-Big Grin


:terimakasih Selamat Hari Kartini :terimakasih


Spoiler for TS Jangan Di:





Ga susah Kok ngasih yang di bawah ini emoticon-Big Grin







Diubah oleh apandik 21-04-2017 02:43
KnightDruidAvatar border
tata604Avatar border
aldysadiAvatar border
aldysadi dan 2 lainnya memberi reputasi
3
15.8K
79
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sista
Sista
icon
3.9KThread7.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.