smart.moneyAvatar border
TS
MOD
smart.money
Cotton Ink, Inovasi dan Penetrasi Pasar (2)


Apa yang menjadi pertimbangan Cotton Ink membuka gerai?

Kita pernah membuka toko yang pertama di eX. Pada waktu itu kita test market, lebih ingin tahu bagaimana tanggapan customer, dan ternyata untuk ukuran di mal yang pada waktu itu traffic-nya juga sudah tidak terlalu bagus, pendapatan kami melebihi ekspektasi.

Dari sana kami mulai percaya diri untuk membuka toko di Kemang, tapi untuk toko yang di Kemang alasannya lebih kepada kami ingin memberikan offline shopping experience bagi para customer, yang biasanya kalau belanja Cotton Ink hanya bisa melalui official webstore-nya cottonink.co.id.

Selain itu dirasa penting untuk dapat memberikan brand message yang sama kepada customer, baik secara online maupun offline. Kemungkinan membuka toko lagi tentu ada. Alasannya online store dan offline store, bagi Cotton Ink mempunyai hubungan yang saling mendukung.

Kesulitan atau tantangan apa yang harus dihadapi Cotton Ink kala membuka toko pertama?

Lebih kepada handling the contractor, system, dan man power.

Untuk pemasaran daring, strategi seperti apa yang diterapkan Cotton Ink, apa ada perubahan dari pertama kali meluncur?

Kami mengikuti perkembangan media sosial. Dan kebutuhan kami delapan tahun lalu, kami tumbuh organically melalui media sosial. Saat ini sudah dirasa perlu menggunakan iklan. Tidak ada perubahan drastis, berkembang sesuai kebutuhan saja.

Sebenarnya fesyen seperti apa yang ingin ditunjukkan oleh Cotton Ink?

Casual with a twist.

Bagaimana Cotton Ink menjaga konsistensi kualitas produk hingga konsumen bisa makin luas dan bertambah?

Bagi kami, produk adalah ujung tombak brand. Kami percaya jika produk bagus, maka dia akan berjualan dengan sendirinya. Saat ini, kami mempunyai quality control department untuk menjaga kualitas tiap produk Cotton Ink.

Adakah jadwal khusus bagi Cotton Ink untuk mengeluarkan produk baru? Atau tergantung perancang saja?

New arrivals, seminggu sekali.

Selama Cotton Ink berkiprah, tentu banyak jenama baru bermunculan. Bagaimana Cotton Ink bertahan di persaingan yang ada dan terus berkembang?

Stay true to our identity dan tidak berusaha menjadi berbeda atau orang lain. Kami percaya dengan produk kami. Bagi Ria dan Carline, Cotton Ink mendeskripsikan diri dengan simplicity is key and less is always more.

Deskripsi terlihat jelas dalam lookbook yang diunggah melalui situs. Lookbook menampilkan style Raisa, urban grunge, touch of dark, minimalis, style 60-an, dan masih banyak lagi.

Bagaimana Cotton Ink menyikapi pesatnya pertumbuhan bisnis fesyen daring di Indonesia, khususnya untuk anak muda?

Senang sekali melihat perkembangan fesyen online di Indonesia. Saya percaya bahwa Cotton Ink telah memberikan inspirasi bagi anak muda untuk berbisnis dan telah menjadi benchmarking bagi local brand yang baru saja memulai bisnisnya.

Sebagai jenama yang pernah mendapat penghargaan The Most Innovative Brand, inovasi seperti apa yang dinilai relevan untuk saat ini, khususnya untuk lebih dalam melakukan penetrasi ke pasar?

Banyak cara untuk penetrasi ke pasar. Bisa dibilang "inovasi" karena kan cara yang dilakukan pada waktu itu berhasil dan belum banyak orang melakukannya. Saat ini, kolaborasi yang kami lakukan di 2015 mulai diikuti oleh local brand lain dan masih menjadi salah satu cara yang masih relevan.

Pada 2010, Cotton Ink memperoleh penghargaan The Most Innovative Brand (Cleo Fashion Awad-Jakarta Fashion Week), Most Favorite Brand (Brightspot Market), Best Local Brand (Free Magazine), dan pada 2012 dinobatkan sebagai Merek Lokal Favorit (In Style Magazine).

Untuk desain pakaian, inovasi seperti apa yang kerap dilakukan?

Inovasi lebih kepada pemilihan fabric yang digunakan.

Langkah seperti apa yang dilakukan untuk membedakan produk Cotton Ink dengan para pesaing?

Tentu saja hal ini membutuhkan kerjasama antar departmen, baik dari production yang menghasilkan product, quality control yang menjaga kualitas produk, marketing department yang membungkusnya dengan "story" yang menarik, webstore content department yang membuat image yang bagus dan menjual, hinggal social media team dan bagian shipping, sehingga menjadi satu keutuhan shopping experience.

Cotton Ink membangun cerita dan citra brand, salah satunya dari majalah yang diterbitkan secara berkala di situs. Majalah daring berisi profil, tip fesyen, kiat cantik, foto pelanggan mengenakan koleksi Cotton Ink, rekomendasi tempat makan, destinasi berlibur, hingga informasi produk terkini brand.

Dalam situs, kami menyajikan blog berbagai tema, seperti fesyen, musik, kecantikan, gaya hidup, dan info terbaru. Tak berhenti di situ, brand ini juga mengadakan survei untuk mengetahui tanggapan dari pelanggan.

Cotton Ink terkadang “duet” dengan beberapa figur publik dalam mengeluarkan produk, apakah ini salah satu strategi pemasaran? Dan apa kriteria figur publik yang diajak “duet”?

Our DNA is "casual with a twist", bagi kami collaboration adalah part of our DNA too. Tahun 2015, kami membuat kolaborasi perdana kami bersama Raisa dan sambutannya luar biasa. Awalnya kami tidak melihat ini sebagai strategi pemasaran, tapi lebih kepada mencari "twist" untuk brand kami untuk menghasilkan new story, freshness.

Untuk kriteria, tidak harus public figure, kami juga ingin sekali bekerja sama dengan local artist, illustrators, textile maker, dan tidak menutup kemungkinan dari berbagai background. Karena kami percaya mereka akan menghasilkan "twist" yang kami butuhkan.

Selain Raisa, Cotton Ink juga pernah berkolaborasi dengan Dian Pelangi (desainer), Ayla Dimitri (fashion influencer), Ucita Pohan (penyiar radio), Lizzie Parra (makeup artist), dan masih banyak yang lain. Belum lama ini, brand kami meluncurkan lagi seri #cottoninkxraisa.

Ke depan, apa target atau pencapaian yang ingin dilakukan Cotton Ink?

Untuk online, target kami mencapai satu juta session per month. Untuk offline, tentu saja membuka beberapa toko lagi. Target jangka panjang kami menjadi nomor satu ready to wear fashion brand for Indonesian women.

Jika Spanyol punya Zara, Swedia punya H&M, Jepang punya Uniqlo, then Indonesia boleh berbangga memiliki Cotton Ink.

Sumber : http://smart-money.co/inovasiana/cot...etrasi-pasar-2



0
1.2K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Perencanaan Keuangan
Perencanaan Keuangan
icon
9.1KThread5.6KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.