Kabar hoax nampaknya semakin meneror dunia. Besarnya efek negatif dari berita hoax (bohong) tersebut, membuat sejumlah negara, tidak terkecuali Indonesia mulai melakukan berbagai kebijakan, untuk memerangi ancaman kabar bohong itu. Saat ini Jerman menjadi salah satu negara yang sangat serius dalam memerangi hoax.

Negara Jerman misalnya, wujud keseriusan dalam berperang melawan kabar bohong, Jerman membuat undang-undang (UU) anti hoax. Apakah langkah Jerman tersebut akan ditiru Indonesia untuk berperang melawan pihak tidak bertanggung jawab yang menebarkan berita bohong?

Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), menuturkan, Indonesia tidak perlu meniru langkah Jerman, yang membuat UU, demi memberantas hoax.

“Jerman itu bikin undang-undang, kalau kita bikin undang-undang juga itu lama. Hoax-nya sudah beredar luas, masa kita baru bikin undang-undangnya,” ujar pria yang akrab dipanggil Chief RA ini

Lebih lanjut, Rudiantara menyarankan, dari pada membuat UU, ada beberapa langkah yang dirasa tepat untuk menangkal peredaran hoax. Yang pertama, mengadakan pelatihan dengan para jurnalis untuk bagaimana tidak menulis berita bermuatan hoax. Langkah lainnya, masyarakat Indonesia juga diminta untuk bertabayun, alias melakukan cek dan ricek sebelum menerima informasi.

“Kita ini individu bisa membantu untuk menyaring hoax, dengan cara apa? Kalau menerima informasi itu dipastikan benar. Kalau ragu-ragu, tabayun atau coba untuk klarifikasi,” ucapnya.

Hal lain yang bisa ditempuh, ketika mengirim informasi, entah berbentuk meme atau sebagainya, Rudiantara menganjurkan untuk memastikan bahwa itu benar. “Kalau tidak benar itu namanya fitnah. Jika benar pun, pastikan penerimanya mendapat manfaat. Kalau tidak untuk apa? Sama saja dengan ghibah,” tegas Rudiantara.

SUMBBER