Senin, 13 Maret 2017, lima warga pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah, mengecor kaki mereka dengan semen di depan Istana Negara, Jakarta.

Dilansir dari Liputan 6 Malam SCT,Senin (13/3/2017), mereka sengaja melakukan hal tersebut dengan harapan Presiden Jokowi mendengar jeritan hati warga pengunungan Kendeng.

Soalnya, suara warga menolak pembangunan pabrik semen Indonesia di pegunungan Kendeng, selalu tidak didengar.

Ironisnya, meski gugatan ini pernah menang di tingkat Mahkamah Agung bahkan izinnya juga sudah dibatalkan, tapi tiba-tiba Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menerbitkan lagi izin baru untuk pabrik semen yang sama.

Enggak cuma kali ini aja warga melakukan aksi cor kaki. April tahun lalu, sebanyak 9 petani melakukan aksi yang sama di depan Istana Negara. Bahkan kepala staf kepresidenan Teten Masduki bersama Mensesneg Pratikno, terpaksa malam hari menemui mereka agar tidak mengecor kaki. Namun tetap saja aksi cor kaki dilakukan karena berharap agar nasib warga Rembang dan sekitarnya diperhatikan.

Mayoritas petani berjuang menolak pembangunan pabrik semen Indonesia di wilayah mereka. Selain merusak lingkungan, keberadaan pabrik juga akan mematikan lahan pertanian mereka. Sebab pabrik yang dibangun akan menghilangkan kantong air dalam goa bawah tanah.

Tapi, beberapa netizen mempertanyakan mengapa mereka melakukan hal ini dan ada juga yang menduga ada dalang di balik demo cor kaki ini. Dengan tanda pagar #BiadabCorKaki di media sosial, netizen mengirim cuitan berikut ini:



Dilansir dari Kompasiana, Maheressa Antawirya berpendapat bahwa dalang di balik para pendemo cor kaki ini benar-benar biadab, karena memanfaatkan orang lain untuk memuluskan tuntutan mereka. Beirikut ini kutipan tulisannya:

"Aksi 10 orang di depan Istana Negara pada Senin kemarin (13/3) dengan mengecor kaki menggunakan semen merupakan kejahatan kemanusiaan yang biadab. Alih-alih menarik simpatik untuk memuluskan tuntutan mereka, tindakan tersebut patut dihentikkan dan atas nama hak asasi manusia, mari menyuarakan untuk menindak tegas pelaku cor semen kaki.

Pelaku cor semen kaki telah menghilangkan hak-hak 10 orang. Bisa dibayangkan, cor semen kaki tidak akan dilepas sampai tuntutan mereka dilepas, maka selama itu pula 10 orang tersebut telah diminta secara paksa maupun sukarela oleh pelaku untuk menyerahkan hidupnya dibelenggu. Kebutuhan dasar hidup yang sejatinya menjadi hak privasi harus direlakan.

Ini belum soal efek pada kesehatan yang sangat mungkin terjadi. Simpatik kita bukan diletakkan dengan ikut menyuarakan tuntutan mereka kepada Presiden. Apa yang mereka sampaikan soal pabrik semen di Rembang, telah selesai secara hukum dan sesuai prosedural yang legal. Tetapi mari dukung untuk menghentikkan aksi biadab cor semen kaki dan menindak tegas pelaku. Apa artinya peringatan #InternationalWomensDay 8 Maret lalu, jika aksi Senin kemarin, pelaku telah menunjukkan kepada publik, perempuan dijadikan objek eksploitasi sebagai senjata melegalkan segala cara untuk mengalahkan hukum."

Apakah demo ini benar merupakan pesanan atau tidaknya, masih tidak ada bukti konkrit yang menunjukkan begitu. Ungkapan bahwa demo ini memiliki dalang masih lah berupa opini para netizen. Sampai saat ini belum ada pernyataan dari pihak yang berwenang. Namun menurut ane pribadi, kalau demo sudah sampai cor kaki yang alias berlebihan ini, apakah tidak ada pihak berwenang yang membuka mata dan membuka suara memberikan kejelasan akan persoalan ini? Sedangkan beragam opini semakin terus berkembang (bahkan memperkeruh suasana) dengan semakin diabaikannya protes (demo) dari perwakilan warga Rembang ini. Ataukah suara netizen ini juga sebagai bentuk dari unsur politis? Nobody knows.

Bagaimana menurut Agan tentang aksi cor kaki ini dan soal pembangunan pabrik semen di Rembang?

Budayakan baca sebelum komeng dan pahami benar-benar isi threadnya.