- Beranda
- The Lounge
Letakan Gadget Anda Sejenak dan Berintearksilah dengan yang Lain
...
TS
notears619
Letakan Gadget Anda Sejenak dan Berintearksilah dengan yang Lain
Assalamualaikum WR WB
Spoiler for Cek dulu gan:
Quote:
Lama tidak berkumpul bersama sekeluarga akhirnya saya bersama kakak kandung dan kedua orang tua memutuskan untuk mengakhiri akhir pekan di salah satu mall ternama di Bekasi. Setelah menghabiskan waktu perjalanan 40 menit dari rumah, kami pun tiba di tempat tujuan. Tentu destinasi pertama adalah tempat makan. Restoran sejenis food court yang cukup unik menurut saya. Selain tempat makan ini menyajikan menu lokal dan internasional, dekorasi restoran ini layaknya seperti pasar tradisional (tapi tempat yang satu ini cukup bersih). Menu andalan restoran ini tentu saja konro bakar dan siomay Bandung. Tapi daya pikat konro bakar dan siomay Bandung yang sudah tersedia diatas meja tidak berhasil menarik perhatian kakak saya. Tundukan kepala kakak saya ini ternyata bukan tertuju pada makanan diatas meja, tetapi perhatiannya tersita pada sebuah alat komunikasi masa kini berupa smartphone kesayangannya. Beliau sibuk sekali dengan gadgetnya. Harum rayuan maut konro bakar bahkan sama sekali tak digubrisnya.
Tidak sampai disitu saja, setelah keluar dari tempat makan tersebut, kepalanya selalu menunduk melihat smartphone (padahal ia sambil berjalan). Sangat disayangkan, padahal kami jarang sekali kumpul keluarga komplit, padahal kami jarang pergi keluar rumah berbarengan seperti ini tapi waktunya tersita habis hanya untuk benda yang berdimensi kurang lebih 142 x 71 x 7,9 mm tersebut.
Tidak hanya kakak saya, tetapi saya liat di lantai dasar juga terdapat spesies sejenis (read: gadget addict). Padahal dibawah sana terdapat mini konser dari beberapa musisi lokal. Lagu-lagu dari Justin Bieber yang dinyanyikannya menggema seantreo gedung. Namun, semangat musisi di atas panggung tak diikuti para penonton. Mereka (para penonton) yang duduk dibangku yang tlah disediakan panitia agar dapat menikmati dentuman musik para musisi, malah kompak menunduk berjamaah (read: main handphone)
Tidak dapat disangkal, bahwa handphone sekarang telah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. Bahkan tingkat kepentingannya berada satu tingkat dibawah makan (pangan), pakaian (sandang), dan rumah (papan). Perlu diingat, kita adalah makhluk sosial. Kita butuh berinteraksi antar sesama makhluk hidup agar kebutuhan bersosial kita terjamin. Secara tidak langsung kita mengacuhkan keadaan sekitar (jika bermain gadget berlebihan). Banyak momen berharga yang hilang begitu saja karna ulah gadget. Semisal, kita berpapasan dengan kawan lama, karena asik sendiri dengan gadget, kesempatan untuk saling menyapa dan berinteraksi hilang begitu saja
Well, saya tanya, apakah anda rindu melihat anak-anak bermain bola di lapangan sepakbola dengan Adzan Maghrib sebagai waktu full time? Apakah anda rindu melihat mushollah ramai dengan anak – anak untuk tadarus bersama setelah maghrib? Apakah anda rindu melihat para orang tua menemani anak-anaknya bermain di taman pada senja hari? Apakah anda rindu melihat para remaja berbondong-bondong ke perpustakaan untuk membaca buku tanpa mengkhawatirkan keberadaan sinyal Wifi?
Selain hilangnya momen-momen diatas yang identik dengan tahun 90an. Ternyata handphone juga dapat mengurangi kemampuan bersosial kita. Tanpa kita sadari, karena gadget dapat menjawab hampir semua pertanyaan yang kita tanyakan melalu mesin Google nya sehingga kita tidak membutuhkan lagi untuk menanyakan sesuatu ke orang lain. Padahal dengan kita berinteraksi secara langsung kepada orang lain, kita dapat mendengarkan sudut pandang yang berbeda sehingga pemikiran-pemikiran kita pun beragam.
Tahukah anda, menurut sebuah penelitian dari Digital GFK Asia (2016), perempuan Indonesia setidaknya menghabiskan waktu selama 5,6 jam per hari saat mengutak-utik layar smartphone mereka.sementara itu untuk laki-laki selama 5,4 jam per hari. Kesimpulan yang bisa diambil adalah hampir ¼ hidup orang-orang Indonesia dihabiskan untuk “menunduk”. Melihat kondisi ini, pak SBY pun pasti berkomentar di Twitter “luar biasa ini, Naudzubillah. Tak masuk diakal saya”
Karena keseringan menunduk, Generasi nunduk (PS. Sebutan untuk mereka yang gadget addict) akan merasa pegal di bagian leher dan punggung karena meningkatnya tekanan pada otot leher dan punggung. Lalu juga ada penyakit sejenis bernama “motion sickness digital”, yang biasanya berkisar dari sakit kepala hingga membuat pusing. The New York Times baru-baru ini menjulukinya sebagai “penyakit maya”. Ini adalah kondisi di mana smartphone membuat Anda merasa seperti sedang menaiki di rollercoaster. Hal ini dapat terjadi jika Anda terlalu cepat menggulirkan (scrolling) halaman atau menonton video action di layar smartphone Anda.
Akhir-akhir ini saya berusaha mengurangi intensitas memegang smartphone. Caranya? saya menyentuh smartphone hanya di 5 waktu dalam sehari. Setiap waktunya dibatasi 25 menit kecuali pagi hari, biasanya kurang lebih 45 menit karena untuk baca berita. Jadi saya memainkan smartphone saya pada pagi hari sesudah sholat subuh (45 menit), sesudah sholat Dzuhur (25 menit), sesudah sholat Ashar (25 menit), sesudah sholat Maghrib (25 menit), dan sebelum waktu tidur (25 menit). Tapi metode ini tidak berlaku saat saya diwajibkan harus aktif memegang handphone seperti acara kepanitiaan, atau ada janji penting dengan kerabat.
Dan yang terakhir, Gadget diciptakan untuk membantu kita, bukan mengontrol kita. Cobalah log out media sosial anda, letakan gadget anda sejenak, pergilah keluar rumah, hirup udara segar, dan berinteraksilah dengan orang-orang sekitar. Saya berani jamin hidup anda akan jauh lebih berkualitas.
Sumber:
http://health.liputan6.com/read/2580...a-penyakit-ini
http://www.tribunnews.com/lifestyle/...beranjak-tidur
http://www.sonnyogawa.com/2016/04/ge...-mengenal.html
0
1.3K
9
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.5KThread•88.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya