- Beranda
- The Lounge
Minat Baca, Berlian yang Hilang dari Indonesia
...
TS
notears619
Minat Baca, Berlian yang Hilang dari Indonesia
ASSALAMUALAIKUM WR WB
Quote:
Tahun 2003, kelas 3 SD. Masih teringat jelas saat teman saya dahulu memamerkan buku Seri Tokoh Dunia edisi Albert Einstein. Buku Seri Tokoh Dunia adalah buku yang menceritakan tentang perjalanan tokoh penting dunia dengan bahasa yang simple dan gambar yang menarik dari Thomas Alfa Edison hingga James Watt. Bagi setiap insan generasi awal 90an, tidak akan asing dengan buku ini.
Melihat saya terkagum-kagum dengan Albert Einstein bagaimana ia menciptakan bom atom yang melulu lantahkan Jepang, Keesokan harinya teman saya membawa buku Seri Tokoh Dunia edisi Wright bersaudara. Seketika ia menjadi pusat perhatian seisi kelas. Jika saat ini mereka yang berparas rupawan yang mencuri perhatian satu sekolah, dahulu, mereka yang membawa buku Seri Tokoh Dunia yang menjadi sorotan publik. Setelah buku itu berpindah-pindah tangan hingga akhirnya jatuh kepangkuan saya.
Setelah mati-matian merengek-rengek ke bapak, akhirnya buku Seri Tokoh Dunia edisi Napoleon Bonaparte berhasil saya dapatkan. Saya bersama Napoleon diajak berkeliling dunia dan menyaksikan betapa hebatnya dia dengan pasukanya menaklukan Italia, Austria, hingga Mesir. Tatapan mata saya kearah papan tulis, tapi pikiran saya sedang traveling dengan kaisar Prancis abad 19 tersebut. Kadang ke kota Moskow saat melawan pasukan Rusia, kadang juga ke kota Milan untuk mengkudeta Austria
Selain keagungan buku Seri Tokoh Dunia, koran juga memiliki andil yang penting dalam menjelma kegiatan membaca menjadi hobi saya. Dulu bapak berlangganan koran Republika. Tentu yang saya tunggu-tunggu rubrik berita olahraga. Kadang saya dan bapak berebut koran sebelum berangkat ke sekolah dan kerja
Setelah itu, saya meminta bapak berlangganan koran Sindo. Karena porsi berita olahraganya lebih banyak ketimbang Republika. Berkat koran, Saya mengetahui tahun 2006 silam, terdapat pengaturan skor di liga Serie A Italia yang melibatkan klub hebat Juventus dan AC Milan , lalu bagaimana seluruh pemain Argentina terlibat dalam gol yang diceploskan oleh Esteban Cambiasso ke gawang Serbia saat Piala Dunia 2006 serta ketika pemain kamerun, Marc-Vivien Foé meninggal di lapangan setelah terkena serangan jantung tiba-tiba.
Era keemasan buku dan koran berakhir ketika memasuki tahun 2009, ketika internet menguasai pasar global. Minat baca masyarakat akhirnya terkikis oleh asyiknya konten video di Youtube dan game online yang mendominasi isi otak para remaja.
Sungguh ironi ketika United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2012 merilis data yang menyebutkan indeks minat membaca masyarakat Indonesia baru mencapai angka 0,001. Artinya, dari setiap 1.000 orang Indonesia hanya ada 1 orang saja yang punya minat baca.
Bahkan, menurut Ayip Rosidi (2006) anak-anak Indonesia membaca 27 halaman buku per tahun atau 1 halaman 15 hari. Pernyataan tersebut lebih memedihkan mata ketimbang gas air mata polisi anti huru-hara
Membaca dapat meningkatkan daya kreatifitas kita dalam berfikir. Karena tempat, benda, karakter yang terdeskripsikan oleh buku kita terjemahkan dengan daya imajinasi kita. Dengan membaca, kita memberikan asupan nutrisi otak. Dengan membaca, kita dapat menjamah tempat-tempat yang belum kita kunjungi secara fisik.
Banyak tokoh-tokoh nasional ternama yang sejak kecil sudah terbiasa dengan buku. Mulai dari orang yang pertama kali memperkenalkan frasa Republik Indonesia, Tan Malaka hingga bapak proklamator kita Mohammad Hatta. Membaca sudah menjadi budaya bagi kalangan masyarakat era penjajahan.
Bahkan ketika bung Hatta dibuang oleh Belanda ke Boven Digul (Papua) beliau membawa 16 peti. Normalnya, jika seseorang yang dibuang ke pulau antah berantah, tentu yang dipersiapkan khusus ialah sandang dan pangan. Tetapi 16 peti yang disiapkan Drs. H. Mohammad Hatta untuk piknik ke Boven Digul adalah buku bacaan. Mengutip perkataan Mohammad Hatta saat di pengasingan “Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.”. Saking cintanya terhadap buku, bahkan mas kimpoi yang diberikan si kutu buku kepada istrinya (Rahmi Rachim) adalah buku.
Semakin terkikisnya budaya membaca dikalangan masyarakat Indonesia, memaksa pemerintah bekerja ekstra keras untuk mengembalikan ketenaran budaya membaca. Salah satunya adalah perpustakaan keliling yang diwujudkan oleh Pemprov DKI Jakarta. Perpustakaan keliling yang berupa mini bus ini berkeliling disekitar tempat wisata dan sekolah.
Lalu ada Walikota Surabaya, Ibu Tri Rismaharini yang sangat perhatian terhadap literasi masyarakat Surabaya. Wali kota peraih penghargaan Ideal Mother dari Universitas Kairo ini menggagas Program Surabaya Akseliterasi.. Program Surabaya Akseliterasi ini meliputi beberapa kegiatan yakni lomba kampung literasi, lomba orang tua peduli pendidikan anak, lomba pustakawan berprestasi dan fasilitator literasi. Suatu gebrakan yang menurut saya patut diberi acungan jempol.
mengutip perkataan Pangeran Siahaan pada artikel di blog nya, seorang tak bijak-bijak amat pernah berkata, ada dua cara paling ampuh untuk menambah pengetahuan dan wawasan. Yaitu dengan berpergian dan membaca. Saya setuju.
Tapi dikarenakan berpergian membutuhkan lebih banyak tenaga, waktu, dan dana.
Maka saya memilih untuk membaca.
0
40K
335
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.5KThread•88.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya