Liputan6.com, Mosul - Ada dua kota yang diklaim sepihak oleh ISIS sebagai 'ibu kotanya': Raqqa di Suriah dan Mosul di Irak. Di kota terakhir, kelompok teroris itu kian terdesak menghadapi gempuran pasukan pemerintah setempat yang didukung koalisi internasional.

Sekitar 70 persen wilayah timur kota tersebut sudah direbut dari tangan ISIS, termasuk kampus Mosul University. Dalam kondisi inilah, Abu Bakr al-Baghdadi mengeluarkan perintah.

Bos ISIS tersebut dilaporkan memberikan dua pilihan pada para militan asing, kembali ke negara mereka atau menjadi bomber bunuh diri dengan imbalan yang konon bisa ditebus dengan surga.

"Lengkap dengan 72 bidadari," ujar seorang sumber di Nineveh kepada Alsumaria News, seperti dikutip dari situs Iraqi News, Senin (16/1/2017).

Baghdadi memberikan pilihan tersebut pada kelompok yang disebut 'tentara dan biro imigran'.

Pasukan Irak, yang didukung serangan udara dan taktik dari koalisi yang dipimpin Amerika Serikat, telah meluncurkan fase kedua perebutan Mosul dari tangan ISIS.

Kampanye perebutan kota yang dianggap benteng terakhir ISIS di Irak itu dilaksanakan sejak Oktober 2016.

Sejak saat itu, dilaporkan terjadi perpecahan, pertikaian, dan tuduhan pengkhianatan di kalangan petinggi ISIS.

Pihak militer dan kepolisian Irak baru-baru ini mengumumkan telah mengendalikan 90 persen wilayah Mosul timur. Mereka berharap bisa bergerak ke barat -- di mana ISIS masih mempertahankan bentengnya yang cukup kuat.

Di sana lah, bos ISIS Baghdadi diyakini berlindung.

Tidur Memakai Sabuk Bunuh Diri
Bos ISIS Abu Bakr al-Baghdadi menjadi salah satu target pertama dalam upaya merebut kembali Mosul.

Intelijen Irak masih berupaya mencari tahu soal keberadaannya. Pihak pemerintah yakin, jika ia tertangkap, maka ISIS kian dekat menuju kehancuran.

"Informasi awal dari pihak intelijen, al-Baghdadi masih ada di Nineveh," kata juru bicara militer Irak, Jawad al-Tleibawi, seperti dikuti dari Daily Star.

"Pasukan keamanan berhasil mengendalikan sisi timur Mosul, sementara bagian baratnya terisolasi dari wilayah Irak secara keseluruhan."

Baghdadi memimpin ISIS sejak 2014 sebelum akhirnya dideklarasikan secara sepihak sebagai 'khalifah' beberapa bulan kemudian.

Sementara, serangan udara pasukan Irak dan koalisi menewaskan tiga komandan ISIS bulan ini. Memicu krisis kepemimpinan di internal kelompok itu.

Kondisi tersebut dilaporkan memaksa Baghdadi bersembunyi. Kolonel Steve Warren dari militer AS atau US Army mengatakan, bos ISIS itu sembunyi karena tahu ia jadi target.

"Yang kami dengar dari intelijen dan sejumlah sumber, meski kami belum bisa memverifikasi, ia bahkan tidur mengenakan rompi bunuh diri," kata dia.
http://global.liputan6.com/read/2829...mu-72-bidadari