Namaku Vano, usia 26 tahun, aku tinggal di sebuah kota yang mungkin penduduknya lebih banyak pendatang dari pada penduduk asli, berbaur diantara berbagai macam suku dan agama. Aku bekerja di salah satu perusahaan ekspedisi. Sampai suatu hari,

Aku lagi di kantor, dan kulihat di depanku ada seorang wanita yang lagi duduk di kursi antrian customer, kutaksir umurnya mungkin lebih tua 2-3 tahun dariku. Cantik & dewasa, ya, itulah kesan pertama yang aku tangkap dari wanita yang memakai dress panjang itu.

"Silahkan mbak. Selamat malam, ada yang bisa dibantu?" sapaku memecah keheningan malam itu sambil berdiri dan senyum ke wanita itu
"Gini mas, boleh gak ya aku nitip paketku dulu disini? Mau dikirim tapi belum ada alamat penerimanya" katanya, raut wajahnya seperti gelisah sambil melihat kearah jam tangan nya
“Diambilnya kapan mbak?”
“Besok aku kesini lagi, soalnya sekarang buru-buru mau berangkat kerja”
“Besok jam berapa kesini nya mbak?”
“Sekitar jam segini juga mas, sekalian berangkat kerja”
“Oke boleh, sini saya simpanin dulu”
“Ini mas, makasih ya” katanya sambil menyerahkan sebuah bungkusan yang kalau dilihat dari bentuk luarnya seperti kotak rice cooker tapi isinya tidak begitu berat
“Oke sama-sama mbak” jawabku sambil senyum kepadanya

Wanita itu pun berjalan menuju pintu keluar, tapi belum sampai di pintu, ia balik lagi kearahku

“Oiya mas namanya siapa?”
“Vano” jawabku singkat
“Oke mas Vano, titip ya, besok aku balik lagi kesini” katanya sambil tersenyum lalu berjalan ke pintu keluar