29 Des 2016 | 12:25 WIB
JAKARTA (netralitas.com)– Setidaknya 33 orang terluka dalam dua serangan bom terpisah di Filipina. Kabar lain menyebutkan bahwa 10 orang di antaranya tewas.

Bom pertama meledak di Pulau Leyte, Rabu (28/12) malam, dengan korban luka sebanyak 27 orang. Polisi mengatakan para korban tengah menyaksikan pertandingan tinju di Hilongos.

Bom lain yang tidak meledak juga ditemukan di kota yang terletak sekitar 620 kilometer di arah selatan Manila itu. Informasi itu dikonfirmasi wali kota Albert Villahermosa.

Satu bom lagi meledak di sebauh jalan raya di Pulau Mindanau, kira-kira satu jam kemudian. Insiden ini melukai enam orang.

“Satu tiang lampu terlempar akibat ledakan itu,” kata Letnan Kolonel Edgar Delos Reyes.

Ledakan di Aleosan, ratusan kilometer arah selatan Hilongos, cukup dekat dengan lokasi gereja yang dibom pada Malam Natal yang melukai 13 orang.

Polisi mengatakan masih terlalu dini untuk menduga pelaku atau latar belakangnya. Mindanao sering diguncang bom dan berbagai serangan lain oleh ekstremis Muslim yang menganggap puau itu sebagai tanah leluhurnya. Selama ini mereka berusaha memisahkan diri dari pemerintah pusat yang mayoritas Kristen.

Ekstremis Muslim juga dianggap melakukan beberapa pengeboman di luar Mindanao. Salah satunya penemuan bom di dekat kantor Kedutaan Besar AS di Manila, November lalu.

Serangan paling mematikan belum lama ini adalah ledakan di kampung halaman Presiden Rodrigo Duterte di Davao, Mindanao. Ledakan yang terjadi pada September itu merenggut 15 nyawa.

Penulis : Henri Loedji
Editor : Henri Loedji (henriloedji@netralitas.com)

sumber: http://www.netralitas.com/internasio...ncang-filipina